Cryptocurrency
Tak Punya Fundamental, Harga Bitcoin akan Koreksi Dalam
Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 April 2018 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan harga Bitcoin bisa lebih buruk lagi dalam beberapa bulan mendatang. Penyebabnya, mata uang digital (cryptocurrency) ini tidak memiliki nilai fundamental.
Ini merupakan hasil riset Capital Economics yang dipublikasikan Kamis (5/4/2018). Perusahaan yang berbasis di London ini menjelaskan harga Bitcoin Cs telah cukup berkorelasi dengan indek S&P 500 sejak harganya mengalami penurunan dari harga tertinggi pada akhir tahun 2017.
Namun korelasi ini hanya bersifat kebetulan dan terkait dengan faktor-faktor tertentu. Penurunan harga Bitcoin yang terjadi baru-baru ini dikarenakan meningkatnya kekhawatiran investor akan pengetatan regulasi, larang iklan cryptocurrency pada di media sosial dan beberapa bank yang melarang penggunaan kartu kredit untuk membeli Bitcoin Cs.
Adapun saham-saham telah terpukul karena kekhawatiran perang dagang AS-China yang terus meningkat intensitasnya. "Dengan kata lain, faktor-faktor yang mendorong harga Bitcoin masih agak berbeda dengan faktor pendorong aset lainnya," kata Capital Economics seperti dikutip dari CNBC International.
"Kami memperkirakan harga saham akan turun karena faktor kenaikan suku bunga AS akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tetapi faktor utama yang mendorong turunnya harga Bitcoin kemungkinan akan menjadi kenyataan dalam jangka panjang. Cryptocurrency juga tidak akan jadi mata uang alternatif pengganti uang konvensional," tambah Capital Economics.
Bitcoin mencatatkan harga tertinggi pada pertengahan Desember 2017 ketika harganya hampir US$20.000/btc. Pada kuartal I-2018 sebanyak US$114,9 miliar atau setara Rp 1.551,15 triliun kapitalisasi pasar Bitcoin mengguap akibat anjloknya harga Bitcoin.
Saat ini Bitcoin sedang berjuang untuk menembus level harga US$7.000/btc. Menurut Coinbase, pada Jumat (6/4/2018) pukul 16.05 WIB, Bitcoin diperdagangkan dikisaran US$6.602,29/btc atau setara Rp 89,13 juta. Dalam 24 jam terakhir harganya telah turun 4,08% dengan 12.839 koin yang diperdagangkan.
(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Ini merupakan hasil riset Capital Economics yang dipublikasikan Kamis (5/4/2018). Perusahaan yang berbasis di London ini menjelaskan harga Bitcoin Cs telah cukup berkorelasi dengan indek S&P 500 sejak harganya mengalami penurunan dari harga tertinggi pada akhir tahun 2017.
"Kami memperkirakan harga saham akan turun karena faktor kenaikan suku bunga AS akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tetapi faktor utama yang mendorong turunnya harga Bitcoin kemungkinan akan menjadi kenyataan dalam jangka panjang. Cryptocurrency juga tidak akan jadi mata uang alternatif pengganti uang konvensional," tambah Capital Economics.
Bitcoin mencatatkan harga tertinggi pada pertengahan Desember 2017 ketika harganya hampir US$20.000/btc. Pada kuartal I-2018 sebanyak US$114,9 miliar atau setara Rp 1.551,15 triliun kapitalisasi pasar Bitcoin mengguap akibat anjloknya harga Bitcoin.
Saat ini Bitcoin sedang berjuang untuk menembus level harga US$7.000/btc. Menurut Coinbase, pada Jumat (6/4/2018) pukul 16.05 WIB, Bitcoin diperdagangkan dikisaran US$6.602,29/btc atau setara Rp 89,13 juta. Dalam 24 jam terakhir harganya telah turun 4,08% dengan 12.839 koin yang diperdagangkan.
(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular