
PwC: Digitalisasi Kian Marak, Bankir Fokus ke Automatisasi
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 February 2018 20:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Lanskap perbankan Indonesia berpeluang untuk berubah jauh lebih drastis lagi, setelah transaksi keuangan secara digital untuk pertama kalinya melampaui transaksi konvensional melalui teller bank.
Hal itu terungkap dalam laporan PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia berjudul "2018 Indonesia Banking Survey" yang mengungkapkan 30% nasabah kini lebih memilih bertransaksi lewat digital, melebihi jumlah transaksi konvensional. Laporan tersebut menegaskan bahwa teknologi akan menjadi faktor utama yang mengubah wajah bisnis perbankan.
Namun, hasil survei PwC menyebutkan hanya bank besar dan bank asing yang cukup yakin akan strategi digitalnya ke depan, dengan berinvestasi membangun sistem automatisasi.
"Mengikuti tren serupa pada 2017, bank yang masuk kategori BUKU 3 dan BUKU 4 berinvestasi lebih besar di automatisasi untuk mengurangi risiko operasional," tulis PwC Indonesia Financial Service Leader David Wake, dalam laporan tersebut.
Di sisi lain, lanjutnya, bank lebih kecil lebih memilih berinvestasi di wilayah mendasar seperti pengembangan sumber daya manusia, kajian prosedur standard dan operasi (SOP), kajian risiko secara mandiri, dan audit internal.
Secara umum, responden dari bank asing tidak menunjukkan tingkat optimisme yang sama seperti responden bank lokal. Lebih dari 50% responden bankir lokal cenderung mengharapkan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, separuh responden dari bank asing menyatakan akan mengurangi jumlah kantor cabangnya.
Hanya 12% dari mereka yang akan melakukan ekspansi. "Kebanyakan bank asing lebih memilih untuk melakukan spesialisasi atau membidik niche market. Dibanding masuk ke retail banking, mereka akan menyasar corporate banking," tutur David.
Hal ini bertolak belakang dengan perbankan BUMN. Hasil survei PwC mengungkap 67 persen dari bank BUMN akan memperbanyak kantor cabang maupun karyawannya.
Survei PwC Indonesia diikuti 65 responden dari 49 bank yang beroperasi di Indonesia. Para responden merupakan pejabat di tingkat manajemen senior pada masing-masing bank tersebut.
(ags/ags) Next Article Bisnis Ribuan Triliun Rentenir Zaman Now
Hal itu terungkap dalam laporan PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia berjudul "2018 Indonesia Banking Survey" yang mengungkapkan 30% nasabah kini lebih memilih bertransaksi lewat digital, melebihi jumlah transaksi konvensional. Laporan tersebut menegaskan bahwa teknologi akan menjadi faktor utama yang mengubah wajah bisnis perbankan.
Namun, hasil survei PwC menyebutkan hanya bank besar dan bank asing yang cukup yakin akan strategi digitalnya ke depan, dengan berinvestasi membangun sistem automatisasi.
![]() |
Secara umum, responden dari bank asing tidak menunjukkan tingkat optimisme yang sama seperti responden bank lokal. Lebih dari 50% responden bankir lokal cenderung mengharapkan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, separuh responden dari bank asing menyatakan akan mengurangi jumlah kantor cabangnya.
Hanya 12% dari mereka yang akan melakukan ekspansi. "Kebanyakan bank asing lebih memilih untuk melakukan spesialisasi atau membidik niche market. Dibanding masuk ke retail banking, mereka akan menyasar corporate banking," tutur David.
Hal ini bertolak belakang dengan perbankan BUMN. Hasil survei PwC mengungkap 67 persen dari bank BUMN akan memperbanyak kantor cabang maupun karyawannya.
Survei PwC Indonesia diikuti 65 responden dari 49 bank yang beroperasi di Indonesia. Para responden merupakan pejabat di tingkat manajemen senior pada masing-masing bank tersebut.
(ags/ags) Next Article Bisnis Ribuan Triliun Rentenir Zaman Now
Most Popular