Fintech

Biaya Pendidikan Naik 10%/Tahun, Fintech Tawarkan KTA

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
03 April 2018 18:17
Berdasarkan data BPS tiap tahun biaya pendidikan bertumbuh 10%.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Sumber daya manusia (SDM) di suatu negara bisa meningkat kualitasnya kalau mereka mampu menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Namun anak Indonesia yang mencapai perguruan tinggi masih sangat rendah.

Berdasarkan data dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), hingga saat ini angka partisipasi kasar pendidikan tinggi Indonesia baru mencapai 31,5%. Rendahnya angka pastisipasi ini dikarenakan biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahun.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan biaya pendidikan di Indonesia rata-rata mencapai 10% setiap tahun. Kenaikan biaya pendidikan tersebut menjadi hambatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin meraih pendidikan tinggi. Hanya 2% keluarga berpenghasilan rendah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sementara keluarga berpenghasilan tinggi jumlah anak yang masuk perguruan tinggi negeri maupun swasta mencapai lebih dari 50%.

Untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan yang menjadi kendala anak Indonesia tak dapat kuliah, sejumlah perusahaan financial technology (Fintech) menawarkan solusi pinjaman dana untuk lanjut sekolah. Seperti pinjaman dana pendidikan yang ditawarkan oleh Dana Cita, Danadidik, serta KoinWorks.

Ketiga perusahaan fintech tersebut akan memberikan pinjaman biaya pendidikan dengan suku bunga rendah dengan rata-rata di bawah 20% flat per tahun serta tenor yang panjang. Cara mengajukan pinjamannya juga sangat mudah seperti jenis kredit tanpa agunan (KTA) di bank tapi prosesnya tak rumit.

"Kami memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan hingga 100% dari biaya kuliah mereka. Jangka waktu pinjaman hinga enam tahun dan pembayaran bulanan yang ringan. Tapi syaratnya mereka harus sudah terdaftar di perguruan tinggi terakreditasi," ujar Susli Lie selaku Co-Founder dari Dana Cita saat ditemui CNBC Indonesia di UOB Tower, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).

Selain harus sudah terdaftar perlu adanya penjamin seperti orangtua maupun kerabat dekat dari setiap siswa yang pinjam dana. Penjamin yang dimaksud tentu harus memiliki penghasilan. Hal serupa juga diterapkan oleh Danadidik dan KoinWorks dengan tenor dan suku bunga berbeda-beda tentunya.

Meski sudah menyediakan dana pendidikan namun para pendiri fintech berharap pemerintah bisa lebih banyak berperan di dalamnya. Benedicto Haryono yang merupakan Co-Founder dari Koinworks berharap pemerintah bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan regulasi yang lebih ringan untuk membantu dana perguruan tinggi anak Indonesia.

"Harapannya dari pemerintah bisa membuat ekosistem yang bagus dan harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan dari sekolah dasar sampai tinggi supaya ketika mereka lakukan investasi ini akan mendapatkan skill yang bagus. Dari sisi regulasi bisa melonggarkan ke perbankan ke ranah edukasinya kalau bisa kerjasama dengan fintech," harap Benedicto.
(roy/roy) Next Article Wah! Valuasi Unicorn Raksasa Dunia Anjlok Rp 488 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular