
Skandal Tahun Ini, Ratusan Juta Data User Facebook Bocor
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
21 December 2019 16:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini data Facebook kembali bocor. Sebanyak 267 juta data pengguna Facebook beredar di dunia maya. Database yang bocor itu berisi user ID, nomor telepon, dan nama lengkap.
Bocornya data pengguna Facebook kerap kali terjadi. Sebelumnya pada April lalu tim Risiko Siber UpGuard mengumumkan dalam sebuah unggahan blog bahwa situs berita asal Mexico City, Cultura Colectiva, menggunakan beberapa server Amazon untuk secara terbuka menyimpan 540 juta data para pengguna Facebook, termasuk nomor identifikasi, komentar, reaksi, dan nama akun.
Selain itu juga ada database lain dari sebuah aplikasi bernama At the Pool, berisi nama, password, dan alamat email dari 22 ribu orang.
Desember 2018 juga terjadi hal serupa berupa bocornya foto-foto pengguna facebook. Facebook mengumumkan bahwa situs jejaring sosial tersebut terkena bug dan membuat foto 6,8 juta pengguna bocor kepada pihak ketiga.
Dilansir dari CNN Internasional, perusahaan mengatakan bug baru-baru ini mengizinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mengakses foto yang mungkin tidak dibagikan oleh publik.
Facebook meyakini sebanyak 6,8 juta pengguna bisa terpengaruh kebocoran ini. Foto-foto yang mulai diunggah oleh pengguna ke Facebook tetapi tidak dikirim dapat diakses bersama dengan gambar yang diposting ke Facebook Stories.
Facebook juga sempat membuat pengakuan mengejutkan bahwa data personal dari 87 juta penggunanya bocor, dan kabarnya disalahgunakan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud adalah perusahaan riset bernama Cambridge Analytica yang diyakini membantu kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Bahkan saat itu Indonesia termasuk salah satu negara di luar Amerika Serikat yang kebocoran datanya paling tinggi, yakni sekitar 1 juta akun.
(dob/dob) Next Article Skandal Cambridge Analityca Sudah Diendus Facebook di 2015?
Bocornya data pengguna Facebook kerap kali terjadi. Sebelumnya pada April lalu tim Risiko Siber UpGuard mengumumkan dalam sebuah unggahan blog bahwa situs berita asal Mexico City, Cultura Colectiva, menggunakan beberapa server Amazon untuk secara terbuka menyimpan 540 juta data para pengguna Facebook, termasuk nomor identifikasi, komentar, reaksi, dan nama akun.
Selain itu juga ada database lain dari sebuah aplikasi bernama At the Pool, berisi nama, password, dan alamat email dari 22 ribu orang.
Desember 2018 juga terjadi hal serupa berupa bocornya foto-foto pengguna facebook. Facebook mengumumkan bahwa situs jejaring sosial tersebut terkena bug dan membuat foto 6,8 juta pengguna bocor kepada pihak ketiga.
Dilansir dari CNN Internasional, perusahaan mengatakan bug baru-baru ini mengizinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mengakses foto yang mungkin tidak dibagikan oleh publik.
Facebook meyakini sebanyak 6,8 juta pengguna bisa terpengaruh kebocoran ini. Foto-foto yang mulai diunggah oleh pengguna ke Facebook tetapi tidak dikirim dapat diakses bersama dengan gambar yang diposting ke Facebook Stories.
Facebook juga sempat membuat pengakuan mengejutkan bahwa data personal dari 87 juta penggunanya bocor, dan kabarnya disalahgunakan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud adalah perusahaan riset bernama Cambridge Analytica yang diyakini membantu kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Bahkan saat itu Indonesia termasuk salah satu negara di luar Amerika Serikat yang kebocoran datanya paling tinggi, yakni sekitar 1 juta akun.
(dob/dob) Next Article Skandal Cambridge Analityca Sudah Diendus Facebook di 2015?
Most Popular