Singapura Komersialkan Internet 5G Tahun Depan, RI Kapan?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
17 October 2019 19:46
Singapura Komersialkan Internet 5G Tahun Depan, RI Kapan?
Jakarta, CNBC IndonesiaSingapura akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengkomersialkan internet 5G dengan meluncurkan layanan ini pada 2020. Teknologi ini akan menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi digital negara kota tersebut.

Regulator telekomunikasi Singapura, Infocomm Media Development Authority (IMDA) mengatakan pada 2022 paling tidak 50% Singapura akan menyediakan jaringan 5G Mandiri. Perusahaan akan dikenakan biaya US$40,18 juta untuk setiap lot spektrum yang diinginkan.


Teknologi 5G mengacu pada generasi kelima dari internet seluler berkecepatan tinggi yang bertujuan untuk memberikan kecepatan data yang lebih cepat. Jaringan mandiri mengacu pada infrastruktur yang dirancang menggunakan teknologi spesifik 5G dan diperlukan untuk mengembangkan smart pabrik, kendaraan otonom, dan internet of things.

IMDA mengatakan pada 2022 paling tidak 50% Singapura akan menyediakan jaringan 5G Mandiri. Perusahaan akan dikenakan biaya US$40,18 juta untuk setiap lot spektrum yang diinginkan. Lisensi spektrum diharapkan akan diberikan pada pertengahan 2020 dan akan berlaku selama 16 tahun.

Singapura Komersialkan Internet 5G Tahun Depan, RI Kapan?Foto: 5G (REUTERS/Yves Herman)

Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura S Iswaran mengatakan memiliki dua jaringan 5G mandiri untuk "memastikan tersedianya cakupan yang cukup luas yang memberikan manfaat bagi konsumen dan bisnis," ujarnya seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (17/10/2019).

Iswaran menambahkan berkaca pada masa lalu pada teknologi 3G dan 4G, biaya akan cenderung mahal di awal namun akan tercapai keseimbangan harga di pasar.


Sebelumnya, operator jaringan terbesar di negara kota, Singapore Telecommunications, telah meminta IMDA untuk memberikan lisensi jaringan 5G secara gratis. Singapura sendiri sudah menghabiskan US$30 juta untuk uji coba 5G.

Komersialisasi 5G telah dilakukan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan China.




Berlanjut ke halaman 2 >>>


Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan teknologi 5G belum cocok dengan sektor ritel di Indonesia. Teknologi ini baru bisa digunakan untuk sektor korporasi karena dibutuhkan dan ditanggung perusahaan.

"Masalah bandwitch dan infrastuktur pendukung bisa diselesaikan. Tinggal dibuatkan saja aturannya," ujar Rudiantara.


Rudiantara menambahkan penggunaan teknologi 5G akan membuat kemampuan download 10 kali lebih cepat dari teknologi 4G tetapi biaya yang harus ditanggung konsumen lebih mahal.

"Apakah konsumen di Indonesia mau membayar tiga kali lebih mahal dari tarif yang mereka tanggung saat ini? Belum tentu mau. Tarif paket data Indonesia memang terlalu murah," ungkap Rudiantara.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular