Ekonomi Digital Meroket Tapi Serapan Tenaga Kerja Kok Lesu?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 October 2019 16:37
Skill dan SDM yang Mumpuni Kurang
Foto: Infografis/ Dibanggakan Jokowi, Ini Potret Suram Pasar Tenaga Kerja RI/Aristya Raahadian Krisabella

Permintaan tenaga kerja digital mencapai 600 ribu/tahun menurut Giri Kuncoro, Software Engineer Gojek. Artinya dari pertambahan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya yang mencapai angka 1,81 juta kalau dilihat dari segi demand, 30% membutuhkan kemampuan digital.

Jumlah tersebut masih belum dapat terpenuhi. Kalau ini terus terjadi hingga 10 tahun ke depan, maka akan ada gap hingga 6-7 juta. Menurut estimasi Bekraf di tahun 2030 jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk ekonomi digital mencapai 17 juta.


Well, berarti secara kuantitas tenaga kerja Indonesia untuk ekonomi digital masih kurang. Secara kemampuan digital Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan negara Asia Tenggara lain.

Menurut World Digital Competitiveness Report yang dirilis oleh lembaga riset global IMD, untuk skill digital Indonesia berada di peringkat 41, masih kalah dengan Malaysia dan Singapura.


Sebagai pembanding juga ditampilkan evaluasi skills menurut laporan World Economic Forum (WEF) yang berjudul The Network Readiness Indeks yang mengukur kemampuan masyarakat dalam menggunakan ICT secara efektif.



Untuk menambal kesenjangan itu, pemerintah perlu kerja sama yang solid dengan berbagai institusi seperti pendidikan tinggi dan vokasi untuk mengkaji kurikulum.

Kebutuhan skill di bidang data science, artificial intelligence dan big data analytics ke depan akan semakin tinggi sehingga selain masalah kurikulum, masalah upskilling dan reskilling juga jadi hal yang penting mengingat bahwa sebenarnya populasi uisia produktif di Indonesia tergolong tinggi dengan adanya bonus demografi. Sebagai catatan, lebih dari 50% populasi Indonesia berada di bawah 30 tahun.



(TIM RISET CNBC INDONESIA)


(twg/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular