
Ketika George Soros Anggap Facebook Cs Layaknya Kasino
Rehiya Sebayang, CNBC Indonesia
16 February 2018 16:18

Jakarta, CNBC Indonesia – George Soros, seorang investor miliuner kawakan, menganggap media sosial sama dengan perjudian di kasino. Soros menganggap kekuatan media sosial mampu memanipulasi perhatian pengguna dan dengan sengaja membuat pengguna kecanduan.
"Perusahaan media sosial menipu pengguna mereka dengan memanipulasi perhatian mereka, mengarahkannya ke tujuan komersial mereka sendiri, dan dengan sengaaja menggunakaan kecanduan layanan yang bisa sangat berbahaya, terutama bagi remaja"
"Ada kesamaan antara platform internet dengan perusahaan perjudian. Kasino mengembangkan teknik untuk memanipulasi kesadaran pelanggan untuk mempertaruhkan semua uang mereka, bahkan uang yang tidak mereka miliki," demikian tulis Soros dalam opininya di situs Project Syndicate yang dilansir dari CNBC, Jumat (16/2/2018).
Soros menuliskan dengan jelas, selain untuk memperoleh keuntungan, kesengajaan media sosial seperti Facebook dan Google yang terus membuat inovasi dan memberi kebebasan kepada penggunanya merupakan sebuah jalan untuk memperdalam kecanduan penggunanya.
Pengguna, umumnya menghabiskan banyak waktu dalam menggunakan aplikasi Facebook dan Google. Meski jelas mencantumkan banyak persyaratan dalam penggunaannya, namun pada akhirnya pengguna tetap saja harus menyetujui semua persayaratan, yang dianggap Soros justru dibuat untuk menguntungkan pihak perusahaan.
Soros menganggap syarat dan ketentuan yang dibuat merupakan sarana untuk memonopoli publik. Media sosial umumnya disebut sebagai sarana penyampai informasi, namun nyatanya digunakan perusahaan untuk mencari keuntungan dengan membuat penggunanya tunduk dan patuh pada ketentuan yang ketat, yang bertujuan untuk menjaga persaingan dengan embel-embel memberi akses yang merata dan transparan.
Seiring pertumbuhannya, Facebook dan Google juga menawarkan lebih banyak layanan kepada penggunanya. Namun dibalik semua itu, soros menganggap raksasa-raksasa teknologi tersebut “memanfaatkan data penggunanya” dan juga “meminta biaya yang bervariasi” dalam penggunaannya.
Soros menuduh perusahaan media sosial “memaksa pengguna menyerahkan otonomi mereka” dengan menarik perhatian masyarakat “yang berpusat pada beberapa perusahaan”.
Soros menganggap kemampuan perusahaan teknologi yang mampu “memonopoli data” dapat disalah gunakan, semisal bekerja sama dengan negara-negara otoriter untuk membentuk jaringan dan kekuasaan yang totaliter. Bahkan, di luar perkiraan George Orwell, seorang penulis yang dalam karyanya menyatakan bahwa kesempurnaan dan kekuasaan dapat menghancurkan kehidupan dunia. Seperti yang terjadi di China dan Rusia.
Soros menganggap pandangan regulator Uni Eropa menyangkut kebijakan sosial jauh lebih luas dari pandangan regulator AS. Karena Margrethe Vestager, Komisaris Persaingan Uni Eropa, pernah menuntut Google untuk membayar denda sebesar 2,4 miliar euro (US$ 3 miliar) pada 2017 lalu karena Google dinyatakan telah melakukan pelanggaran terhadap aturan antimonopoli.
Soros yang merasa perusahaan dengan kuasa besar, semacam Facebook dan Google, perlu dipecah agar tidak menimbulkan kekacauan, menganggap langkah tersebut sebagai salah satu langkah yang perlu diterapkan.
Soros menyatakan bahwa perusahaan internet AS mungkin akan mendominasi di seluruh dunia dan langkah yang ditempuh Vestager merupakan salah satu cara untuk mencegah kemungkinan tersebut terjadi.
(dru) Next Article 'AI di Tangan China adalah Ancaman bagi Umat Manusia'
"Perusahaan media sosial menipu pengguna mereka dengan memanipulasi perhatian mereka, mengarahkannya ke tujuan komersial mereka sendiri, dan dengan sengaaja menggunakaan kecanduan layanan yang bisa sangat berbahaya, terutama bagi remaja"
"Ada kesamaan antara platform internet dengan perusahaan perjudian. Kasino mengembangkan teknik untuk memanipulasi kesadaran pelanggan untuk mempertaruhkan semua uang mereka, bahkan uang yang tidak mereka miliki," demikian tulis Soros dalam opininya di situs Project Syndicate yang dilansir dari CNBC, Jumat (16/2/2018).
Pengguna, umumnya menghabiskan banyak waktu dalam menggunakan aplikasi Facebook dan Google. Meski jelas mencantumkan banyak persyaratan dalam penggunaannya, namun pada akhirnya pengguna tetap saja harus menyetujui semua persayaratan, yang dianggap Soros justru dibuat untuk menguntungkan pihak perusahaan.
Soros menganggap syarat dan ketentuan yang dibuat merupakan sarana untuk memonopoli publik. Media sosial umumnya disebut sebagai sarana penyampai informasi, namun nyatanya digunakan perusahaan untuk mencari keuntungan dengan membuat penggunanya tunduk dan patuh pada ketentuan yang ketat, yang bertujuan untuk menjaga persaingan dengan embel-embel memberi akses yang merata dan transparan.
Seiring pertumbuhannya, Facebook dan Google juga menawarkan lebih banyak layanan kepada penggunanya. Namun dibalik semua itu, soros menganggap raksasa-raksasa teknologi tersebut “memanfaatkan data penggunanya” dan juga “meminta biaya yang bervariasi” dalam penggunaannya.
Soros menuduh perusahaan media sosial “memaksa pengguna menyerahkan otonomi mereka” dengan menarik perhatian masyarakat “yang berpusat pada beberapa perusahaan”.
Soros menganggap kemampuan perusahaan teknologi yang mampu “memonopoli data” dapat disalah gunakan, semisal bekerja sama dengan negara-negara otoriter untuk membentuk jaringan dan kekuasaan yang totaliter. Bahkan, di luar perkiraan George Orwell, seorang penulis yang dalam karyanya menyatakan bahwa kesempurnaan dan kekuasaan dapat menghancurkan kehidupan dunia. Seperti yang terjadi di China dan Rusia.
Soros menganggap pandangan regulator Uni Eropa menyangkut kebijakan sosial jauh lebih luas dari pandangan regulator AS. Karena Margrethe Vestager, Komisaris Persaingan Uni Eropa, pernah menuntut Google untuk membayar denda sebesar 2,4 miliar euro (US$ 3 miliar) pada 2017 lalu karena Google dinyatakan telah melakukan pelanggaran terhadap aturan antimonopoli.
Soros yang merasa perusahaan dengan kuasa besar, semacam Facebook dan Google, perlu dipecah agar tidak menimbulkan kekacauan, menganggap langkah tersebut sebagai salah satu langkah yang perlu diterapkan.
Soros menyatakan bahwa perusahaan internet AS mungkin akan mendominasi di seluruh dunia dan langkah yang ditempuh Vestager merupakan salah satu cara untuk mencegah kemungkinan tersebut terjadi.
(dru) Next Article 'AI di Tangan China adalah Ancaman bagi Umat Manusia'
Most Popular