
Internasional
Singapura Jadi Rumah Kedua Perusahaan Teknologi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 September 2018 17:55

Singapura, CNBC Indonesia - Singapura adalah kota terbaik kedua untuk perusahaan-perusahaan teknologi yang mencoba membangun atau memperluas operasinya di Asia, menurut laporan yang dipublikasikan pada hari Rabu (19/9/2018) oleh perusahaan layanan real estate dan manajemen investasi Colliers International.
Dalam laporan bertajuk "Lokasi Terbaik di Asia - Sektor Teknologi" (Top Locations in Asia - Technology Sector), Colliers membuat peringkat dari 16 kota besar Asia dalam faktor sosio-ekonomi, properti dan kemanusiaan guna mengidentifikasi dan merekomendasikan lokasi perkotaan terbaik di Asia.
Tiga kota di peringkat teratas adalah Bangalore, Singapura dan Shenzen yang memperoleh 61% atau lebih dalam skala penilaian, dilansir dari Strait Times.
Bangalore berada di peringkat pertama dengan skor 68%. Kota dengan pertumbuhan paling pesat di Asia selama lima sampai 10 tahun ke depan ini menawarkan sekelompok talenta yang mendalam dan luas.
Kota di India itu juga mengunggulkan stok ruangan kantor Grade A terbesar di Asia setelah Tokyo, upah karyawan serta persewaan kantor yang rendah, dan biaya hidup yang murah. Meskipun begitu, kota ini memiliki nilai yang tidak terlalu baik dari segi kualitas akomodasi dan infrastruktur kantor.
Singapura menduduki posisi kedua dengan skor 63%. Kota ini memperoleh skor tinggi dari segi kelompok talenta yang kuat, serta tingkat pajak pribadi, keamanan dan kualitas kehidupan.
Faktor-faktor tersebut menutupi skornya yang rendah dalam hal properti. Kota ini diprediksi akan terus meraup untung dari posisinya sebagai penghubung keuangan dan komunikasi yang baik bagi operasional Asia Tenggara dan Asia-Pasifik, kata Colliers.
Shenzhen ada di posisi ketiga dengan skor 61% dan menjadi ibukota teknologi China, menurut laporan tersebut. Investasi riset dan pengembangan yang besar telah memperluas basis teknologi kota itu jauh melampaui manufaktur perangkat keras. Kota itu juga mendapatkan skor tinggi di faktor properti karena upah buruh yang sedang, stok kantor yang cukup, ruang kerja yang fleksibel dan pasokan baru yang terencana.
Kota lain yang mendekati posisi tiga besar adalah Beijing, Hyderabad dan Hong Kong. Sementara 10 kota lainnya menerima skor antara 60% dan 50%.
Prospek pertumbuhan jangka panjang yang suram membebani penilaian Tokyo dan Taipei, meski keduanya memiliki skor yang baik dari segi kemanusiaan. Kota-kota berkembang memiliki skor yang baik dalam hal pertumbuhan tinggi dan rendahnya ongkos, tetapi mendapatkan skor rendah dalam hal kriteria pegawai dan aspirasi kemanusiaan.
"Melihat ke depan, Singapura harus terus memperoleh keuntungan dari posisinya sebagai penghubung keuangan dan komunikasi alami bagi Asia Tenggara, dan dari transisi ke Revolusi Industri Keempat yang didukung pemerintah," tulis laporan itu. "Kami membayangkan pasokan ruang untuk taman bisnis dan industri berspesifikasi tinggi bertambah dua kali lipat di tahun 2030."
(roy/roy) Next Article Bangun Ekosistem Inovasi, Untuk Indonesia Maju
Dalam laporan bertajuk "Lokasi Terbaik di Asia - Sektor Teknologi" (Top Locations in Asia - Technology Sector), Colliers membuat peringkat dari 16 kota besar Asia dalam faktor sosio-ekonomi, properti dan kemanusiaan guna mengidentifikasi dan merekomendasikan lokasi perkotaan terbaik di Asia.
Tiga kota di peringkat teratas adalah Bangalore, Singapura dan Shenzen yang memperoleh 61% atau lebih dalam skala penilaian, dilansir dari Strait Times.
Singapura menduduki posisi kedua dengan skor 63%. Kota ini memperoleh skor tinggi dari segi kelompok talenta yang kuat, serta tingkat pajak pribadi, keamanan dan kualitas kehidupan.
Faktor-faktor tersebut menutupi skornya yang rendah dalam hal properti. Kota ini diprediksi akan terus meraup untung dari posisinya sebagai penghubung keuangan dan komunikasi yang baik bagi operasional Asia Tenggara dan Asia-Pasifik, kata Colliers.
Shenzhen ada di posisi ketiga dengan skor 61% dan menjadi ibukota teknologi China, menurut laporan tersebut. Investasi riset dan pengembangan yang besar telah memperluas basis teknologi kota itu jauh melampaui manufaktur perangkat keras. Kota itu juga mendapatkan skor tinggi di faktor properti karena upah buruh yang sedang, stok kantor yang cukup, ruang kerja yang fleksibel dan pasokan baru yang terencana.
Kota lain yang mendekati posisi tiga besar adalah Beijing, Hyderabad dan Hong Kong. Sementara 10 kota lainnya menerima skor antara 60% dan 50%.
Prospek pertumbuhan jangka panjang yang suram membebani penilaian Tokyo dan Taipei, meski keduanya memiliki skor yang baik dari segi kemanusiaan. Kota-kota berkembang memiliki skor yang baik dalam hal pertumbuhan tinggi dan rendahnya ongkos, tetapi mendapatkan skor rendah dalam hal kriteria pegawai dan aspirasi kemanusiaan.
"Melihat ke depan, Singapura harus terus memperoleh keuntungan dari posisinya sebagai penghubung keuangan dan komunikasi alami bagi Asia Tenggara, dan dari transisi ke Revolusi Industri Keempat yang didukung pemerintah," tulis laporan itu. "Kami membayangkan pasokan ruang untuk taman bisnis dan industri berspesifikasi tinggi bertambah dua kali lipat di tahun 2030."
(roy/roy) Next Article Bangun Ekosistem Inovasi, Untuk Indonesia Maju
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular