e-Commerce

Ini Fakta-Fakta Belanja Online di Dunia

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
14 February 2018 13:58
Ini Fakta-Fakta Belanja Online di Dunia
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada awal Februari 2018, toko online (e-commerce menjadi topik pembicaraan hangat. Terutama terkait pelemahan industri ritel konvensional dan peningkatan kontribusi ritel online pada perekonomian. Ternyata fenomena ini tak terjadi di Indonesia.

Berdasarkan laporan terbaru dari KPMG, Kemajuan teknologi, sistem distribusi, dan sistem pembayaran, yang dikawinkan dengan peningkatan akses internet, telah menciptakan wahana belanja online senilai US$1,9 triliun (Rp 25.942,9 triliun) secara global. Saat ini, konsumen tidak lagi “pergi berbelanja”, akan tetapi dapat berbelanja, kapanpun dan di manapun.

KPMG melakukan kajian terkait perilaku dan preferensi konsumen terkait dengan belanja online pada 2016. KPMG melakukan survei online kepada 18.430 konsumen yang tersebar di 50 negara. Responden kajian tersebut berusia antara 15-70 tahun, dan masing-masing telah membeli setidaknya satu produk secara online dalam 12 bulan terakhir.

KPMG membagi ruang lingkup kajian berdasarkan geografis, generasi konsumen, dan kategori produk. Sebagai catatan, generasi konsumen dibagi menjadi baby boomers (lahir 1946-1965), generasi X (lahir 1966-1981), dan milenial (lahir 1982-2001).


Melansir dari hasil penelitian KMPG, berikut beberapa fakta yang mampu dirangkum oleh Tim Riset CNBC.
Berdasarkan perbedaan usia, pada tahun 2016 konsumen yang tergolong Generasi X melakukan pembelian produk online paling banyak daripada golongan usia lainnya, yakni mendekati 19 transaksi per tahun per orang. 

Meskipun secara umum maraknya belanja online didorong oleh perilaku belanja golongan Milenial (yang lebih melek teknologi dan modern), faktanya konsumen Generasi X berkontribusi 20% lebih banyak dibanding Milenial dalam jumlah pembelian produk online.

Konsumen Generasi X dinilai lebih mapan dalam berkarir, dan mayoritas telah membangun keluarga, sehingga memicu golongan ini membeli barang konsumsi lebih banyak dari golongan Milenial. Saat golongan Milenial memasuki dunia kerja dan memiliki gaya hidup baru, KPMG memprediksikan kontribusi golongan ini meningkat bahkan mungkin melebihi generasi yang lebih tua.
Ini Fakta-Fakta Belanja Online di DuniaFoto: CNBC Indonesia
Berdasarkan letak geografis, regional Asia paling banyak melakukan transaksi belanja online, dengan jumlah 22,1 transaksi/orang/tahun. Capaian tersebut disusul oleh region Amerika Utara (19 transaksi) dan Eropa Barat (18,4/orang/tahun). Dibandingkan dengan generasi Milenial yang lebih modern, wajar jika kita mengasumsikan bahwa generasi baby boomers (lahir 1946-1965) adalah generasi yang paling tidak terpapar dengan dunia belanja online. Pada kenyataannya generasi baby boomers juga melakukan belanja online dengan frekuensi belanja yang hampir sama dengan generasi Milenial. Bahkan generasi baby boomers mengeluarkan rata-rata jumlah uang yang lebih banyak untuk transaksi online dibandingkan dua generasi lainnya yang lebih muda.
Ini Fakta-Fakta Belanja Online di DuniaFoto: CNBC Indonesi
Generasi baby boomers banyak membeli kategori produk kesehatan, wine, dan peralatan rumah tangga, dimana cenderung memiliki tingkatan harga yang relatif lebih tinggi daripada kategori yang lain. Berdasarkan kategori barang, buku/musik adalah jenis barang yang paling banyak dibeli oleh konsumen. Berdasarkan survei yang dilakukan KPMG pada tahun 2016, kategori barang ini dibeli oleh 53% responden. Capaian tersebut, disusul oleh kategori alat elektronik/komputer, pakaian wanita, aksesoris, peralatan rumah tangga, dan pakaian pria.
Ini Fakta-Fakta Belanja Online di DuniaFoto: CNBC Indonesia
Untuk di wilayah Indonesia sendiri, KPMG mencatat bahwa kategori aksesoris (misalnya tas) merupakan kategori paling populer bagi pelaku belanja online. Tumbuhnya tradisi belanja online juga turut memicu perkembangan perdagangan retail internasional. Melansir KMPG, konsumen di region Amerika Utara dan Eropa paling sedikit melakukan pembelian online dari luar negeri, masing-masing hanya sebesar 14% dan 15% dari total belanja online yang dilakukan. Hal tersebut sebetulnya tidak mengejutkan menengok tingkat kematangan pasar di kedua regional tersebut, sehingga produk-produk populer mampu diperoleh di dalam negeri dengan harga yang kompetitif. 
Ini Fakta-Fakta Belanja Online di DuniaFoto: CNBC Indonesia
Konsumen dari regional Asia mengimpor (dari luar region Asia) rata-rata 21% dari total belanja online, meskipun nilainya bervariasi berdasarkan negara. Hong Kong, Singapura, dan Vietnam mencatatkan jumlah impor yang signifikan, masing-masing sebesar 31%, 43%, dan 55%. Negara lain seperti Indonesia, Jepang, dan India masing-masing hanya mengimpor paling banyak 12%. China, dengan 20% impor dari luar region Asia, berada di tengah-tengah.

Konsumen regional Afrika dan Timur Tengah paling banyak melakukan belanja online dengan mengimpor dari region lain (rerata 50%). Seperti contoh di negara Uni Emirat Arab, 58% dari total belanja online adalah impor dari negara lain (dengan sekitar 80% nya mengimpor dari region Asia, Amerika Utara, dan Eropa Barat).
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular