
Heboh Spyware WhatsApp Milik Perusahaan Israel Buat Sadap HP
Roy Franedya, CNBC Indonesia
04 November 2019 11:55

Jakarta, CNBC Indonesia - WhatsApp mengungkap aksi penyadapan dan memata-matai yang dilakukan NSO Group. Perusahaan Israel disebut melepas spyware WhatsApp untuk membajak ponsel targetnya.
WhatsApp menyebut setidaknya ada 1.400 pengguna yang menjadi korban pada aksi yang dilakukan bulan Mei 2019 lalu ini. Setidaknya ada 100 korban yang memiliki hubungan dengan politik. Mereka adalah pengacara, wartawan, aktivis HAM, pembangkang politik, diplomat hingga pejabat pemerintahan asing senior. Seseorang yang punya kepentingan pada kepolisian dan badan intelijen, juga jadi target.
Melansir dari Reuters, Senin (3/11/2019), NSO Group diduga menggunakan spyware canggihnya bernama Pegasus untuk menyusup ke ponsel melalui WhatsApp Call. Spyware ini bisa masuk meski WhatsApp Call tidak diangkat oleh korban.
Spyware WhatsApp memang sempat heboh. Bahkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengeluarkan imbauan agar pengguna WhatsApp di Indonesia melakukan update software WhatsApp karena berbahaya tersebut.
Kini masalah ini sudah dibawa ke ranah hukum. Induk WhatsApp, Facebook resmi menggugat NSO Group atas kasus spyware yang memata-matai dan menyadap ponsel targetnya. Facebook juga menggugat Q Cyber, perusahaan yang terafiliasi dengan NSO Group dalam kasus yang sama.
Facebook menuduh NSO Group telah memfasilitasi aksi memata-matai melalui WhatsApp di 20 negara. Meksiko, Uni Emirat Arab dan Bahrain sudah teridentifikasi akan aksi spyware ini.
NSO Group sendiri membantah tudingan tersebut. Dalam keterangan resminya, mereka menyebut akan sekuat tenaga membantah tuduhan tersebut.
"Kami membantah tuduhan yang disampaikan dan dengan sekuat tenaga akan melawan tuduhan tersebut," ujar NSO Group. "Satu-satunya tujuan NSP adalah menyediakan teknologi bagi intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi guna membantu mereka. memerangi terorisme dan kejahatan serius."
(roy/sef) Next Article Cara Cek Versi WA Android HP Kamu Agar Tak Mudah Di-Hack
WhatsApp menyebut setidaknya ada 1.400 pengguna yang menjadi korban pada aksi yang dilakukan bulan Mei 2019 lalu ini. Setidaknya ada 100 korban yang memiliki hubungan dengan politik. Mereka adalah pengacara, wartawan, aktivis HAM, pembangkang politik, diplomat hingga pejabat pemerintahan asing senior. Seseorang yang punya kepentingan pada kepolisian dan badan intelijen, juga jadi target.
Melansir dari Reuters, Senin (3/11/2019), NSO Group diduga menggunakan spyware canggihnya bernama Pegasus untuk menyusup ke ponsel melalui WhatsApp Call. Spyware ini bisa masuk meski WhatsApp Call tidak diangkat oleh korban.
![]() |
Kini masalah ini sudah dibawa ke ranah hukum. Induk WhatsApp, Facebook resmi menggugat NSO Group atas kasus spyware yang memata-matai dan menyadap ponsel targetnya. Facebook juga menggugat Q Cyber, perusahaan yang terafiliasi dengan NSO Group dalam kasus yang sama.
Facebook menuduh NSO Group telah memfasilitasi aksi memata-matai melalui WhatsApp di 20 negara. Meksiko, Uni Emirat Arab dan Bahrain sudah teridentifikasi akan aksi spyware ini.
NSO Group sendiri membantah tudingan tersebut. Dalam keterangan resminya, mereka menyebut akan sekuat tenaga membantah tuduhan tersebut.
"Kami membantah tuduhan yang disampaikan dan dengan sekuat tenaga akan melawan tuduhan tersebut," ujar NSO Group. "Satu-satunya tujuan NSP adalah menyediakan teknologi bagi intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi guna membantu mereka. memerangi terorisme dan kejahatan serius."
(roy/sef) Next Article Cara Cek Versi WA Android HP Kamu Agar Tak Mudah Di-Hack
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular