
Special Report
Asing Agresif Suntik Startup Lokal, Kolonialisme Zaman Now?
Roy Franedya & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 February 2018 09:59

Jakarta, CNBC Indonesia — Ekonomi digital akan menjadi tumpuan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Potensi ini sudah terlihat dari tren peningkatan transaksi toko online dan perkembangan bisnis startup.
Namun, ada yang cukup menggelitik soal agresifnya asing ini. Dominasi asing ini memunculkan isu tak sedap tentang bentuk penjajahan baru melalui ranah online atau kolonialisme zaman now.
Berdasarkan analisa Tim Riset CNBC Indonesia, dalam kurun waktu 2016 - 2017 total dana asing yang masuk ke startup mencapai setidaknya US$2,76 miliar atau setara Rp 37,26 triliun. Komposisinya, pada tahun 2016 sebanyak US$ 37 juta (Rp 499,5 miliar) dan tahun 2017 mencapai US$ 2,39 miliar (Rp32,37 triliun).
Sebagian besar dana ini disuntikkan kepada startup yang telah memiliki valuasi diatas US$ 1 miliar (Rp 13,5 triliun) atau disebut unicorn. Di Indonesia, tercatat ada empat startup yang berlabel unicorn: Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.
Go-Jek jadi startup unicorn yang paling besar mendapat suntikan dana. Besarnya US$ 1,2 miliar (Rp16,2 triliun). Dana ini berasal dari Tencent Holding Limited, perusahaan raksasa teknologi asal China.
Suntikan dana terbesar kedua didapatkan Tokopedia. E-commerce yang didirikan Wiliam Tanuwijaya ini mendapatkan suntikan dana dari Alibaba Grup sebesar US$ 1,1 miliar (Rp 14,85 triliun).
Suntikan dana terbesar ketiga berasal dari konsorsium investor Expedia, Sequoia dan JD.com yang menyuntikkan dana sebesar US$ 350 juta (Rp 4,73 triliun) ke Traveloka.
Pemerintah optimistis ke depannya ada banyak lagi unicorn di Indonesia, lebih dari lima pada 2019. Sejalan dengan hal tersebut, program "Next Indonesia Unicorn" diluncurkan dan telah diidentifikasi siapa-siapa saja startup calon unicorn itu.
Simak halaman berikutnya untuk mengetahui startup lokal yang disiapkan menjadi unicorn.
Namun, ada yang cukup menggelitik soal agresifnya asing ini. Dominasi asing ini memunculkan isu tak sedap tentang bentuk penjajahan baru melalui ranah online atau kolonialisme zaman now.
Berdasarkan analisa Tim Riset CNBC Indonesia, dalam kurun waktu 2016 - 2017 total dana asing yang masuk ke startup mencapai setidaknya US$2,76 miliar atau setara Rp 37,26 triliun. Komposisinya, pada tahun 2016 sebanyak US$ 37 juta (Rp 499,5 miliar) dan tahun 2017 mencapai US$ 2,39 miliar (Rp32,37 triliun).
![]() |
Go-Jek jadi startup unicorn yang paling besar mendapat suntikan dana. Besarnya US$ 1,2 miliar (Rp16,2 triliun). Dana ini berasal dari Tencent Holding Limited, perusahaan raksasa teknologi asal China.
Suntikan dana terbesar kedua didapatkan Tokopedia. E-commerce yang didirikan Wiliam Tanuwijaya ini mendapatkan suntikan dana dari Alibaba Grup sebesar US$ 1,1 miliar (Rp 14,85 triliun).
Suntikan dana terbesar ketiga berasal dari konsorsium investor Expedia, Sequoia dan JD.com yang menyuntikkan dana sebesar US$ 350 juta (Rp 4,73 triliun) ke Traveloka.
Pemerintah optimistis ke depannya ada banyak lagi unicorn di Indonesia, lebih dari lima pada 2019. Sejalan dengan hal tersebut, program "Next Indonesia Unicorn" diluncurkan dan telah diidentifikasi siapa-siapa saja startup calon unicorn itu.
Simak halaman berikutnya untuk mengetahui startup lokal yang disiapkan menjadi unicorn.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular