
Saham Apple Masih akan Menghijau, Apa Iya Karena iPhone 11?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 September 2019 20:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca melejit 1,18% pada perdagangan kemarin (10/9/2019) ke level US$ 216,7/unit, harga saham Apple belum akan berhenti mencetak apresiasi. Hingga berita ini diturunkan, pada sesi perdagangan extended hours, harga saham perusahaan berlogo apel kroak tersebut menguat 0,41%.
Banyak pihak mengatakan bahwa peluncuran iPhone seri baru menjadi penyebab dibalik melesatnya harga saham Apple. Kemarin waktu setempat, perusahaan meluncurkan tiga tipe iPhone seri baru, yakni iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max.
Pembaruan yang paling kentara bisa didapati pada dua seri iPhone yang mengusung embel-embel kata "Pro", yakni di sisi kamera. Untuk kali pertama dalam sejarah, perusahaan memperkenalkan ponsel pintar yang mengusung tiga buah kamera. Sementara untuk iPhone 11, hanya disematkan dua buah kamera seperti yang bisa didapati pada iPhone X, iPhone XS, dan iPhone XS Max.
Ketiga kamera pada iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max mengusung jenis lensa yang berbeda-beda, yakni wide camera, ultra wide camera, dan telephoto camera.
Kamera utama yakni wide camera disokong oleh fitur Optical Image Stabilization (OIS) dan memiliki bukaan lensa f/1.8. Kamera kedua yang memiliki lensa telephoto memiliki kemampuan 2x optical zoom dengan bukaan lensa f/2.0. Sementara itu, kamera ketiga yang memiliki lensa ultra wide mampu membidik objek dengan bidang hingga 120 derajat.
Untuk diketahui, ponsel pintar dengan tiga kamera belakang memang sedang tenar belakangan ini. Pabrikan asal China seperti Xiaomi, Vivo, dan Oppo menjadi nama-nama yang mempopulerkan teknologi tersebut.
Namun, investor tampak terperangah dengan keputusan Apple dalam menetapkan banderol harga untuk iPhone 11. Sama seperti pada tahun lalu dalam hajatan yang juga digelar bulan September, Apple merilis tiga tipe iPhone yakni iPhone XR, iPhone XS, dan iPhone XS Max. Harga jual dari masing-masing jenis iPhone tersebut pada saat peluncuran adalah US$ 749, US$ 999, dan US$ 1.099, dilansir dari CNET.
Nah, untuk iPhone 11 yang merupakan iPhone seri termurah yang dirilis tahun ini, Apple akan melegonya mulai dari US$ 699 atau lebih murah US$ 50 dari iPhone XR yang merupakan iPhone seri termurah yang dirilis pada tahun lalu.
Keputusan Apple untuk melego iPhone 11 dengan harga yang terbilang murah memang patut diapresiasi oleh pelaku pasar jika mengingat iPhone XR merupakan seri iPhone yang paling laris di sepanjang tahun 2018, seperti dilansir dari CNBC International.
Dengan membanderol harga yang murah untuk iPhone tipe termurah (yang sudah terbukti menjadi yang terlaris), Apple terlihat berambisi untuk mendongkrak laba bersih menggunakan volume penjualan yang tinggi ketimbang marjin yang besar.
Strategi ini juga bisa berbuah manis jika mengingat dalam beberapa waktu terakhir pangsa pasar Apple di kancah persaingan ponsel pintar dunia sudah tergerus lumayan dalam.
Melansir International Data Corporation (IDC), pangsa pasar Apple per kuartal II-2019 hanya tersisa 10,1%, dari yang sebelumnya 12,1% pada periode yang sama tahun lalu (kuartal II-2018). Pada kuartal I-2019, pangsa pasar dari perusahaan yang bermarkas di Cupertino tersebut masih berada di angka 11,7%.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2018 Apple masih menempati posisi dua dari deretan penguasa pasar ponsel pintar dunia, di bawah Samsung yang memiliki pangsa pasar sebesar 23,5%. Per kuartal II-2019, posisi dua justru ditempati oleh Huawei yang memiliki pangsa pasar hingga 17,6%. Samsung masih merajai pasar ponsel pintar dunia dengan pangsa pasar 22,7%.
Dihadirkannya iPhone dengan banderol yang murah bisa menjadi kunci bagi Apple untuk meraup kembali konsumen yang berpindah hati ke ponsel pintar buatan pabrikan lain, sekaligus mencoba menggaet para pengguna yang sebelumnya enggan menggunakan ponsel buatan Apple lantaran terganjal masalah harga.
Selain karena banderol murah yang disematkan Apple atas iPhone 11, harga saham Apple juga melesat seiring dengan kejutan yang datang dari pengumuman harga layanan Apple TV+. Untuk diketahui, Apple TV+ merupakan layanan television streaming seperti Netflix dan Disney+. Apple TV+ hanya akan dibanderol seharga US$ 4,99/bulan dan akan bisa dinikmati pengguna pada tanggal 1 November.
Sekedar mengingatkan, pelaku pasar sempat dibuat terkejut kala Disney meluncurkan Disney+ pada bulan April dengan banderol US$ 6,99/bulan. Kini, Apple menjadi penyedia layanan television streaming termurah dengan Apple TV+.
Seiring dengan pengumuman harga dari Apple TV+, harga saham Netflix ambruk 2,16% pada perdagangan kemarin. Pada sesi perdagangan extended hours hari ini, harga saham perusahaan kembali jatuh, yakni sebesar 0,6%.
Ada ekspektasi yang besar bahwa Apple TV+ akan menjadi kunci dari upaya Apple untuk melepas ketergantuan dirinya dari penjualan perangkat keras dan menjadi perusahaan penyedia layanan entertainment yang kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article iPhone 11 Masih Berusia 1 Bulan, Inikah Bocoran iPhone 12?
Banyak pihak mengatakan bahwa peluncuran iPhone seri baru menjadi penyebab dibalik melesatnya harga saham Apple. Kemarin waktu setempat, perusahaan meluncurkan tiga tipe iPhone seri baru, yakni iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max.
Pembaruan yang paling kentara bisa didapati pada dua seri iPhone yang mengusung embel-embel kata "Pro", yakni di sisi kamera. Untuk kali pertama dalam sejarah, perusahaan memperkenalkan ponsel pintar yang mengusung tiga buah kamera. Sementara untuk iPhone 11, hanya disematkan dua buah kamera seperti yang bisa didapati pada iPhone X, iPhone XS, dan iPhone XS Max.
Ketiga kamera pada iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max mengusung jenis lensa yang berbeda-beda, yakni wide camera, ultra wide camera, dan telephoto camera.
![]() |
Kamera utama yakni wide camera disokong oleh fitur Optical Image Stabilization (OIS) dan memiliki bukaan lensa f/1.8. Kamera kedua yang memiliki lensa telephoto memiliki kemampuan 2x optical zoom dengan bukaan lensa f/2.0. Sementara itu, kamera ketiga yang memiliki lensa ultra wide mampu membidik objek dengan bidang hingga 120 derajat.
Untuk diketahui, ponsel pintar dengan tiga kamera belakang memang sedang tenar belakangan ini. Pabrikan asal China seperti Xiaomi, Vivo, dan Oppo menjadi nama-nama yang mempopulerkan teknologi tersebut.
Namun, investor tampak terperangah dengan keputusan Apple dalam menetapkan banderol harga untuk iPhone 11. Sama seperti pada tahun lalu dalam hajatan yang juga digelar bulan September, Apple merilis tiga tipe iPhone yakni iPhone XR, iPhone XS, dan iPhone XS Max. Harga jual dari masing-masing jenis iPhone tersebut pada saat peluncuran adalah US$ 749, US$ 999, dan US$ 1.099, dilansir dari CNET.
Nah, untuk iPhone 11 yang merupakan iPhone seri termurah yang dirilis tahun ini, Apple akan melegonya mulai dari US$ 699 atau lebih murah US$ 50 dari iPhone XR yang merupakan iPhone seri termurah yang dirilis pada tahun lalu.
Keputusan Apple untuk melego iPhone 11 dengan harga yang terbilang murah memang patut diapresiasi oleh pelaku pasar jika mengingat iPhone XR merupakan seri iPhone yang paling laris di sepanjang tahun 2018, seperti dilansir dari CNBC International.
![]() |
Dengan membanderol harga yang murah untuk iPhone tipe termurah (yang sudah terbukti menjadi yang terlaris), Apple terlihat berambisi untuk mendongkrak laba bersih menggunakan volume penjualan yang tinggi ketimbang marjin yang besar.
Strategi ini juga bisa berbuah manis jika mengingat dalam beberapa waktu terakhir pangsa pasar Apple di kancah persaingan ponsel pintar dunia sudah tergerus lumayan dalam.
Melansir International Data Corporation (IDC), pangsa pasar Apple per kuartal II-2019 hanya tersisa 10,1%, dari yang sebelumnya 12,1% pada periode yang sama tahun lalu (kuartal II-2018). Pada kuartal I-2019, pangsa pasar dari perusahaan yang bermarkas di Cupertino tersebut masih berada di angka 11,7%.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2018 Apple masih menempati posisi dua dari deretan penguasa pasar ponsel pintar dunia, di bawah Samsung yang memiliki pangsa pasar sebesar 23,5%. Per kuartal II-2019, posisi dua justru ditempati oleh Huawei yang memiliki pangsa pasar hingga 17,6%. Samsung masih merajai pasar ponsel pintar dunia dengan pangsa pasar 22,7%.
Dihadirkannya iPhone dengan banderol yang murah bisa menjadi kunci bagi Apple untuk meraup kembali konsumen yang berpindah hati ke ponsel pintar buatan pabrikan lain, sekaligus mencoba menggaet para pengguna yang sebelumnya enggan menggunakan ponsel buatan Apple lantaran terganjal masalah harga.
Selain karena banderol murah yang disematkan Apple atas iPhone 11, harga saham Apple juga melesat seiring dengan kejutan yang datang dari pengumuman harga layanan Apple TV+. Untuk diketahui, Apple TV+ merupakan layanan television streaming seperti Netflix dan Disney+. Apple TV+ hanya akan dibanderol seharga US$ 4,99/bulan dan akan bisa dinikmati pengguna pada tanggal 1 November.
Sekedar mengingatkan, pelaku pasar sempat dibuat terkejut kala Disney meluncurkan Disney+ pada bulan April dengan banderol US$ 6,99/bulan. Kini, Apple menjadi penyedia layanan television streaming termurah dengan Apple TV+.
Seiring dengan pengumuman harga dari Apple TV+, harga saham Netflix ambruk 2,16% pada perdagangan kemarin. Pada sesi perdagangan extended hours hari ini, harga saham perusahaan kembali jatuh, yakni sebesar 0,6%.
Ada ekspektasi yang besar bahwa Apple TV+ akan menjadi kunci dari upaya Apple untuk melepas ketergantuan dirinya dari penjualan perangkat keras dan menjadi perusahaan penyedia layanan entertainment yang kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article iPhone 11 Masih Berusia 1 Bulan, Inikah Bocoran iPhone 12?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular