RI Baru 'Legalkan' Bitcoin Cs, Apa Masih Menarik Harganya?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 February 2019 20:11
Rawan Diretas
Foto: topik/topik bitcoin konten/Aristya Rahadian Krisabella
Masalah peretasan (hacking) menjadi faktor kedua yang membuat harga Bitcoin akan sulit naik kedepannya. Pada September 2018, Cointelegraph melaporkan bahwa bursa cryptocurrency asal Jepang, Zaif, mengalami peretasan yang menghasilkan kerugian senilai US$ 59 juta. Para peretas berhasil menggondol sebanyak 5.966 Bitcoin, selain juga Bitcoin Cash dan MonaCoin (MONA).

Berbeda dengan rekening perbankan, rekening di bursa cryptocurrency kebanyakan atau mungkin seluruhnya tidak dijamin oleh otoritas. Kalau sudah diretas, nasabah bisa mengucapkan selamat tinggal kepada dananya.

Tak hanya karena peretasan, dana nasabah bisa ludes hanya karena sebuah hal yang bisa dibilang konyol. Belum lama ini, bursa cryptocurrency asal Kanada, Quadriga CX, tak mampu mengembalikan cryptocurrency senilai US$ 145 juta kepada para nasabahnya, hanya karena sang CEO yakni Gerald Cotton meninggal dunia.

Cotton meninggal pada usia 30 tahun dan merupakan satu-satunya orang yang mengetahui password yang diperlukan guna mengakses cryptocurrency milik nasabahnya.

Short-Sell?
Dengan melihat 2 sentimen negatif utama yakni tekanan dari bank sentral dan rawannya peretasan, besar kemungkinan bahwa arah pergerakan cryptocurrency kedepannya adalah turun.

Tapi jangan lupa, transaksi cryptocurrency tak hanya melulu berbicara mengenai posisi long alias beli. Investor juga bisa meraup keuntungan dari kejatuhan harga cryptocurrency dengan memasang posisi short alias jual.

Jika ingin berkecimpung di dunia cryptocurrency, mungkin memasang posisi jual akan lebih menguntungkan ketimbang posisi beli.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular