
Grab Akan Tumbuh 4 Kali Lebih Besar dari Kompetitor
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
22 April 2019 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab Holding memproyeksikan bisa meningkatkan dana sebesar US$ 6,5 miliar dari total modal pada akhir 2019. Grab juga berencana ekspansi dan akuisisi di regional dengan lebih agresif tahun ini, dan menjadi empat kali lebih besar dibandingkan kompetitor terdekatnya.
Grab juga berencana akan berinvestasi secara agresif di seluruh wilayah regional tahun ini. Pertimbangan ini berdasarkan dukungan SoftBank dan investor strategis utama lainnya. Sebelumnya SoftBank dan investor strategis lain berinvestasi di Grab senilai US$ 4,5 miliar pada putaran seri H. Dari SoftBank Vision Fund, Grab mendapatkan pendanaan US$ 1,46 miliar. Kemitraan dengan SoftBank telah berjalan sejak 2014.
Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan mengatakan dukungan dari investor strategis seperti SoftBank dan yang lainnya memungkinkan Grab tumbuh sangat agresif di semua platformnya. Menurut dia seluruh platform seperti pembayaran, transportasi, dan makanan akan tumbuh sangat pesat.
Bahkan pada akhir tahun Grab bisa tumbuh empat kali lebih besar dari pesaingnya terdekatnya di Indonesia saat ini, juga di wilayah regional. Meski Anthony tidak menyebutkan siapa pesaing terdekatnya, kemungkinan yang dimaksud adalah Gojek, penyedia layanan ride hailing sekaligus dari Indonesia.
"Saya bertemu Masayoshi-san minggu lalu di mana dia memberikan dukungan tak terbatas untuk memperkuat pertumbuhan kami," kata Anthony, Senin (22/04/2019).
Seiring pertumbuhan Grab menjadi aplikasi super terkemuka di Asia Tenggara, Anthony melihat peluang besar untuk memperluas bisnis.
"Kam juga akan terus melayani pelanggan, mitra pengemudi, dan pedagang di seluruh Asia Tenggara," tegasnya.
Presiden Grab Ming Maa mengatakan dengan transformasi luar biasa yang berlangsung di Asia Tenggara, kesempatan untuk Grab sudah matang untuk semakin berkembang. Maa mengatakan akan terus mengembangkan layanan kesehatan dan keuangan.
Bahkan tahun ini, Grab akan melakukan enam investasi ataupun akuisisi tahun ini.
"Di antara pasar-pasar utama lainnya, Indonesia khususnya akan melihat kami menginvestasikan sebagian besar dari hasil baru, di mana kami akan menjadi 4 kali lebih besar dari pesaing terdekat kami dan tetap menjadi pemimpin dalam transportasi berdasarkan permintaan," kata dia.
Bisnis Grab di Indonesia berkembang pesat, dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat pada 2018. Berdasarkan ABI Research, Grab menguasai 62% pangsa pasar ride hailing. GrabFood pun berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dari 13 kota pada awal tahun lalu, dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada 2018.
Grab juga melakukan kemitraan dengan pemain besar seperti Toyota, Hyundai, Microsoft dan Mastercard. Selain itu, Grab juga bekerja sama dengan pemimpin industri regional seperti Grup Sentral Thailand dan Kasikornbank, OVO Indonesia, Bank BTN dan Bank Mandiri, United Overseas Bank Singapura, SM Investment Corporation Filipina, Moca Corporation Vietnam dan Maybank Malaysia.
Tonton video Laju Bisnis Grab Indonesia Usai Jadi Decacorn
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Grab Car Kuasai 70% Pangsa Pasar Taxi Online Indonesia
Grab juga berencana akan berinvestasi secara agresif di seluruh wilayah regional tahun ini. Pertimbangan ini berdasarkan dukungan SoftBank dan investor strategis utama lainnya. Sebelumnya SoftBank dan investor strategis lain berinvestasi di Grab senilai US$ 4,5 miliar pada putaran seri H. Dari SoftBank Vision Fund, Grab mendapatkan pendanaan US$ 1,46 miliar. Kemitraan dengan SoftBank telah berjalan sejak 2014.
Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan mengatakan dukungan dari investor strategis seperti SoftBank dan yang lainnya memungkinkan Grab tumbuh sangat agresif di semua platformnya. Menurut dia seluruh platform seperti pembayaran, transportasi, dan makanan akan tumbuh sangat pesat.
Bahkan pada akhir tahun Grab bisa tumbuh empat kali lebih besar dari pesaingnya terdekatnya di Indonesia saat ini, juga di wilayah regional. Meski Anthony tidak menyebutkan siapa pesaing terdekatnya, kemungkinan yang dimaksud adalah Gojek, penyedia layanan ride hailing sekaligus dari Indonesia.
"Saya bertemu Masayoshi-san minggu lalu di mana dia memberikan dukungan tak terbatas untuk memperkuat pertumbuhan kami," kata Anthony, Senin (22/04/2019).
Seiring pertumbuhan Grab menjadi aplikasi super terkemuka di Asia Tenggara, Anthony melihat peluang besar untuk memperluas bisnis.
"Kam juga akan terus melayani pelanggan, mitra pengemudi, dan pedagang di seluruh Asia Tenggara," tegasnya.
Bahkan tahun ini, Grab akan melakukan enam investasi ataupun akuisisi tahun ini.
"Di antara pasar-pasar utama lainnya, Indonesia khususnya akan melihat kami menginvestasikan sebagian besar dari hasil baru, di mana kami akan menjadi 4 kali lebih besar dari pesaing terdekat kami dan tetap menjadi pemimpin dalam transportasi berdasarkan permintaan," kata dia.
Bisnis Grab di Indonesia berkembang pesat, dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat pada 2018. Berdasarkan ABI Research, Grab menguasai 62% pangsa pasar ride hailing. GrabFood pun berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dari 13 kota pada awal tahun lalu, dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada 2018.
Grab juga melakukan kemitraan dengan pemain besar seperti Toyota, Hyundai, Microsoft dan Mastercard. Selain itu, Grab juga bekerja sama dengan pemimpin industri regional seperti Grup Sentral Thailand dan Kasikornbank, OVO Indonesia, Bank BTN dan Bank Mandiri, United Overseas Bank Singapura, SM Investment Corporation Filipina, Moca Corporation Vietnam dan Maybank Malaysia.
Tonton video Laju Bisnis Grab Indonesia Usai Jadi Decacorn
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Grab Car Kuasai 70% Pangsa Pasar Taxi Online Indonesia
Most Popular