Perkembangan Teknologi

Gara-gara Gen Z, Libur Natal Akan Jadi Berkah bagi Instagram

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
02 October 2018 16:24
Pembeli Gen Z, atau orang-orang yang berusia antara 17 dan 22 tahun, diperkirakan lebih banyak menggunakan akun Instagram dan Snapchat di ponsel pintar.
Instagram (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Cara berbelanja kini telah bergerak dari toko fisik ke digital atau e-commerce. Saat ini, aktivitas e-commerce pun telah beralih dari komputer ke handset, terutama bagi pelanggan muda.

Di musim liburan ini, pembeli Gen Z, atau orang-orang yang berusia antara 17 dan 22 tahun, diperkirakan lebih banyak menggunakan akun Instagram dan Snapchat di ponsel pintar daripada komputer mereka untuk mencari hadiah yang sempurna bagi teman-teman atau diri mereka sendiri.



Secara keseluruhan, 84% pembeli muda dan tua diperkirakan membeli barang secara online pada musim liburan 2018, menurut survei tahunan terhadap sekitar 2.070 konsumen oleh PwC. Jumlah itu hampir sama dengan 2017.

Dari orang-orang yang berencana untuk berbelanja online, 16% di antaranya berencana menggunakan smartphone untuk berbelanja, naik dari 12% tahun lalu, menurut survei itu, dikutip dari CNBC International.

Banyak yang dipertaruhkan. PwC memperkirakan konsumen akan membelanjakan uangnya 5% lebih banyak pada musim liburan ini dibandingkan dengan tahun lalu. Perkiraan ini sejalan dengan banyak kelompok industri yang memprediksi penjualan penutupan tahun yang optimistis kali ini.

Pembeli diperkirakan menghabiskan rata-rata US$1.250 (Rp 18 juta) untuk hadiah, perjalanan, dan hiburan, kata PwC.

Meskipun komputer desktop telah menjadi metode utama untuk menjelajah situs belanja, tahun ini ponsel pintar ternyata lebih disukai banyak orang. Hal ini disebabkan oleh pengecer yang mulai lebih banyak berinvestasi di aplikasi seluler atau bermitra dengan saluran media sosial.

Gara-gara Gen Z, Libur Natal Akan Jadi Berkah bagi InstagramFoto: Infografis/Perusahaan Impian/Arie Pratama
"Pengalaman situs seluler peritel sudah sangat maju," kata Steve Barr, pemimpin praktik konsumen dan ritel AS PwC, dilansir dari CNBC International. "Mereka telah menghilangkan gesekan dalam proses tersebut."

Belanja mobile adalah tema utama selama musim liburan 2017, memecahkan rekor baru pada tanggal penting seperti Black Friday. Belanja melalui smartphone diharapkan tumbuh lebih besar, menurut analis industri, karena Gen Z memperoleh daya beli.

Demografi tersebut diperkirakan terdiri dari 32% dari 7,7 miliar populasi global pada tahun depan, melampaui milenial sebesar 31,5%. Dan generasi itu diketahui sangat dekat dengan smartphone.

Dalam survei pembeli Gen Z, PwC menemukan 50% dari mereka yang mengatakan rencana untuk sepenuhnya berbelanja online selama liburan hanya akan menggunakan ponsel pintar. Setengah lainnya terbagi di antara belanja melalui tablet, komputer desktop atau laptop, dan teknologi rumah pintar.

Sebanyak 39% dari pelanggan Gen Z mengatakan mereka akan mengklik tombol "beli" untuk melakukan pembelian. Sementara 25% mengatakan mereka lebih suka foto yang dapat langsung dibeli, seperti yang ada di Instagram.

Ilustrasi e-commerceFoto: Desain : Freepik.com
Ilustrasi e-commerce
Instagram telah memudahkan pengguna dan pemilik merek untuk berbelanja dari situsnya.

Saat ini, platform media sosial itu memungkinkan perusahaan menandai (tag) postingan dengan produk individual (seperti pakaian atau sepasang sepatu). Kemudian, pembeli dapat mengklik item dan aplikasi akan memungkinkan mereka untuk membeli apa yang ada di foto.

Meski begitu, Instagram saat ini tengah mempersiapkan aplikasi mandiri untuk berbelanja. Mereka telah merencanakan dorongan yang lebih besar ke dalam e-commerce yang akan mengancam perusahaan sejenis lainnya, seperti Shopify.

Baru-baru ini, Snapchat juga meluncurkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto barang dan kemudian diarahkan ke Amazon untuk dapat langsung membelinya.

Di situs-situs seperti Instagram, pembeli Gen Z juga semakin mencari tokoh-tokoh brand influencer untuk memandu keputusan pembelian mereka, menurut PwC.



Sekitar 50% pelanggan Gen Z memperhatikan influencer yang memiliki gaya hidup mereka inginkan, dibandingkan dengan hanya 41% konsumen secara keseluruhan yang mengatakan hal serupa, menurut survei itu.

"Orang-orang muda sedang mencari identitas diri mereka," kata Rob Holston, seorang penasihat global pemimpin tim industri konsumen EY. "Mereka adalah demografi asli digital pertama, dan mereka dapat mengevaluasi mana yang kisah nyata dan hanya cerita."
(prm) Next Article Masa Gelap Facebook: Ditinggal Gen Z, Dipertahankan yang Tua

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular