Cryptocurrency

Konsumsi Listrik Tinggi, China Larang Penambangan Bitcoin

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 January 2018 16:06
Penambangan Bitcoin akan membuat konsumsi listik bertambah dan spekulasi meningkat
Foto: Freepik
  • Pemerintah China mengkhawatirkan penambangan Bitcoin mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar.
  • Menurut Digiconomist, menambang Bitcoin telah memakan 0,17% konsumsi listrik global. Digiconomist memantau aktivitas ini pada 161 negara. 
Jakarta, CNBC Indonesia – Pasokan Bitcoin di dunia terancam terganggu. Penyebabnya, China sedang berencana untuk melarang penambangan (mining) Bitcoin. Rencana ini menyusul kekhawatiran adanya konsumsi listrik berlebihan dan resiko keuangan yang meningkat. Ini menjadi salah satu tanda terbaru penolakan Beijing pada mata uang kripto (cryptocurrency)

Berdasarkan dokumen yang dimiliki Financial Times, satuan tugas gabungan dari banyak instansi yang dibentuk pemerintah China telah menyarankan pemerintah provinsi “secara aktif membimbing” perusahaan di wilayah masing-masing untuk keluar dari industri pertambangan mata uang kripto. 

“Penambangan Bitcoin telah mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar dan mendorong semangat spekulasi dalam mata uang digital,” menurut dokumen tersebut, Kamis (11/1/2018). 

Pasca penutupan semua bursa lokal Bitcoin dan pelarangan initial coin offering (ICO), para penambang (miner) di China menciptakan Bitcoin baru dengan cara tersendiri. Hal ini membuat komputer membutuhkan daya listrik lebih sehingga kebutuhan listrik Bitcoin mirip dengan kebutuhan listik industri manufaktur. 

Banyak penambang Bitcoin di China telah mendirikan perusahaan penambangan Bitcoin di daerah terpencil tanpa mendaftar sebagai perusahaan. Tambang Bitcoin di China setara dengan tiga per empat  tambang Bitcoin di dunia. 

Liao Xiang, Chief Executive Lightningasic perusahaan penambangan Bitcoin yang berbasis di Shenzhen mengatakan banyak penambang Bitcon di daerah kaya batu bara atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memanfaatkan listrik murah untuk melakukan penambangan. Termasuk di daerah Xinjiang, Mongolia, Sichuan dan Yunnan. 

Menurut Digiconomist, menambang Bitcoin telah memakan 0,17% konsumsi listrik global. Digiconomist memantau aktivitas ini pada 161 negara. 

Rencana pelarangan ini diprediksi akan membuat banyak penambang Bitcoin pindah ke negara Islandia, Kanada, Eropa Timur. Iklim di negara ini dianggap sangat mendukung penambangan karena sejuk sehingga mencegah komputer kepanasan (overheat).

(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular