Permintaan Lesu, Laba Bersih Samsung Amblas 56,9%

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 April 2019 11:55
Laba bersih Samsung pada periode Januari-Maret hanya sebesar 5,04 triliun won (US$ 4,3 miliar).
Foto: Hadirin di Samsung Electronics Co Ltd menguji perangkat baru perusahaan di San Francisco, California, AS, 20 Februari 2019 REUTERS / Stephen Nellis
Seoul, CNBC Indonesia - Samsung Electronics, perusahaan pembuat chip memori dan smartphone terbesar di dunia, melaporkan penurunan laba bersih di kuartal pertama, Selasa (30/4/2019), di tengah melemahnya pasar chip.

Laba bersih Samsung pada periode Januari-Maret hanya mencapai 5,04 triliun won (Rp 61,3 triliun). Ini merupakan capaian terendah sejak kuartal ketiga 2016, kata perusahaan, dan turun 56,9% secara year-on-year (yoy).

Perusahaan ini adalah anak perusahaan andalan raksasa Samsung Group, dan sejauh ini yang terbesar dari konglomerat yang dikendalikan keluarga yang mendominasi bisnis di ekonomi terbesar ke-11 di dunia itu. Bahkan, melansir AFP, perusahaan ini sangat penting bagi ekonomi Korea Selatan.

Samsung Electronics telah mencatatkan keuntungan yang melesat tajam dalam beberapa tahun terakhir meskipun ada sejumlah masalah, termasuk penarikan ponsel dan fakta bahwa pimpinan de facto-nya dipenjara.


Namun, kondisi bisnis kini berubah karena harga chip jatuh akibat meningkatnya pasokan global dan permintaan melemah.

Perusahaan ini juga menghadapi peningkatan persaingan di pasar ponsel pintar dari pesaing China seperti Huawei, yang pada 2017 mengalahkan Apple dengan menjadi perusahaan ponsel terbesar kedua. Huawei juga menjual perangkat berkualitas dengan harga lebih rendah.

"Tampilan seluler mengalami permintaan yang lebih lambat dan persaingan yang semakin ketat dengan LCD LTPS," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Permintaan Lesu, Laba Bersih Samsung Amblas 56,9%Foto: Samsung Galaxy S10e, S10, S10 + dan Samsung Galaxy S10 5G. REUTERS/Henry Nicholls

"Layar besar juga terpukul oleh penurunan harga panel LCD di tengah musim yang lemah," tambahnya.

Samsung meluncurkan smartphone S10 5G awal bulan ini, setelah Korea Selatan memenangkan perlombaan global untuk meluncurkan secara komersial jaringan 5G nasional pertama di dunia.

Namun pekan lalu, perusahaan itu membuat keputusan besar untuk menunda peluncuran ponsel pintar Galaxy Fold-nya yang dibanderol seharga US$ 2.000 atau Rp 30 jutaan setelah pada peninjauan awal ditemukan ada masalah di layarnya hanya dalam beberapa hari penggunaan.

Meski Galaxy Fold Samsung bukan ponsel lipat pertama, namun raksasa smartphone ini diperkirakan akan memperoleh permintaan yang tinggi dan berpotensi menghidupkan kembali sektor yang telah berjuang untuk inovasi baru ini.


Samsung memasok layar dan chip memori untuk smartphone mereka sendiri dan juga untuk Apple, dan chip server untuk beberapa perusahaan cloud seperti Amazon.

Angka-angka tersebut dihasilkan setelah SK Hynix dari Korea Selatan, pembuat chip memori terbesar kedua di dunia, juga mencatatkan penurunan laba operasional lebih dari dua pertiganya pada kuartal pertama.
(prm) Next Article Q3-2019, Laba Samsung Diprediksi Merosot 56%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular