Cryptocurrency

Bursa BitGrail Rugi Rp 2,66 Triliun Dicuri Hacker

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 February 2018 13:44
Pendiri BitGrail, Francesco Firano (31 tahun), mengaku telah menghitung ada sekitar 17 juta token Nano dengan nilai sekitar $195 juta yang telah di curi hacker.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia – Aksi peretasan (hack) bursa penukaran Bitcoin Cs kembali terjadi. BitGrail, bursa mata uang digital (cryptocurrency) asal Italia melaporkan kerugian sekitar $195 juta atau setara Rp 2,66 triliun akibat pencurian oleh hacker pada minggu lalu. Namun beberapa investor termasuk pengembang yang menciptakan Bitcoin Cs mengaku tidak semuanya mengalami kehilangan.

Dilansir dari Fortune, BitGrail merupakan salah satu bursa perdaganganya Bitcoin Cs yang memperdagangkan Nano, satu jenis mata uang digital yang dulunya dinamai RaiBlocks.

Meskipun Nano merupakan uang digital yang jarang dikenal dan berita pencurian tidak ramai, pencurian ini telah menyebabkan harga turun 20%. Saat nini jumlah Nano yang beredar mencapai US$1 miliar. Pada Kamis (8/2/2018) pendiri BitGrail, Francesco Firano (31 tahun), mengaku telah menghitung ada sekitar 17 juta token Nano dengan nilai sekitar $195 juta yang telah di curi hacker.

Kejadian ini awalnya ada sangkut pautnya dengan langkah yang ditempuh BitGrail sebelumnya. Awal Januari lalu bursa BitGrail memberhentikan semua transaksi Nano, juga Lisk dan token CryptoForecast.


Setelahnya, dikabarkan bahwa BitGrail mendesak penggunanya untuk memberikan verifikasi identitas dan menggunakan alat anti pencucian uang, juga memblokir pengguna berkewarganegaraan non-Eropa, meskipun bursa tersebut tidak terkait dengan mata uang ataupun bank pemerintah.

Menurut The Merkle, situs uang digital terbaru, pada saat kejadian tersebut ada beberapa pengguna telah mencurigai BitGrail sedang melakukan siasat yang disebut “keluar dari penipuan” (exit scam).

Saat kejadian berlangsung, Firano meminta para pengembang Nano untuk ‘membagi’ laporan transaksi mereka untuk dapat menarik kembali dana yang di duga dicuri dari bursa. Permintaan tersebut justru mengherankan pengguna karena ketetapan laporan transaksi merupakan fitur inti sebuah mata uang digital, dan bahkan di anggap sakral oleh beberapa pendukung teknologi tersebut.

Para pengguna Nano secara langsung menolak permintaan untuk memberikan salinan komunikasi mereka dan akhirnya mencurigai Firano melakukan kecurangan terhadap Nano Core Team dan komunitas lainnya, dimana Firano dianggap tidak becus mengurus aset konsumen dan menggunakan isu hacker sebagai kambing hitam.

Kepada situs berita Italia Sole24Ore, Firano, 31 tahun, mengatakan telah menerima beberapa ancaman pembunuhan sejak mengumumkan kejadian pencurian tersebut dan sudah mengajukan laporan ke polisi, yang saat ini sedang diselidiki kebenarannya.

Pencurian mata uang digital senilai US$195 juta tersebut dianggap masih sedikit jika di bandingkan dengan beberapa kejadian serupa yang pernah terjadi. Pada 2014, sedikitnya $387 juta Bitcoin dilaporkan dicuri dari bursa Mt. Gox, yang saat ini nilainya bisa mencapai miliaran dolar. Sebulan yang lalu, kriptocurrency bernama NEM senilai $534 juta di curi dari Coincheck, sebuah bursa mata uang digital asal Jepang.

Banyak bursa mata uang digital internasional yang tidak memiliki regulasi, bahkan beberapa bursa yang berbasis di AS tidak terlindungi oleh asuransi manapun.
(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular