Cryptocurrency

Pekan Neraka Bitcoin, Rekor Terendah Dalam 15 Bulan

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 December 2018 16:23
Pekan ini adalah pekan neraka untuk bitcoin, cetak rekor terendah dalam 15 bulan terakhir.
Foto: topik/Ulang Tahun Bitcoin_kecil/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Minggu ini banyak berita buruk bagi para investor bitcoin. Cryptocurrency terbesar di dunia ini jatuh sebanyak 11 persen ke level terendah US $ 3,293.31 pada hari Jumat (07/12/18) atau sekitar Rp 47 juta, level terendah sejak September 2017, menurut data dari CoinDesk.



Selama tujuh hari terakhir, bitcoin turun lebih dari 20 persen. Penurunan harga tersebut mengikuti bulan November yang menyedihkan untuk bitcoin. Cryptocurrency mengakhiri bulan ini dengan turun 37 persen, penurunan terburuk sejak April 2011 ketika cryptocurrency jatuh sekitar 39 persen, menurut data dari CoinDesk.

Cryptocurrency lainnya juga alami penderitaan serupa di Jumat kemarin. XRP, yang terbesar kedua berdasarkan nilai pasar, turun 7 persen, sementara ether turun 11 persen.

Timothy Tam, CEO firma riset cryptpocurrency CoinFi, mengatakan penurunan bitcoin adalah "kombinasi" dari berbagai faktor.

Pada hari Kamis, SEC memperpanjang periode review mereka dari ETF bitcoin yang ditunggu-tunggu sampai 27 Februari. Sementara Gabor Gurbacs, yang menjadi ujung tombak upaya ETF bitcoin di VanEck, mengatakan langkah itu "diharapkan" pasar masih bereaksi.

[Gambas:Video CNBC]

"Secara historis, ada korelasi harga dengan ekspektasi persetujuan ETF dan pergerakan ke bawah ketika ETF ditolak atau ditunda," kata Tam kepada CNBC internasional pada Jumat.

"Sentimen di kalangan investor ritel di ruang crypto sudah negatif, jadi setiap berita negatif seperti ini menghasilkan reaksi berlebihan." Dilansir dari cnbc.com, Minggu (09/12/18).

Michael Moro, CEO Genesis Trading, mengatakan tidak seperti minggu-minggu sebelumnya dengan drama dalam mata uang bitcoin cryptocurrency lain, pergerakan minggu ini tidak tampak didorong oleh peristiwa.

"Sepertinya kelanjutan dari semua perdagangan momentum yang telah terjadi untuk 2018," kata Moro. "Bunga pendek terus melonjak, karena perusahaan perdagangan mencari keuntungan dari volatilitas."

Moro juga telah melihat peningkatan penjualan oleh beberapa pemegang bitcoin jangka panjang. "Sentimen pasar umum tampaknya menjadi 'musim dingin crypto' yang bisa berlangsung selama beberapa waktu, tidak terlalu banyak orang yang mengharapkan pemulihan berbentuk V pada 2019," katanya.
(gus) Next Article Menang Banyak, Investor Bitcoin Cuan Rp 3 Juta Dalam Semalam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular