
Menang di Markas Go-Jek, Grab Sambut Kompetitor di Kandang
Bernhart Farras Sukandar, CNBC Indonesia
05 December 2018 19:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab, aplikasi perjalanan terpopuler di Asia Tenggara, mengklaim sudah memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, yang merupakan markas dari Go-Jek, sang kompetitor. Grab pun menantikan Go-Jek bersaing di kandangnya, Singapura.
Presiden Grab Ming Maa dalam wawancara dengan CNN mengatakan pada pasar Indonesia, Grab sudah berada di depan GoJek, yang menyediakan lebih dari 50% transportasi online.
"Saya pikir itu akan sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka (Go-Jek) tampil dan bagaimana mereka bersaing ketika mereka keluar dari lapangan rumah mereka," katanya dalam sebuah wawancara Selasa (4/12/2018) dilansir dari CNN Business.
Hal tersebut diungkapkan Maa untuk menanggapi ekspansi Go-Jek ke Singapura dengan peluncuran aplikasi beta baru-baru ini.
Sebelumnya Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan, mengklaim telah memiliki hampir 65% marketshare untuk transportasi online. Grab yang berasal dari Singapura, mulai ekspansi ke Indonesia pada 2015 dan saat ini telah beroperasi di 8 negara Asia Tenggara.
Saat ini Grab di Asia Tenggara telah berhasil meraih 125 juta pengguna. Kritik telah dari regulator, pelanggan, dan pengemudi yang menuduh perusahaan itu menjalankan bisnisnya seperti monopoli.
"Kami tentu tidak memiliki monopoli di pasar-pasar ini," kata Maa. "Ada persaingan yang hidup di setiap pasar tempat kami beroperasi," ujar Maa.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article AS Hidupkan Kembali Pusat Nuklir yang Sudah Lama Tutup, Ada Apa?
"Saya pikir itu akan sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka (Go-Jek) tampil dan bagaimana mereka bersaing ketika mereka keluar dari lapangan rumah mereka," katanya dalam sebuah wawancara Selasa (4/12/2018) dilansir dari CNN Business.
Sebelumnya Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan, mengklaim telah memiliki hampir 65% marketshare untuk transportasi online. Grab yang berasal dari Singapura, mulai ekspansi ke Indonesia pada 2015 dan saat ini telah beroperasi di 8 negara Asia Tenggara.
Saat ini Grab di Asia Tenggara telah berhasil meraih 125 juta pengguna. Kritik telah dari regulator, pelanggan, dan pengemudi yang menuduh perusahaan itu menjalankan bisnisnya seperti monopoli.
"Kami tentu tidak memiliki monopoli di pasar-pasar ini," kata Maa. "Ada persaingan yang hidup di setiap pasar tempat kami beroperasi," ujar Maa.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article AS Hidupkan Kembali Pusat Nuklir yang Sudah Lama Tutup, Ada Apa?
Most Popular