
Cryptocurrency
Transaksi Bitcoin Juga Pernah Dimanipulasi
Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 January 2018 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia — Tak seperti transaksi saham atau komoditas, nilai Bitcoin tidak dapat diprediksi. Nilainya bisa naik sekaligus turun dalam satu hari perdagangan.
Namun, ada indikasi telah terjadi manipulasi nilai Bitcoin. Manipulasi ini terjadi pada tahun 2013 silam.
Ketika itu, harga Bitcoin bisa naik dari US$ 150 per koin atau setara Rp 19,95 juta (asumsi US$1 = Rp 13.500) menjadi US$1.000 (Rp 13,3 juta) per koin. Kenaikan ini terjadi hanya dalam rentan waktu dua bulan.
Empat peneliti dari Tandy School of Computer Science dari The University of Tulsa dan Berglas School of Economics di Tel Aviv University, Turki yang menemukan manipulasi tersebut. Menurut mereka lonjakan nilai Bitcoin dilakukan oleh satu orang.
Dalam makalahnya berjudul “Price Manipulation in the Bitcoin Ecosystem” yang dipublikasikan dalam jurnal Ekonomi Moneter, Neil Gandal, JT Hamrick, Tyler Moore dan Tali Oberman menggambarkan aktivitas mencurigakan di pusat pertukaran mata uang digital (cryptocurrency), Mt. Gox, yang berdampak pada nilai Bitcoin Cs pada 2013.
Seperti dilansir TechCrunch dan dikutip CNBC, para peneliti ini menemukan manipulasi harga ini dikerjakan dua bot dan terdaftar sebagai “??” pada negara pengguna. Mereka menamai bot ini “Markus” dan “Willy”.
Markus membeli dan menjual bitcoin dengan harga yang tampaknya acak dan tidak membayar biaya transaksi. Setelah diperiksa lebih lanjut, Markus sebenarnya tidak membayar Bitcoin yang diterima. Markus memperoleh 335.889 bitcoin dan aktif mulai 14 Februari 2013 sampai 27 September 2013.
Tujuh jam setelah Markus menjadi tidak aktif, Willy muncul dengan 49 akun. Masing-masing akun Willy ini secara berurutan membeli bitcoin senilai US$ 2,5 juta dan kemudian menjadi tidak aktif. Selama periode ini, harga bitcoin melonjak.
Pada hari terjadinya aktivitas mencurigakan ini, nilai tukar dolar terhadap Bitcoin naik rata-rata US$ 20. Padahal pada hari mereka tidak beraktivitas nilai tukarnya sedikit menurun.
Dengan menganalisis nomor identitas yang terkait dengan akun Willy, para periset mengkonfirmasi kecurigaan mereka bahwa satu aktor bertanggung jawab atas kedua bot telah mengakuisisi sekitar 600.000 bitcoin.
“Kami menyimpulkan aktivitas perdagangan yang mencurigakan menyebabkan lonjakan nilai tukar dolar terhadap Bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir 2013, ketika terjadi lonjakan harga US$ 150 menjadi lebih dari US$ 1.000 dalam dua bulan, "tulis mereka.
Potensi manipulasi adalah salah satu alasan mengapa Grant Sabatier, pendiri Millenial Money, tidak menyarankan investasi pada Bitcoin Cs meski bisa membuat pemegangnya jadi jutawan.
"Meskipun saya adalah miliarder Bitcoin, saya tidak menyarankan Anda berinvestasi di aset digital ini,” tulisnya untuk CNBC Make It.
Salah satu alasan mengapa Sabatier ragu untuk menyarankan orang lain berinvestasi karena volatilitas harga yang membuat sulit prediksi nilai Bitcoin secara akurat.
"Kebanyakan orang tidak membeli nilai teknologi, mereka membelinya karena sedang ramai dibicarakan (hype). Ini perjudian, bukan investasi,” terang Sabatier.
(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Namun, ada indikasi telah terjadi manipulasi nilai Bitcoin. Manipulasi ini terjadi pada tahun 2013 silam.
Ketika itu, harga Bitcoin bisa naik dari US$ 150 per koin atau setara Rp 19,95 juta (asumsi US$1 = Rp 13.500) menjadi US$1.000 (Rp 13,3 juta) per koin. Kenaikan ini terjadi hanya dalam rentan waktu dua bulan.
Dalam makalahnya berjudul “Price Manipulation in the Bitcoin Ecosystem” yang dipublikasikan dalam jurnal Ekonomi Moneter, Neil Gandal, JT Hamrick, Tyler Moore dan Tali Oberman menggambarkan aktivitas mencurigakan di pusat pertukaran mata uang digital (cryptocurrency), Mt. Gox, yang berdampak pada nilai Bitcoin Cs pada 2013.
Seperti dilansir TechCrunch dan dikutip CNBC, para peneliti ini menemukan manipulasi harga ini dikerjakan dua bot dan terdaftar sebagai “??” pada negara pengguna. Mereka menamai bot ini “Markus” dan “Willy”.
Markus membeli dan menjual bitcoin dengan harga yang tampaknya acak dan tidak membayar biaya transaksi. Setelah diperiksa lebih lanjut, Markus sebenarnya tidak membayar Bitcoin yang diterima. Markus memperoleh 335.889 bitcoin dan aktif mulai 14 Februari 2013 sampai 27 September 2013.
Tujuh jam setelah Markus menjadi tidak aktif, Willy muncul dengan 49 akun. Masing-masing akun Willy ini secara berurutan membeli bitcoin senilai US$ 2,5 juta dan kemudian menjadi tidak aktif. Selama periode ini, harga bitcoin melonjak.
Pada hari terjadinya aktivitas mencurigakan ini, nilai tukar dolar terhadap Bitcoin naik rata-rata US$ 20. Padahal pada hari mereka tidak beraktivitas nilai tukarnya sedikit menurun.
Dengan menganalisis nomor identitas yang terkait dengan akun Willy, para periset mengkonfirmasi kecurigaan mereka bahwa satu aktor bertanggung jawab atas kedua bot telah mengakuisisi sekitar 600.000 bitcoin.
“Kami menyimpulkan aktivitas perdagangan yang mencurigakan menyebabkan lonjakan nilai tukar dolar terhadap Bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir 2013, ketika terjadi lonjakan harga US$ 150 menjadi lebih dari US$ 1.000 dalam dua bulan, "tulis mereka.
Potensi manipulasi adalah salah satu alasan mengapa Grant Sabatier, pendiri Millenial Money, tidak menyarankan investasi pada Bitcoin Cs meski bisa membuat pemegangnya jadi jutawan.
"Meskipun saya adalah miliarder Bitcoin, saya tidak menyarankan Anda berinvestasi di aset digital ini,” tulisnya untuk CNBC Make It.
Salah satu alasan mengapa Sabatier ragu untuk menyarankan orang lain berinvestasi karena volatilitas harga yang membuat sulit prediksi nilai Bitcoin secara akurat.
"Kebanyakan orang tidak membeli nilai teknologi, mereka membelinya karena sedang ramai dibicarakan (hype). Ini perjudian, bukan investasi,” terang Sabatier.
(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan
Most Popular