Perkembangan Teknologi

Dalam Bisnis Cloud Computing, Alibaba Sudah Salip IBM

Roy Franedya, CNBC Indonesia
27 June 2018 13:49
InterContinental Hotels Group, KPMG, Nestle, Philips, SAP, dan Schneider Electric telah menjadi klien cloud Alibaba.
Foto: REUTERS/Chance Chan
Jakarta, CNBC Indonesia - Alibaba kini menjadi salah satu perusahaan penyedian layanan cloud computing (komputasi awan) utama dunia. Bahkan perusahaan milik Jack Ma ini telah berhasil melewati IBM dan memenangkan bisnis dari klien dari Eropa dan AS.

Dalam komputasi awan, Alibaba terkenal karena pertumbuhannya yang cepat di China, di mana perusahaan telah lama menjadi pemain utama dalam toko online (e-commerce).

Tetapi kekuatan ini tidak hanya di China saja. Berdasarkan lembaga riset Synergy Research Group, pada kuartal I-2018, Alibaba telah berhasil melampaui IBM dalam infrastruktur cloud dan layanan terkait. Alibaba kini berada diurutan keempat setelah Amazon, Microsoft dan Google.

Alibaba membantu perusahaan-perusahaan China yang ingin ekspansi bisnis di luar negeri dan juga memenangkan bisnis dari pelanggan besar yang ingin memasuki pasar China, yang telah lama menjadi tantangan bagi orang luar.

Situs Alibaba menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk InterContinental Hotels Group, KPMG, Nestle, Philips, SAP, dan Schneider Electric telah menjadi klien cloud Alibaba.

Alibaba dan perusahaan teknologi terbesar di dunia sedang membangun pusat data, menyiapkan staf dan melakukan akuisisi untuk menangani lonjakan beban kerja karena semakin banyak bisnis mengalihkan komputasi dan kebutuhan penyimpanan mereka ke cloud. Alibaba merupakan kedua terbesar di kawasan Asia Pasifik, di belakang Amazon Web Services (AWS) yang memiliki pangsa pasar stabil dikisaran 40%.

"Ini adalah permainan skala dan untuk menjadi pemimpin pasar menuntut investasi berkelanjutan yang besar, kehadiran global dan merek global," kata John Dinsdale, Direktur Riset Synergy Research Group, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (26/6/2018).

Pada kuartal I-2018, Alibaba mengatakan pendapatan bisnis cloud miliknya sudah tumbuh dua kali lipat menjadi US$699 juta. Pada tahun sebelumnya bisnis ini juga tumbuh dua kali lipat menjadi US$2,14 miliar.

Meski tumbuh tinggi, Analis dari Raymond James memperkirakan pertumbuhan bisnis cloud Alibaba akan melambat ketika unit bisnis ini semakin besar. Pada tahu depan pertumbuhannya mencapai 87% dan setahun berikutnya menjadi 60%.

Alibaba juga menghadapi tantangan jangka panjang menyakinkan perusahaan-perusahaan raksasa untuk menyimpan dana mereka yang paling sensitif.

"Calon pelanggan internasional juga dapat melihat masalah kepatuhan keamanan (security) dan peraturan ketika menggunakan jasa perusahaan China, meskipun Alibaba Cloud telah menjalani audit pihak ketiga," tulis Analis dari Raymond James.



(roy/roy) Next Article Alibaba Kembangkan Sistem Kontrol Lalu Lintas di Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular