Internasional

Singapura Dapat Berkah Rp 56 T dari Kekacauan Hong Kong

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
17 October 2019 13:33
Goldman Sachs memprediksi Singapura memperoleh berkah US$ 4 miliar karena kekacauan di Hong Kong
Foto: (AP Photo / Felipe Dana)
Jakarta, CNBC Indonesia- Goldman Sachs memprediksi Singapura memperoleh berkah US$ 4 miliar (Rp 56 triliun) karena kekacauan di Hong Kong.

Angka ini merupakan estimasi tertinggi bank investasi itu, terkait uang yang dipindahkan ke Singapura, karena tensi politik yang meningkat di Hong Kong.


Per Agustus, Goldman Sachs melihat ada capital outflow yang besar dari deposito dolar Hong Kong. Jumlahnya mencapai US$ 3-US$ 4 miliar ke Singapura.

Dari data Badan Moneter Hong Kong, deposito mata uang lokal turun 1,6% ke US$ 873 miliar di Agustus 2019 dari bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan terbesar dalam setahun terakhir.

Kegiatan IPO merosot tajam. Meski ada peningkatan sedikit di tiga minggu pertama September, kekerasan yang meningkat membuat kegiatan IPO turun tajam.

"Kami menemukan aliran modal keluar dari deposito valas dalam HKD di Hong Kong dan arus masuk deposito valas di Singapura," tulis analis Goldman Sachs Gurpreet Singh Sahi dan Yingqiang Guo sebagaimana ditulis Bloomberg, Kamis (17/10/2019).


"Kami percaya perdebatan atas alur keluar di Hong Kong atau likuiditas akan tetap terjadi dan data di September (and lebih dari itu) secara kritis menghadapi hal yang sama,".

Deposito valas di bank domestik dan internasional di Singapura tercatat meningkat US$ 12,8 miliar di Agustus, dari data awal Badan Moneter Singapura. Peningkatan terbesar terjadi di Juli dan Agustus, ketika ada kenaikan dengan total US$ 5 miliar atau sekitar 64% dalam dua bulan saja.

Demonstrasi Hong Kong sudah terjadi selama 4 bulan terakhir. Demonstrasi yang berawal dari RUU Ekstradisi kini mengarah ke demokratisasi Hong Kong.

Pada awal Oktober pemerintah Hong Kong menerbitkan aturan darurat yang melarang penggunaan penutup wajah pada demo Hong Kong. Akibatnya kekerasan meningkat dalam demo yang dilakukan tiap akhir pekan.

Sementara itu, kontraksi ekonomi yang terjadi di kuartal kedua 2019 di Hong Kong, diperkirakan juga akan terjadi di kuartal ketiga ini. Sejumlah ekonom percaya, data-data yang ada masih menunjukkan penurunan.

Sebelumnya di Q1 2019, Hong Kong masih menunjukkan pertumbuhan positif 1,3%. Namun di Q2 2019, pertumbuhan ekonomi terjun ke -0,4%.

Ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3% di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1%.

Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1%. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3%.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Gara-gara Demo, Uang Hong Kong Rp 56 T Terbang ke Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular