Internasional

Para Eksekutif Ramai-ramai Mundur, Ada Apa dengan Snapchat?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 January 2019 16:42
Lingkungan tak kondusif
Foto: Snap Inc (REUTERS/Lucas Jackson)
Recode melaporkan, masalah terbesar Snap bukanlah media sosial saingannya Instagram. Masalah terbesar Snap adalah tingginya turnover para eksekutif perusahaan. Hal ni membuat Snap kesulitan untuk menjalankan rencana bisnis, bekerja sama dengan mitran dan menenangkan para pemegang saham.

Hanya sedikit perusahaan yang baru melantai di bursa mengalami turn over eksekutif yang tinggi. Perusahaan lain yang menghadapi hal serupa adalah Twitter dan Uber, meskipun pengunduran diri ini dikarenakan skandal. Analis BTIG, Rich Greenfield, Pada Kamis (18/1/2019) menulis pergantian itu "mengejutkan." 

Masalah lainnya Snap adalah CEO Evan Spiegel. Dia orang yang sangat cerdas dan memikat banyak pihak. Beberapa orang menyatakan dia harus menjadi kepala produk Facebook karena sering menyalin ide-ide dari Facebook.


Evan Spiegel juga dikenal sangat keras kepala. Dia menuntut kesetiaan dan sangat penuntut yang ingin bawahannya bekerja dengan cepat. Tidak semua orang cocok untuk bekerja dalam lingkungan seperti itu.

Saat ini investor Snap sedang cemas yang ditunjukkan dengan anjloknya harga saham setelah pengumuman pengunduran diri Tim Stone. "Investor berharap apa yang terjadi pada Twitter tidak terjadi pada Snap," ujar Rich Greenfield.

Pada 2016, Jack Dorsey kembali menjadi CEO Twitter, hampir sebagaian besar tim eksekutif memilih mengundurkan diri dan Twitter jadi headline di media utama selama berminggu-minggu.


(roy/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular