
Cryptocurrency
Awas Hacker Beraksi! Dana Rp 193 M Dicuri Dari Platform Ini
Roy Franedya, CNBC Indonesia
10 July 2018 17:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pencurian uang digital (cryptocurrency) kembali terjadi. Kali ini pencurian terjadi pada platform konversi uang digital bernama Bancor yang melaporkan pencurian koin digital setara US$13,5 juta atau setara Rp 193,05 miliar.
Startup asal Israel ini menyatakan pada Senin (9/7/2018) dompet digital (e-wallet) mereka telah retas yang menyebabkan hilangnya token Ethereum sebesar US$12,5 juta dan token Pundi X sebanyak US1 juta.
Dalam 24 jam terakhir harga Ethereum anjlok 4% sementara harga Pundi X turun 11%, menurut data CoinMarketCap.
Manajemen Bancor mengatakan "tidak ada dompet pengguna yang retas dalam serangan itu."
Bancor menggambarkan dirinya sebagai "jaringan likuiditas terdesentralisasi" di mana para peserta dapat menggunakan apa yang disebut kontrak pintar - kontrak yang mengeksekusi diri - untuk mengadakan cryptocurrency dan mengkonversinya menjadi koin digital lainnya.
Idenya untuk menghilangkan kebutuhan pembeli, penjual, dan pihak rekanan yang biasanya terlibat dalam perdagangan.
Meski berhasil diretas, manajemen mengatakan dapat mencegah pencurian US$10 juta koin digital BNT dengan pembekuan dana.
Situs Bancor saat ini sedang tak bisa diakses (down), dengan pesan tertulis: "Bancor sedang melakukan pemeliharaan dan akan segera kembali online."
"Bancor tidak memiliki aset Anda. Dompet Anda dan dana Anda selalu aman, di bawah kepemilikan Anda yang ada di blockchain setiap saat."
Bancor tidak segera tersedia untuk dimintai komentar ketika dihubungi oleh CNBC International.
Cryptocurrency adalah topik yang sangat kontroversial bagi regulator dan mereka yang berada di dunia keuangan arus utama.
Awal tahun ini, lembaga pertukaran Jepang Coincheck diretas dan diyakini sebagai pencurian mata uang digital terbesar sepanjang masa. Ratusan juta token NEM, yang bernilai lebih dari US$ 530 juta, dicuri.
Pencurian ini mengulang kembali kasus pada tahun 2014, ketika Mt. Gox mengaku kehilangan US$ 480 juta Bitcoin karena diretas.
(dru) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Startup asal Israel ini menyatakan pada Senin (9/7/2018) dompet digital (e-wallet) mereka telah retas yang menyebabkan hilangnya token Ethereum sebesar US$12,5 juta dan token Pundi X sebanyak US1 juta.
Dalam 24 jam terakhir harga Ethereum anjlok 4% sementara harga Pundi X turun 11%, menurut data CoinMarketCap.
![]() |
Manajemen Bancor mengatakan "tidak ada dompet pengguna yang retas dalam serangan itu."
Bancor menggambarkan dirinya sebagai "jaringan likuiditas terdesentralisasi" di mana para peserta dapat menggunakan apa yang disebut kontrak pintar - kontrak yang mengeksekusi diri - untuk mengadakan cryptocurrency dan mengkonversinya menjadi koin digital lainnya.
Idenya untuk menghilangkan kebutuhan pembeli, penjual, dan pihak rekanan yang biasanya terlibat dalam perdagangan.
![]() |
Meski berhasil diretas, manajemen mengatakan dapat mencegah pencurian US$10 juta koin digital BNT dengan pembekuan dana.
Situs Bancor saat ini sedang tak bisa diakses (down), dengan pesan tertulis: "Bancor sedang melakukan pemeliharaan dan akan segera kembali online."
Bancor tidak segera tersedia untuk dimintai komentar ketika dihubungi oleh CNBC International.
Cryptocurrency adalah topik yang sangat kontroversial bagi regulator dan mereka yang berada di dunia keuangan arus utama.
Awal tahun ini, lembaga pertukaran Jepang Coincheck diretas dan diyakini sebagai pencurian mata uang digital terbesar sepanjang masa. Ratusan juta token NEM, yang bernilai lebih dari US$ 530 juta, dicuri.
Pencurian ini mengulang kembali kasus pada tahun 2014, ketika Mt. Gox mengaku kehilangan US$ 480 juta Bitcoin karena diretas.
(dru) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular