Strategi Bank BUMN Kembangkan Teknologi Cloud

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
20 December 2018 13:42
Himbara (Himpunan bank milik negeara), yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN dan BNI memiliki strategi agar mampu eksis dalam persaingan.
Foto: Himbara Cloud Innovation Day bertajuk Industry 4.0: How Readiness of State Owned Bank dengan nara sumber (kiri-kanan) : Viktor Erico Korompis (Group Head IT Infrastructure Bank Mandiri), Bimo H Purbo (Kepala Divisi IT operation Bank BTN), Basrizal (Group Head Operational Sentra Bank BRI), Sonny Setiadi (VP IT Infrastructure bank BNI) (CNBC Indonesia/Yanurisa Ananta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menyambut era cloud computing sejumlah bank BUMN yang tergabung dalam Himbara (Himpunan bank milik negeara), yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN dan BNI memiliki strategi agar mampu eksis dalam persaingan. Pasalnya, saat ini customer experience menjadi yang terpenting dalam bisnis perbankan saat ini.

Kepala Divisi IT Operation Bank BTN Bimo H. Purbo menyatakan, infrastruktur IT saat ini agak susah beradaptasi karena hal itu melibatkan hardware dan pengadaan. Untuk membangun infrastruktur yang agile maka bank harus bisa memperlakukan infrastruktur seperti software, tidak bisa sebatas hardware.

"Cloud computing itu sebuah keniscayaan. Goalnya tentu saja agar dapat sharing economy dan antar bank bisa sharing capacity," ujar Bimo dalam acara Talkshow Himbara Innovation Day Facing Industri 4.0: Journey to Cloud Computing, Kamis (20/12/2018).

Strategi Bank BUMN Kembangkan Teknologi CloudFoto: Himbara Cloud Innovation Day bertajuk Industry 4.0: How Readiness of State Owned Bank (CNBC Indonesia/Yanurisa Ananta)


Group Head Operation Sentra Bank BRI Basrizal menambahkan, cloud masih menjadi sesuatu yang baru bagi BRI. Tahun 2008 BRI baru mempelajari virtualisasi dan mulai pengadaan server baru pada tahun 2016. Kala itu, untuk memasang server di server fisik (physical server) membutuhkan waktu berhari-hari. Satu fungsi aplikasi memiliki satu server fisik sehingga BRI harus memiliki tiga server fisik.

"Investasi di server jadi tidak efisien. Lalu kita mulai konsolidasi jadi beberapa fuction dijadikan satu. Cara paling gampang itu virtualisasi. BRI baru menggunakan cloud September tahun ini dengan skala kecil 15 knot," ungkapnya.

Cloud, lanjut Basrizal, digunakan karena bisnis saat ini berbeda. Dulu tiap kebutuhan infrastruktur IT harus tunggu waktu lama. Sekarang, setiap minggu selalu ada penambahan fitur baru atau aplikasi baru.

VP IT Infrastructure Bank BNI Sonny Setiadi baru merasakan kebutuhan cloud pada 2017. Tahun 2007-2008 BNI masih menggunakan virtualisasi dengan beberapa server. Dengan menggunakan cloud pihaknya mengkategorikan skema private cloud dan hybrid.

"Rata-rata dengan cloud kita saving 75%-80% dari sisi biaya. Dengan mudah kita bisa menambah memory prosesor. Hanya dalam hitungan detik sementara dulu harus 1-2 hari," ujarnya.

Group Head IT Infrastructure Bank Mandiri Viktor Erico Korompis menyatakan, saat ini bank juga kompetitornya bukan lagi sesama bank tapi juga financial technology (Fintech). Kebutuhannya pun lebih cepat sehingga memang harus lebih agile.

"Dulu sebelum masuk teknologi cloud kita seperti orang bangun rumah. Dengan pakai cloud kita seperti punya apartemen," imbuhnya.

"Kita masuk ke cloud juga sinergi yang baru. Istilahnya bukan private tapi federate cloud, berbagi kapasitas. Misalnya BTN atau BRI butuh 5 lantai bisa kita pinjamkan atau kalau mandiri penuh 20 lantai kita bisa pinjam 2 lantai punya BNI." tandasnya.



(dru) Next Article Erick Mau 'Jual' BUMN dengan Omzet di Bawah Rp 50 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular