Startup

'Bakar Duit', Startup Ini Bangkrut dan Pecat 500 Karyawan

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
11 March 2019 11:44
'Bakar Duit', Startup Ini Bangkrut dan Pecat 500 Karyawan
Foto: Infografis/Startup Bervaluasi Terbesar/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan yang menggratiskan layanan, membayar mitra dalam jumlah besar, memberikan diskon dan cashback menjadi cara paling lumrah yang diterapkan startup guna menarik pengguna atau pelanggan. Namun, siapa sangka cara ini juga membahayakan kelangsungan hidup startup bila tak dapat 'donor' atau investor.

Hal ini terjadi pada Panda TV. Platform streaming game China mengumumkan akan mengakhiri layanannya setelah perusahaan gagal mengumpulkan dana segar untuk menjaga operasi tetap berjalan dalam bisnis padat uang. Padahal akhir tahun lalu, Panda TV masih diperingkat sebagai jaringan streaming game No. 3 di China.


Panda TV didirikan pada 2015 oleh Wang Sicong, seorang pengusaha dan putra taipan China Wang Jianlin. Pada Jumat (8/3/2019), Platfrom yang berbasis di Shanghai mengatakan dalam posting Weibo mereka telah memulai "rencana pengembaraan," meminta "para insinyur untuk secara bertahap memutuskan hubungan dengan mitra bisnisnya."

Gambar yang terlampir pada pernyataan Weibo menunjukkan bagian belakang panda yang melambai, dengan gelembung teks bertuliskan "Sampai jumpa." Pengumuman resmi datang setelah laporan sebelumnya minggu ini bahwa Panda TV akan mengajukan kebangkrutan dan memberhentikan 500 pekerjanya.

Chief operating officer Panda TV, Andy Zhang Juyuan, pada Kamis mengirim pesan kepada karyawan dalam kelompok WeChat, mengatakan perusahaan telah dipaksa untuk "mengakhiri" setelah gagal mendapatkan dana investor selama 2 tahun terakhir.

Setelah kehilangan pekerjaannya, seorang mantan karyawan Panda TV , yang menolak disebutkan namanya membenarkan pesan Zhang Juyuan, South China Morning Post melaporkan dan dikutip Senin (11/3/2019).

Zhang Juyuan mengatakan biaya bandwidth yang tinggi dan kenaikan gaji streamer adalah alasan utama di balik habisnya uang tunai perusahaan. Ini terus meningkat meskipun platform meraup puluhan juta yuan setiap harinya. "Ini penyesalan tetapi juga keputusan yang bijaksana," katanya.

Panda TV tidak segera menanggapi permintaan komentar. Regulator game Tiongkok mengatakan akan menghentikan pengiriman persetujuan baru. Hingga Jumat sore, situs web Panda TV masih beroperasi.

Panda TV mengumpulkan US$149 juta (Rp 2 triliun) dalam putaran pembiayaan terakhir pada Mei 2017, dipimpin oleh Industrial Securities yang terdaftar di Shanghai. Pada Oktober tahun lalu, COO Zhang Juyuan mengatakan kepada media China bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana pada kuartal pertama 2019.

Saksikan video tentang bermain game yang bisa datangkan pendapatan di bawah ini:
Pada akhir tahun lalu, Panda TV masih menduduki peringkat sebagai jaringan streaming game No. 3 Tiongkok dalam hal pengguna aktif bulanan, mengikuti Huya dan Douyu yang didukung Tencent, menurut perusahaan data Jiguang. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, banyak streamer terkenal Panda TV yang pindaha ke dua kompetitor.

Pesaingnya, Douyu merencanakan IPO di Amerika Serikat (AS) setelah Huya, yang go public pada Mei tahun lalu, menurut beberapa laporan media.

Panda TV menjadi terkenal karena pendiri dan CEO selebritis Wang Sicong, putra Wang Jianlin berusia 31 tahun yang flamboyan, pendiri Dalian Wanda Group, perusahaan pengembangan real estat terbesar di Tiongkok.

Tahun lalu, debut Wang Sicong sebagai pemain e-sports di Panda TV menarik lebih dari 50 juta penonton secara bersamaan. Anak lelaki terkaya Tiongkok itu meluncurkan layanan streaming e-sports Panda TV untuk menyaingi Twitch Amazon.


Wang juga memiliki tim e-sports Tiongkok Invictus Gaming (IG), yang pada November memenangkan Kejuaraan Dunia League of Legends 2018 serta hati para gamer di Tiongkok. Pemain IG adalah salah satu streamer terpopuler di Panda TV.

Wang adalah pemegang saham terbesar di Panda TV dengan 40% saham, menurut informasi pendaftaran perusahaan. Perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Beijing Qihoo 360 berada di peringkat kedua dengan 19% saham.

China adalah rumah bagi basis pengguna streaming terbesar di dunia, dengan pendapatan industri diperkirakan akan tumbuh dari US$ 5,5 miliar menjadi US$ 16,5 miliar pada tahun 2022, menurut angka yang dikutip oleh pengajuan Huya ke New York Stock Exchange.

Banyak platform live streaming masih berjuang untuk mendapatkan untung, karena mereka memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari penjualan 'hadiah' virtual kepada penontonnya, yang membelinya untuk memberi tip kepada streamer favorit mereka.

Beberapa jam terakhir acara di Panda TV adalah tentang ucapan selamat tinggal. "Tadi malam ketika aku berbaring di tempat tidur, aku tidak bisa menahan tangis," kata salah satu streamer League of Legends (LoL) dengan 240.000 pengikut. 

Saksikan video tentang mereka yang berpenghasilan miliaran dari game online di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular