
Salim Group Gandeng Jerman Kembangkan e-Sport!
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
05 February 2019 07:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerasi Salim Group bersama perusahaan e-sports (olahraga elektronik) asal Jerman yang bernama ESL membentuk perusahaan joint venture. Salim siap mengembangkan e-sport di Indonesia.
Dikutip dari e-sport.com, Selasa (5/2/2019), Salim Group berharap untuk memperluas jangkauannya dan mengiklankan produknya kepada orang-orang muda.
Saat ini, Salim memiliki banyak merek, termasuk Lotte Group Korea Selatan yang diakuisisi pada 2017. Perusahaan ini juga memiliki bisnis mie instan, Indofood Sukses Makmur, perusahaan pengolah makanan terbesar di Indonesia.
Kesepakatan membentuk joint venture itu diungkapkan kepada Nikkei Asian Review oleh Direktur Innovation Factory Salim Group Adrian Lim dan Electronic Sports League (ESL) SVP dari Asia Pasifik-Jepang Nick Vanzetti.
"Indonesia adalah pasar yang sangat besar dan kami selalu berbincang-bincang dengan mitra-mitra besar untuk berekspansi ke berbagai negara. ESL sudah memiliki kantor di Singapura dan Malaysia. Ini membangun lebih banyak jaringan untuk Asia Tenggara dan Indonesia," ungkap Nick.
Salim juga memiliki ikatan kuat dengan Filipina di mana ia mengendalikan perusahaan telekomunikasi terbesar, PLDT. Berdasarkan informasi ini, ESL dan Salim mencari kemungkinan memperluas kehadiran mitra Jerman di Filipina.
Selain kembangkan e-sports, Salim Group pada pertengahan 2018, melalui Innovation Factory dan perusahaan modal ventura (VC) asal Singapura bernama Gree Ventures meluncurkan program akselerator startup bernama Skala.
Program tersebut ternyata cukup spesial karena mendatangkan para mentor untuk membimbing startup yang jadi peserta selama tiga bulan. Di akhir program, para startup tersebut bisa melakukan pitching di hadapan investor dalam acara Demo Day.
Untuk setiap startup, Skala akan memberikan investasi sebesar US$30.000 (sekitar Rp437 juta) untuk kepemilikan saham sebesar 5%. Startup yang potensial pun bisa mendapat pendanaan tambahan dari Gree Ventures.
Startup yang bergabung dengan Skala juga akan mendapat ruang kantor, bantuan pengurusan dokumen hukum, akuntansi, serta cloud hosting.
(dru) Next Article 'Cuma' Duduk-duduk Manis, Bocah Ini Digaji Rp 23 Juta/Bulan
Dikutip dari e-sport.com, Selasa (5/2/2019), Salim Group berharap untuk memperluas jangkauannya dan mengiklankan produknya kepada orang-orang muda.
Saat ini, Salim memiliki banyak merek, termasuk Lotte Group Korea Selatan yang diakuisisi pada 2017. Perusahaan ini juga memiliki bisnis mie instan, Indofood Sukses Makmur, perusahaan pengolah makanan terbesar di Indonesia.
"Indonesia adalah pasar yang sangat besar dan kami selalu berbincang-bincang dengan mitra-mitra besar untuk berekspansi ke berbagai negara. ESL sudah memiliki kantor di Singapura dan Malaysia. Ini membangun lebih banyak jaringan untuk Asia Tenggara dan Indonesia," ungkap Nick.
Salim juga memiliki ikatan kuat dengan Filipina di mana ia mengendalikan perusahaan telekomunikasi terbesar, PLDT. Berdasarkan informasi ini, ESL dan Salim mencari kemungkinan memperluas kehadiran mitra Jerman di Filipina.
Selain kembangkan e-sports, Salim Group pada pertengahan 2018, melalui Innovation Factory dan perusahaan modal ventura (VC) asal Singapura bernama Gree Ventures meluncurkan program akselerator startup bernama Skala.
Program tersebut ternyata cukup spesial karena mendatangkan para mentor untuk membimbing startup yang jadi peserta selama tiga bulan. Di akhir program, para startup tersebut bisa melakukan pitching di hadapan investor dalam acara Demo Day.
Untuk setiap startup, Skala akan memberikan investasi sebesar US$30.000 (sekitar Rp437 juta) untuk kepemilikan saham sebesar 5%. Startup yang potensial pun bisa mendapat pendanaan tambahan dari Gree Ventures.
Startup yang bergabung dengan Skala juga akan mendapat ruang kantor, bantuan pengurusan dokumen hukum, akuntansi, serta cloud hosting.
(dru) Next Article 'Cuma' Duduk-duduk Manis, Bocah Ini Digaji Rp 23 Juta/Bulan
Most Popular