Terpopuler Pekan Ini

Melihat Fenomena Ojol Baru Bonceng, Bakal Sikat Gojek-Grab?

Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
02 November 2019 07:06
Saingi Gojek dan Grab Itu Berat...!
Foto: Ojek Online Bonceng (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Menurut studi yang dilakukan oleh lembaga riset Spire Research and Consulting terhadap 280 responden, brand Gojek dan Grab merupakan merek yang sangat populer. Keduanya telah menjelma menjadi aplikasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari penggunanya.

Responden yang menggunakan ojek ride hailing 1-2 kali dalam sehari mencapai 58% (Grab Bike) dan 64% (GoJek). Sedangkan penggunaan ride hailing mobil 1-2 kali dalam seminggu 25% (Go-Car).

Tren juga menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi adalah harga dan promo. Dengan adanya perang harga yang terjadi antara kedua perusahaan rintisan tersebut secara tidak langsung membuat pengguna memiliki karakteristik yang price sensitive.

Pengguna akan memilih aplikasi yang menawarkan harga termurah dan promo terbesar. Itulah yang membuat pengguna cenderung tidak loyal terhadap satu brand.

Menurut studi Spire Research and Consulting, terdapat 50% pengguna GoJek yang loyal (hanya menggunakan GoJek, tidak aplikasi lain), dan terdapat 66% user Grab yang loyal (hanya menggunakan Grab, tidak aplikasi lain).

Untuk bisa masuk menyaingi mereka berdua tentu harus siap dengan back up pendanaan yang besar dan kuat.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kedua perusahaan rintisan Gojek dan Grab didanai oleh investor strategis seperti Google, Temasek, KKR dll yang membuat mereka berdua menyandang gelar decacorn alias bisnis dengan valuasi mencapai US$ 10 miliar atau Rp. 140 Triliun (asumsi kurs rupiah 14.000/USD).

Artinya perang harga dan promo yang lebih dikenal dengan istilah bakar uang tadi bukan level playing field bagi ojol baru dengan modal kecil dan tidak memiliki akses pendanaan ke investor strategis.

Berat memang kalau mau menyaingi hegemoni Gojek dan Grab. Namun, jangan khawatir bahwa peluang masih ada.

Kalau dilihat dari tipe pengguna/pelanggan yang cenderung kurang loyal terhadap satu brand, hal itu bisa dimanfaatkan untuk menggaet pelanggan. Tentu dengan racikan strategi diferensiasi dan model bisnis yang jelas.

Strategi diferensiasi dapat dilakukan dengan fokus pada customer experience. Hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara mulai dari model transaksi, dimensi layanan hingga model dari platform.

Ojek online baru juga bisa memanfaatkan daerah-daerah urban dengan tingkat adopsi teknologi digital yang tinggi, namun penetrasi Gojek dan Grab belum optimal. Strategi ini dalam pemasaran disebut sebagai flanking strategy. Selain itu kolaborasi dengan berbagai pihak sepanjang rantai nilai bisnis untuk mendukung eksistensi bisnis juga mutlak diperlukan.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular