CNBC Insight Ramadan

Awal Mula Umat Muslim Berpuasa, Ada Andil Nasrani dan Yahudi

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
21 March 2023 12:10
Festive lighting decorates the streets in Geylang Serai, ahead of Eid al-Fitr, also known as Hari Raya Puasa, in Singapore April 29, 2022. Picture taken April 29, 2022. REUTERS/Edgar Su     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Suasana saat bulan suci Ramadan di Singapura, beberapa waktu lalu (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Setiap bulan kesembilan dalam kalender Islam, penganut agama ini diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya.

Pada bulan yang disebut Ramadan ini, umat Muslim berupaya "memfilterisasi" diri. Selain diharuskan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari subuh hingga magrib, mereka juga diharuskan berbuat kebajikan kepada sesama. Semua itu dilakukan untuk mendapat rahmat dan berkah yang melimpah. 

Kewajiban berpuasa yang sebentar lagi umat Muslim laksanakan sebetulnya berakar sejarah panjang. Dan Islam bukanlah agama atau kepercayaan yang pertama kali melaksanakannya.

Sebagai sebuah konsep, penelusuran anjuran kepada umat manusia untuk menahan lapar dan haus selama berjam-jam adalah usaha yang menantang. Dalam artikel Fasting: The History, Pathophysiology and Complication (1982), jejak awal puasa sudah ada sejak masa Yunani Kuno sekitar abad ke- 8 sampai ke-6 Sebelum Masehi.

Salah satu tokoh yang mempopulerkan konsep ini adalah Hippocrates. Sosok yang dikenal sebagai bapak kedokteran ini memperkenalkan puasa untuk mengobati dan mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. 

Jika berkaitan dengan agama atau kepercayaan, kehidupan masyarakat Arab pra-Islam sudah memulai puasa. Hal ini dibuktikan pada Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

Kalimat "orang-orang sebelum kamu" menjadi kunci bahwa masyarakat pra-Islam memang sudah menjalankan ibadah puasa. Dalam Studies in Islamic History and Institutions (1968) S.D Goiten menyebut, sudah banyak orang Arab pra-Islam yang menjalankan esensi menahan diri dari makan dan minum dalam rentang waktu tertentu.

Lalu siapa "orang-orang sebelum kamu" itu?

Menurut Khoirul Anwar di Islami.co, mereka adalah pemeluk agama Yahudi, Nasrani, Shabi'in, dan Hanif. Khusus Yahudi dan Nasrani bahkan menjadikan puasa sebagai identitas mereka.

Meski sama-sama menahan lapar dan harus, tata cara dan durasi puasa pun berbeda-beda antara pemeluk keempat kepercayaan tersebut.

Namun, menurut Anwar, Nabi Muhammad SAW yang memperkenalkan Islam dan puasa (shaum) di abad ke-7 Masehi melakukan adopsi dan adaptasi dari tradisi Yunani dan Nasrani. 

"Jika Yahudi Arab tidak boleh makan dan minum setelah buka puasa (ifthâr) (pergantian hari), Nabi justru menganjurkan untuk makan sebelum puasa (sahur)," tulis Anwar mencontohkan bentuk adopsi dan adaptasi tersebut. 

"Waktu fajar yang dalam tradisi Yahudi digunakan untuk memulai membaca doa, oleh Nabi Muhammad diadopsi menjadi waktu dimulainya puasa," tambahnya.

Berkat adopsi dan adaptasi tersebut, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk berpuasa sejak tahun 623 Masehi atau setahun setelah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Perintah itulah yang kemudian terus bertahan selama ratusan abad dan dijalankan oleh umat Islam hingga saat ini.


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Suasana Puasa Pertama Usai Perintah Nabi Muhammad SAW

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular