Fintech

Masih Tak Percaya Fintech Lending Mulai Gerus Bisnis Bank?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 February 2019 14:48
Fintech lending kini semakin menguasai pasar kredit KTA.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Amerika Serikat (AS) kini semakin memiliki perusahaan teknologi keuangan (fintech) lending ketimbang perbankan tradisional dalam mencari pinjaman.

Tahun lalu, penyaluran kredit tanpa agunan (KTA) di AS mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai US$138 miliar atau setara Rp 1.932 triliun (US$1 = Rp 14.000) atau tumbuh 17% secara tahunan, menurut data Transunion yang dirilis Kamis (21/2/2019). Lonjakan pinjaman KTA ini terutama karena agresivitas fintech lending.

"Pertumbuhan cepat pinjaman konsumen karena dorongan fintech," kata Jason Laky, senior vice president dan pemimpin lini bisnis pinjaman konsumen TransUnion seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (21/2/2019). "Mereka terus menjadi pendorong utama."

Tahun lalu, perusahaan fintech lending menguasai 38% pangsa pasar kredit KTA di AS. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 35% dan lebih tinggi lagi jika dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar 5%.

Masih Tak Percaya Fintech Lending Mulai Gerus Bisnis Bank?Foto: CNBC International

Sementara penyaluran KTA melalui perbankan malah turun dari sebelumnya 40% menjadi 28% dalam lima tahun terakhir. Penyaluran melalui Credit Union juga turun dari 31% menjadi 21%. Meski pangsa pasar turun tetapi total saldo pinjaman masih meningkat, ujar Jason Laky.


Di Amerika Serikat kredit KTA tidak mengharuskan peminjam untuk memberikan jaminan. Perusahaan Fintech AS seperti SoFi, LendingClub, Prosper, Avant, dan GreenSky menawarkan cara-cara digital untuk menilai kelayakan peminjam, menggunakan credit scoring.

Meski terus meningkat, Jason Laky mengkhawatirkan bisnis fintech lending dan peminjamnya ketika ekonomi turun. TransUnion mengidentifikasi kebanyakan peminjam fintech lending merupakan mereka yang cenderung kehilangan pekerjaan ketika ekonomi melambat atau ada goncangan dalam perekonomian.

"Saat ini belum ada masalah karena pertumbuhan ekonomi [AS] cukup solid," jelasnya.

Saksikan video tentang bahaya pinjam di fintech ilegal di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]


(roy/prm) Next Article Ketimbang Saling Kanibal, Fintech & Bank Kolaborasi Saja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular