CNBC Insight Ramadan

Cerita Suasana Puasa Pertama Usai Perintah Nabi Muhammad SAW

Syariah - MFakhriansyah, CNBC Indonesia
23 March 2023 10:10
Ilustrasi Buka Puasa (Photo by fauxels via pexels) Foto: Ilustrasi buka puasa (Photo by fauxels via pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai hari ini, Kamis (23/3/2023), mayoritas umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa. Pelaksanaan ini adalah yang ke 1.444 kali setelah Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk menahan lapar dan hawa nafsu selama satu bulan penuh, perintah yang berlaku sejak tahun 624 Masehi.

Di Indonesia, masyarakat menyambut gembira puasa atau bulan Ramadan. Di kota berpenduduk mayoritas Muslim, alunan beduk sering terdengar saat magrib. Lalu senandung lagu-lagu religi menjadi identitas yang melekat. Begitu juga dengan variasi makanan berbuka.

Seluruh hal itu terjadi karena puasa sudah berlangsung selama ribuan tahun. Jadi, manusia dari generasi ke generasi sudah memiliki semacam pedoman yang berisi hal-hal yang harus dilakukan sepanjang Ramadan.

Apabila sekarang masyarakat disuguhi oleh kegembiraan dan berbagai kemudahan, bagaimana dengan umat Muslim generasi awal yang menjalani puasa untuk pertama kalinya?

Perintah puasa dikeluarkan Nabi Muhammad di tahun kedua sejak Islam muncul, yakni pada tahun 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriah. Saat itu puasa sudah lazim dilakukan oleh masyarakat Arab pra-Islam. Jadi, puasa bagi penduduk saat itu bukan sesuatu yang aneh.

Karen Amstrong dalam Muhammad Sang Nabi (2001) menyebut puasa tahun pertama umat Muslim pengikut Nabi generasi awal terjadi di bulan Maret, saat Musim Semi atau suhu di Jazirah Arab lebih sejuk. Ini dilaksanakan setelah di bulan Februari turun surat Al-Baqarah ayat 285 yang berisi "instruksi umat Islam untuk berpuasa seperti yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya."

Profesor Teologi Islam Universitas Hitit Turki, Kasif Hamdi Okur, kepada TRT memaparkan kalau umat generasi awal mengalami masa-masa sulit untuk membiasakan Ramadan tahun pertama.

Butuh waktu menyesuaikan diri secara fisik dan spiritual untuk menjalankan puasa selama 30 hari. Kata Okur, mereka harus bangun pagi untuk melaksanakan sahur dengan menyantap kurma dan air. Setelahnya, mereka juga harus bekerja tanpa menjadikan puasa sebagai alasan bermalas-malasan.

"Makanan berbuka dan sahur mereka sangat sederhana. Mereka menghancurkan kurma yang dicampur dengan tepung atau air untuk membuat makanan mereka sendiri. Atau mereka mencampurkan tepung panggang dengan sedikit minyak zaitun untuk membuat makanan lain," kata Ali Celik, pengamat sejarah Ramadan kepada TRT.

Tantangan lain yang mereka harus hadapi adalah pertempuran. Tepat pada 17 Ramadan terjadi Perang Badar antara kaum Muslimin dengan kaum Quraisy. Perang ini membuat 313 umat Muslim yang sedang berpuasa menjadi militan tempur. Beruntungnya umat Muslim menang melawan 1.000 orang kaum Quraisy.

Berbagai kesulitan yang terjadi pada puasa tahun pertama pada akhirnya berbuah kemenangan. Seperti yang dijanjikan Nabi, hidup mereka menjadi lebih berkah karena menjalankan banyak kebaikan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Awal Mula Umat Muslim Berpuasa, Ada Andil Nasrani dan Yahudi


(mfa/mfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading