Startup

Pimpinan Uber Mengundurkan Diri Akibat Kasus Diskriminasi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
11 July 2018 13:00
Investigasi itu dilakukan atas pengaduan dari para whistleblowers anonim bahwa Hornsey secara sistematis menghentikan keluhan internal tentang diskriminasi ras.
Foto: REUTERS/Tyrone Siu
San Francisco, CNBC Indonesia - Chief People Officer Uber Technologies Inc, Liane Hornsey, mengundurkan diri lewat sebuah surel ke para karyawan hari Selasa (10/7/2018), menyusul sebuah investigasi terhadap caranya menangani dugaan diskriminasi ras di perusahaan transportasi online tersebut.

Pengunduran diri itu terjadi setelah Reuters menghubungi Uber pada hari Senin (9/7/2018) untuk mencari informasi tentang investigasi yang sebelumnya tidak dilaporkan. Investigasi itu dilakukan atas pengaduan dari para whistleblowers anonim bahwa Hornsey secara sistematis menghentikan keluhan internal tentang diskriminasi ras.

Hornsey adalah Kepala Departemen Sumber Daya Manusia Uber dan salah satu pejabat perusahaan yang vokal terkait isu keberagaman dan diskriminasi. Dia sudah menjabat selama sekitar 18 bulan.

CEO Uber Dara Khosrowshahi memujinya dalam sebuah surel ke karyawan, yang dilihat oleh Reuters, sebagai orang yang "sangat berbakat, kreatif, dan pekerja keras". Dara sendiri tidak memberi alasan terkait pengunduran diri Hornsey.

Hornsey mengatakan dalam surel terpisah ke timnya di Uber, yang juga dibaca oleh Reuters, bahwa pengunduran dirinya "nampak mendadak bagi beberapa dari kalian, tetapi saya sudah memikirkannya selama beberapa waktu".

Dia juga tidak memberi alasan tentang pengunduran dirinya dan tidak merespons permintaan untuk berkomentar tentang investigasi.


Dugaan terhadap Hornsey dan Departemen Sumber Daya Manusia Uber dibuat semakin meluas oleh sebuah grup anonim yang mengklaim sebagai karyawan Uber selain yang berkulit putih, kata anggota grup kepada Reuters.

Mereka menduga Hornsey telah menggunakan bahasa diskriminatif dan komentar merendahkan tentang Kepala Keberagaman dan Inklusi Global Uber Bernard Coleman, serta telah merendahkan dan mengancam mantan eksekutif Uber Bozoma Saint John yang keluar dari perusahaan di bulan Juni.

Mereka juga berkata keluhan yang diajukan ke Uber secara anonim terkadang dihentikan atau tidak diselesaikan, khususnya jika terkait dengan isu ras.

Mereka juga menuduh perusahaan mengabaikan rekomendasi yang disetujui direksi dari mantan Jaksa Agung AS Eric Holder agar Kepala Keberagaman melapor langsung ke CEO atau COO perusahaan.

Uber menyampaikan ke Reuters dalam sebuah pernyataan bahwa keluhan sudah diinvestigasi dengan baik.

"Kami yakin investigasi dilakukan dalam tindakan tanpa bias, menyeluruh, dan kredibel, serta kesimpulan dari investigasi dibahas dengan baik," katanya.
(prm) Next Article Driver Punya Upah Minimum, Taksi Online Sepakat Kerek Tarif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular