Perkembangan Teknologi

Ancaman Bisnis Apple iPhone: Xiaomi, Oppo & Vivo

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
15 November 2018 21:04
Ponsel milik perusahaan China kini mulai menggerogoti pasar Apple iPhone.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian peringatan dari pemasok Apple akan kinerja keuangan minggu ini telah memicu kekhawatiran akan volume penjualan iPhone dan rencana perusahaan untuk menjadikan layanan sebagai pilar utama pertumbuhan bisnis.

Selama setahun terakhir, sebagian besar investor telah mengabaikan penjualan iPhone yang stagnan karena rata-rata harga jual terus meningkat. Tapi sekarang persaingan sengit dari ponsel China seperti Xiaomi Corp menjadi masalah.

Apple sering menyatakan rencananya untuk meningkatkan sebagian pendapatan dari layanan berbayar, seperti Apple Music dan iCloud. Ini membutuhkan basis pemilik perangkat yang semakin besar dan didorong oleh iPhone-nya, di mana diyakini oleh para analis terhitung sekitar dua pertiga dari 1,3 miliar perangkat aktif Apple di seluruh dunia.

Analis Wall Street telah menyatakan kekhawatiranmua akan penjualan smartphone yang lebih lambat secara keseluruhan yanga akan membuat Apple makin sulit untuk mempertahankan penguasaan pangsa pasar smartphone.

Semakin banyak orang yang menunda membeli ponsel karena alasan harga yang lebih mahal yang dalam waktu dekat dapat merusak pertumbuhan pendapatan layanan Apple, kata Toni Sacconaghi dari Bernstein.

Tanpa adanya keyakinan pertumbuhan volume di pasar luar negeri seperti India, Brasil dan Rusia, analis dan investor mulai khawatir dengan kebijakan Apple yang menekankan pada merek premium dan harga tinggi yang menyertainya. Saat ini iPhone model terbaru dibandrol sebesar US$1.000 atau setara Rp 14,76 juta.

Hal Eddins, chief economist untuk pemegang saham Apple Capital Investment Counsel mengatakan ponsel seperti OnePlus 6T yang harganya hampir separuh dari iPhone memiliki kemampuan sebanding dengan ponsel high-end Apple.

"Anda bisa mendapatkan banyak ponsel dengan harga yang lebih murah," katanya. "Lanskap ponsel berubah dengan cepat dan Saya pikir para produsen kehilangan trik dengan harga US$1.000."

Apple menolak berkomentar tentang strateginya, atau pergerakan saham setelah pemasok mengungkapkan kekhawatirannya.

Mandeknya penjualan Apple dikarenakan trio pembuat smartphone China - Xiaomi, Oppo dan Vivo - menyumbang sekitar seperempat dari pasar global pada semester pertama tahun 2018, menurut data dari firma riset IDC. Naik dari hanya 8,9% untuk sepanjan tahun 2014 dan hampir 20% tahun lalu.

Dengan pengecualian fiskal 2015, Apple belum meningkatkan pangsa pasarnya, sebesar 13,6% dari pasar dunia pada semester pertama tahun ini, turun dari 14,8% untuk 2014, biasanya pangsa pasar Apple akan sedikit terangkat pada akhir tahun karena penjualan yang kuat di bulan Desember.

Xiaomi, khususnya, mendapatkan penggemar dengan cepat. Di India, di mana Apple hanya memiliki sedikit pengguna loyal, Xiaomi di beberapa kalangan telah mengalahkan Samsung Electronics Co Ltd untuk menjadi penjual ponsel terbesar di negara itu. Xiaomi juga membuat kemajuan ke pasar Eropa seperti Spanyol, kata IDC dalam sebuah laporan.

Menurut data dari IDC, Xiaomi adalah penjual smartphone teratas di India pada kuartal pertama dan kedua 2018, dengan masing-masing 30,3% dan 29,7%, dari pasar untuk unit smartphone.

"Ini adalah kasus di mana itu jauh berbeda di bagian lain dunia," kata Ryan Reith, wakil presiden program untuk program pelacakan perangkat seluler IDC, mencatat sebagian besar konsumen AS tidak akrab dengan ponsel Xiaomi, Oppo dan Vivo seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/11/2018).

"Banyak dari merek-merek itu tidak bermain (di AS), tetapi mereka bermain di tempat-tempat di mana mereka tidak pernah bermain sebelumnya," seperti India dan Eropa, katanya.

Ancaman Bisnis Apple iPhone: Xiaomi, Oppo & VivoFoto: Arie Pratama

(roy) Next Article Siap-siap, iPhone Baru Akan Diumumkan Pertengahan September

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular