
Perkembangan Teknologi
Awas! Pembaruan Google Chrome Bikin Data Anda Mudah Dilacak
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
25 September 2018 13:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembaruan terbaru peramban (browser) populer Google Chrome mencakup perubahan kebijakan yang membuat pendukung privasi tidak nyaman: peramban secara otomatis memasukkan pengguna ke Chrome jika mereka menggunakan layanan Google lainnya.
Itu berarti jika Anda menggunakan Chrome untuk masuk ke dalam layanan Google seperti Gmail, Chrome langsung melacak informasi situs yang Anda kunjungi dan tab mana saja yang Anda buka sampai Anda menutup browser atau keluar dari Chrome atau Gmail.
Jika Anda mengizinkan Google dengan menekan opsi "sync," informasi akan dikirim kembali ke Google. Lalu, Google dapat langsung menggunakan informasi untuk beberapa tujuan.
Sisi positifnya, jika Anda masuk ke dalam Chrome di komputer yang berbeda, seluruh hal yang sedang dipakai seperti ekstensi, bookmarks, riwayat jelajah dan password yang tersimpan akan diperlihatkan secara otomatis.
Tetapi sisi Negatifnya adalah privasi, Google dapat menambahkan data tersebut ke akun lainnya yang telah terkoneksi, seperti Maps dan YouTube untuk dijadikan target advertising
Sebelumnya, browser Google Chrome diizinkan untuk masuk ke layanan Google, seperti Gmail, tanpa masuk ke browser itu sendiri. Browser hanya akan menyimpan informasi secara lokal; Anda bahkan tidak pernah memiliki opsi untuk mengirimnya kembali ke Google (kecuali Anda masuk ke Chrome dengan pilihan).
Pada akhirnya, perubahan ini secara lebih eksplisit membingkai Chrome sebagai layanan Google lainnya, bukan sebagai platform netral untuk menjelajahi web.
Google telah mencoba untuk menjelaskan perubahan kebijakan ini selama akhir pekan lalu. Setelah Matthew Green, cryptographer dan asisten profesor Informasi Keamanan Johns Hopkins menyoroti masalah ini di akun twitternya dan kemudian di posting blog berjudul Kenapa Saya berhenti dengan Chrome.
Green secara pribadi telah menggunakan Chrome tanpa login selama bertahun-tahun. Ini adalah opsi yang baik untuk pengguna sepertinya yang tidak ingin riwayat penjelajahan dikirim ke Google atau ditautkan ke akun Google yang digunakan untuk Gmail. Dia berpendapat ini adalah pengkhianatan kepercayaan.
"Jika Anda tidak menghormati persetujuan saya tentang pilihan privasi pengguna terbesar di Chrome (dan bahkan tidak memberi tahu saya bahwa Anda telah berhenti menghormatinya!). Mengapa saya harus mempercayai opsi persetujuan lainnya yang Anda berikan kepada saya?" tulis Green. "Apa yang membuatmu tidak berubah dalam pilihan itu dalam beberapa bulan, ketika kita semua sudah berhenti memperhatikan?"
Dia juga mengkritik antarmuka pengguna yang digunakan Google untuk menanyakan apakah mereka dapat menyinkronkan data Anda. Memang, jika Anda menekan menu tarik-turun di Chrome, frasa itu tidak menjelaskan apakah Anda mengirim kembali data ke Google atau tidak.
Antarmuka dapat menyebabkan orang "berpikir bahwa mereka sudah melakukan sinkronisasi dan dengan demikian tidak ada biaya tambahan untuk meningkatkan akses Google ke data mereka," tulisnya seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (25/9/2018).
(roy) Next Article Google Perintahkan Pengguna Update Browser Chrome, Ada Apa?
Itu berarti jika Anda menggunakan Chrome untuk masuk ke dalam layanan Google seperti Gmail, Chrome langsung melacak informasi situs yang Anda kunjungi dan tab mana saja yang Anda buka sampai Anda menutup browser atau keluar dari Chrome atau Gmail.
Jika Anda mengizinkan Google dengan menekan opsi "sync," informasi akan dikirim kembali ke Google. Lalu, Google dapat langsung menggunakan informasi untuk beberapa tujuan.
![]() |
Tetapi sisi Negatifnya adalah privasi, Google dapat menambahkan data tersebut ke akun lainnya yang telah terkoneksi, seperti Maps dan YouTube untuk dijadikan target advertising
Sebelumnya, browser Google Chrome diizinkan untuk masuk ke layanan Google, seperti Gmail, tanpa masuk ke browser itu sendiri. Browser hanya akan menyimpan informasi secara lokal; Anda bahkan tidak pernah memiliki opsi untuk mengirimnya kembali ke Google (kecuali Anda masuk ke Chrome dengan pilihan).
Pada akhirnya, perubahan ini secara lebih eksplisit membingkai Chrome sebagai layanan Google lainnya, bukan sebagai platform netral untuk menjelajahi web.
Google telah mencoba untuk menjelaskan perubahan kebijakan ini selama akhir pekan lalu. Setelah Matthew Green, cryptographer dan asisten profesor Informasi Keamanan Johns Hopkins menyoroti masalah ini di akun twitternya dan kemudian di posting blog berjudul Kenapa Saya berhenti dengan Chrome.
Green secara pribadi telah menggunakan Chrome tanpa login selama bertahun-tahun. Ini adalah opsi yang baik untuk pengguna sepertinya yang tidak ingin riwayat penjelajahan dikirim ke Google atau ditautkan ke akun Google yang digunakan untuk Gmail. Dia berpendapat ini adalah pengkhianatan kepercayaan.
"Jika Anda tidak menghormati persetujuan saya tentang pilihan privasi pengguna terbesar di Chrome (dan bahkan tidak memberi tahu saya bahwa Anda telah berhenti menghormatinya!). Mengapa saya harus mempercayai opsi persetujuan lainnya yang Anda berikan kepada saya?" tulis Green. "Apa yang membuatmu tidak berubah dalam pilihan itu dalam beberapa bulan, ketika kita semua sudah berhenti memperhatikan?"
Dia juga mengkritik antarmuka pengguna yang digunakan Google untuk menanyakan apakah mereka dapat menyinkronkan data Anda. Memang, jika Anda menekan menu tarik-turun di Chrome, frasa itu tidak menjelaskan apakah Anda mengirim kembali data ke Google atau tidak.
Antarmuka dapat menyebabkan orang "berpikir bahwa mereka sudah melakukan sinkronisasi dan dengan demikian tidak ada biaya tambahan untuk meningkatkan akses Google ke data mereka," tulisnya seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (25/9/2018).
![]() |
(roy) Next Article Google Perintahkan Pengguna Update Browser Chrome, Ada Apa?
Most Popular