
Edukasi Fintech
Mulai dari Milenial Hingga UMKM Bisa Akses Fintech
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 January 2018 15:08

Jakarta, CNBC Indonesia —Bermunculannya perusahaan teknologi keuangan (fintech) sebenarnya bukan tanpa alasan. Para start up ini hadir karena belum optimalnya peran perbankan dan pesatnya perkembangnya teknologi.
Banyaknya jumlah bank di Indonesia yang mencapai 118 bank dan cabang yang lebih dari 6.000 kantor ternyata tidak dapat menjangkau semua masyarakat hingga ke daerah remote. Banyak masyarakat masih belum bisa mengakses layanan perbankan.
Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusif yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016 menyatakan 67,8% masyarakat yang menggunakan dan produk dan layanan keuangan. Tetapi hanya 29,7% masyarakat yang memahami dan menggunakan layanan keuangan.
Banyak masyarakat yang enggan mengakses layanan perbankan karena merasa repot dengan persyaratan dan data yang harus diisi. Ada juga yang tertolak karena dianggap unbankable dan yang belum mengenal jasa dan produk dari perbankan.
Berpeluang besar
Lubang inilah yang jadi ladangnya para perusahaan fintech. Mereka menggunakan model bisnis yang berbeda dengan bank. Layanannya juga sangat berbeda.
(roy) Next Article Meski Masih Baru, Industri Fintech Terus Tumbuh Tinggi
Banyaknya jumlah bank di Indonesia yang mencapai 118 bank dan cabang yang lebih dari 6.000 kantor ternyata tidak dapat menjangkau semua masyarakat hingga ke daerah remote. Banyak masyarakat masih belum bisa mengakses layanan perbankan.
![]() |
Banyak masyarakat yang enggan mengakses layanan perbankan karena merasa repot dengan persyaratan dan data yang harus diisi. Ada juga yang tertolak karena dianggap unbankable dan yang belum mengenal jasa dan produk dari perbankan.
Lubang inilah yang jadi ladangnya para perusahaan fintech. Mereka menggunakan model bisnis yang berbeda dengan bank. Layanannya juga sangat berbeda.
Dengan memanfaatkan teknologi mereka bisa menjangkau masyarakat lebih luas. Fintech pun mampu memberikan layanan jasa keuangan sederhana dengan lebih simpel dan cepat.
Fintech memungkinkan masyarakat melakukan perencanaan keuangan, transaksi pengiriman uang dan pemprosesan pinjaman melalui telepon cerdas (smartphone). Kemudahan ini menambah daya tarik bagi masyarakat.
Direktur Eksekutif untuk Kebijakan Publik Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH), Ajisatria Suleiman, mengatakan pangsa pasar Fintech di Indonesia sangat besar. Konsumen utama fintech adalah para pengusaha UMKM dan generasi milenial. Dalam survei terbaru AFTECH segmen pasar fintech di Indonesia memang milenial dengan usia 25-35 tahun dengan pendapatan Rp 5-15 juta per bulan, dengan tingkat literasi digital yang cukup.
“Kaum muda milenial secara umum sudah terbiasa dengan teknologi sehingga mudah untuk mengadopsi aplikasi baru. Setelah diadopsi di segmen milenial, kami akan berekspansi ke sektor lain,” ujar Asosiasi dalam laporannya.
Untuk segmen UMKM yang dibidik adalah mereka yang tidak bisa mengakses layanan perbankan karena tak memenuhi syarat dan pengusaha UMKM yang belum mengenai bank.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kebutuhan akan total pembiayaan di Indonesia mencapai hampir Rp 1.700 triliun. Sementara itu, kapasitas pembiayaan oleh industri keuangan tradisional hanya Rp 700 triliun. Artinya, masih terdapat kesenjangan pembiayaan sekitar Rp 1.000 triliun.
Fintech memungkinkan masyarakat melakukan perencanaan keuangan, transaksi pengiriman uang dan pemprosesan pinjaman melalui telepon cerdas (smartphone). Kemudahan ini menambah daya tarik bagi masyarakat.
Direktur Eksekutif untuk Kebijakan Publik Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH), Ajisatria Suleiman, mengatakan pangsa pasar Fintech di Indonesia sangat besar. Konsumen utama fintech adalah para pengusaha UMKM dan generasi milenial. Dalam survei terbaru AFTECH segmen pasar fintech di Indonesia memang milenial dengan usia 25-35 tahun dengan pendapatan Rp 5-15 juta per bulan, dengan tingkat literasi digital yang cukup.
“Kaum muda milenial secara umum sudah terbiasa dengan teknologi sehingga mudah untuk mengadopsi aplikasi baru. Setelah diadopsi di segmen milenial, kami akan berekspansi ke sektor lain,” ujar Asosiasi dalam laporannya.
Untuk segmen UMKM yang dibidik adalah mereka yang tidak bisa mengakses layanan perbankan karena tak memenuhi syarat dan pengusaha UMKM yang belum mengenai bank.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kebutuhan akan total pembiayaan di Indonesia mencapai hampir Rp 1.700 triliun. Sementara itu, kapasitas pembiayaan oleh industri keuangan tradisional hanya Rp 700 triliun. Artinya, masih terdapat kesenjangan pembiayaan sekitar Rp 1.000 triliun.
(roy) Next Article Meski Masih Baru, Industri Fintech Terus Tumbuh Tinggi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular