Tunggu Arab Saudi, Jajan di Makkah Nanti Bisa Pakai Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XI DPR RI mempertanyakan kebijakan perluasan sistem QRIS di Arab Saudi kepada calon deputi gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta saat uji kepatutan dan kelayakannya, Senin (13/2/2023).
Salah satu yang mempertanyakan ihwal ini adalah anggota Komisi XI DPR Wartiah. Ia mempertanyakan karena program ini menjadi salah satu fokus Filianingsih ketika nantinya menjabat sebagai Deput Gubernur BI menggantikan Dody Budi Waluyo.
Wartiah mengatakan, rencana perluasan QRIS ini sebetulnya baik buat para jamaah haji dan umrah karena tidak lagi perlu menukar uang rupiahnya ke riyal saat di Arab Saudi. Namun, ia mengatakan, yang perlu diketahui adalah kapan program ini berjalan.
"Ini sangat menarik dan jika ibu terpilih kapan akan dilakukan itu karena lebih cepat lebih baik," ujar Wartiah di ruang rapat Komisi XI DPR, Jakarta.
Merespons hal ini, Filianingsih mengatakan, sebetulnya dari sisi infrastruktur BI sudah siap menerapkan QRIS di Arab Saudi, sehingga mata uang rupiah juga bisa digunakan untuk bertransaksi di negara itu.
Namun, ia mengatakan, yang menjadi masalah infrastruktur sistem pembayaran digital di Arab Saudi yang belum siap. "Kita maunya bisa cepat bu, bulan depan bisa, kita siap bu. Yang belum siap Saudi Arabianya bu, jadi dia sistemnya yang belum siap bu," tutur Filianingsih.
"Tapi kita akan terus duduk bersama karena sudah ada keinginan dari mereka jadi kita akan dorong terus," tuturnya.
Sebagai informasi, tahun ini, Bank Indonesia (BI) bersama bank sentral Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand menandatangani dokumen kerja sama (MoU) untuk mengimplementasikan sistem pembayaran lintas negara di kawasan ASEAN.
Dengan begitu, masyarakat Indonesia bisa menggunakan Rupiah untuk bertransaksi di 4 negara tersebut tanpa perlu menggantinya dengan mata uang negara tujuan.
Kerja sama konektivitas pembayaran kawasan yang disepakati ini meliputi beberapa skema konektivitas sistem pembayaran, termasuk QR code atau QRIS dan fast payment. Ini termasuk penggunaan mata uang lokal atau local currency settlement yang akan segera terkoneksi satu sama lain.
"Jadi bapak ibu nanti (yang di Arab Saudi) sama, hopefully kalau pergi Umrah pergi Haji tidak perlu bawa riyal lagi cukup bawa hp asal saldonya diisi," ucapnya.
[Gambas:Video CNBC]
(mij/mij)