
IndoXXI Pamit dan Perpisahan Netizen untuk Lebahganteng
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
26 December 2019 08:23

Banyak pihak yang bertanya sebenarnya dari bisnis ini, bagaimana IndoXXI bisa mendapat keuntungan? Beberapa analis menilai iklan menjadi kunci cuan situs ini.
"Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari Detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. "Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman," katanya.
Analis keamanan siber lain Vaksin.com, Alfons Tanujaya menjelaskan model bisnis yang digunakan oleh IndoXXI merupakan murni pembajakan. Hal ini tak ubahnya dengan kios dvd bajakan.
"Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja," ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
"Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu," jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstall aplikasi sebelum mendownload film.
"Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis," jelasnya.
(sef/sef)
"Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari Detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. "Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman," katanya.
"Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja," ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
"Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu," jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstall aplikasi sebelum mendownload film.
"Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis," jelasnya.
(sef/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular