
Terheboh di 2019
Ramai Soal Unicorn Kebanggaan Jokowi, Tapi Dikuasai Asing
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
31 December 2019 14:29

Meski memiliki valuasi besar, unicorn adalah startup yang sebenarnya masih merugi. Mereka masih aktif melakukan aksi promosi dan marketing berbiaya tinggi, atau istilahnya bakar uang, untuk menjadi pemain utama di pasar dan bahkan melumpuhkan saingannya. Maka dari itu, untuk mendanai hal itu para unicorn membutuhkan suntikan dana dari investor.
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) Hendrik Tio membenarkan bahwa unikorn masih merugi akibat sengitnya perang promo dan fasilitas akan terus terjadi sampai ada dominasi.
"Saat ini belum ada dominasi. Kalau saya lihat masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan," ujar Hendrik Tio di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Hendrik Tio menambahkan startup unicorn Indonesia butuh dana untuk kelangsungan hidupnya. Maklum, perusahaan startup rugi karena perang promo dan fasilitas sementara strategi ini untuk membentuk ekosistem dan mendominasi pasar.
"Unicorn butuh pendanaan untuk kelangsungan hidup dan menjaga growth (pertumbuhan) mereka karena kalau stagnan akan jadi pertanyaan investor," tambah Hendrik Tio.
"Makin besar makin butuh [dana] lebih. Ekspansi juga wajar karena tujuannya dominasi market."
(roy/roy)
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) Hendrik Tio membenarkan bahwa unikorn masih merugi akibat sengitnya perang promo dan fasilitas akan terus terjadi sampai ada dominasi.
"Saat ini belum ada dominasi. Kalau saya lihat masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan," ujar Hendrik Tio di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
"Unicorn butuh pendanaan untuk kelangsungan hidup dan menjaga growth (pertumbuhan) mereka karena kalau stagnan akan jadi pertanyaan investor," tambah Hendrik Tio.
"Makin besar makin butuh [dana] lebih. Ekspansi juga wajar karena tujuannya dominasi market."
(roy/roy)
Pages
Most Popular