Perkembangan Teknologi

Jerman Ajak Eropa Kejar Ketertinggalan dalam Bidang AI

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 December 2018 20:48
AS dan China memimpin dalam cara menyebarkan AI untuk mengotomatisasi tugas kantor, mendukung mengemudi otonom, atau asisten suara digital.
Foto: Sebuah server robot membawa piring ketika meninggalkan dapur untuk memenuhi pesanan para pengunjung di restoran hotpot baru buatan Haidilao di Beijing, China. REUTERS / Jason Lee
NUREMBERG, CNBC Indonesia - Jerman menyerukan kerja sama dengan Eropa dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengejar ketertinggalan terhadap para pemimpin di sektor ini, China dan Amerika Serikat (AS).

Menteri Ekonomi Peter Altmaier membuat panggilan setelah strategi AI di Berlin disalahkan oleh para peneliti, pengusaha dan investor karena tidak memiliki visi dan uang untuk mempertahankan kehebatan industri Jerman.

Kritik mengatakan perusahaan teknologi AS dan China memimpin dalam cara menyebarkan AI untuk mengotomatisasi tugas kantor, mendukung mengemudi otonom, atau asisten suara digital.

"Kami membutuhkan semacam Airbus dalam bidang AI," Altmaier mengatakan pada pertemuan puncak digital, mengacu pada peluncuran 1970 pembuat pesawat Eropa yang kemudian memproduksi setengah dari pesawat di seluruh dunia, pada Selasa (4/12/2018) seperti dikutip dari Reuters.

Jerman berencana untuk berinvestasi lebih dari 3 miliar euro (US$3,4 miliar / Rp 48 triliun) pada tahun 2025 untuk meningkatkan kemampuan AI-nya.

Tetapi pemerintah federal hanya akan menghabiskan 356 juta euro untuk AI pada tahun depan, menurut jawaban atas pertanyaan parlemen yang dilaporkan oleh koran Handelsblatt.

"Kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan tindakan politik asli," kata Konstantin von Notz dari partai oposisi Green.

Altmaier juga mendesak industri otomotif Jerman untuk bekerja sama dalam menciptakan platform mobilitas yang akan mengumpulkan data kendaraan yang dapat digunakan untuk melatih sistem AI yang digunakan dalam transportasi.

"Kami adalah ibu pertiwi klasik dari mobilitas," kata Altmaier, menyerukan kepada pembuat mobil dan operator kereta api Deutsche Bahn untuk bergabung dan "memasang beberapa tenaga kuda di jalan".
(hps/hps) Next Article Jokowi Pangkas Eselon Ganti Artificial Intelligence, Apa Itu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular