
Simak, Ini Hasil Pertemuan Wapres Ma'ruf dengan Muamalat
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
28 October 2019 17:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menerima perwakilan Islamic Develpoment Bank (IDB) dan Manajemen PT Bank Muamalat Tbk.
IDB sendiri merupakan pemegang saham dari bank syariah tertua di Indonesia ini.
Berdasarkan agenda yang terpampang di Situs Resmi Wapres RI, pertemuan tersebut diadakan pada pukul 15.00 WIB di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat.
Head of Corporate Affairs Bank Muamalat, Hayunaji mengatakan IDB mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Ma'ruf karena sudah 17 tahun membantu Muamalat.
"Jadi pemegang saham ini (IDB) courtesy visit ya karena waktu perpisahannya sangat cepat jadi mereka datang ke Jakarta mengucapkan selamat ke Pak Kiai karena sudah 17 tahun di Muamalat," ungkap Hayunaji di Kantor Wapres, Senin (28/10/2019).
Apakah membahas soal permodalan Muamalat yang saat ini masih menjadi masalah? Sayangnya Hayunaji tidak menceritakan lebih jauh.
Ia hanya mengatakan, Ma'ruf akan terus mendukung perekonomian syariah ke depan.
"Beliau sangat mendukung ekonomi syariah Indonesia. Dan Muamalat sebagai lembaga syariah pertama di Indonesia ya harus dijaga going concern-nya," tutur Hayunaji.
Bank syariah tertua di Indonesia itu tengah dirundung masalah. Kekurangan modal.
Tercatat sejak 2015, Muamalat mengalami masalah permodalan.
Penyebabnya, pemegang saham lama enggan menyuntikkan dana segar. Puncaknya terjadi pada 2017. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) turun menjadi 11,58%. Angka itu masih dalam batas aman karena konsesi Basel III untuk CAR minimal 12% untuk menyerap risiko secara countercyclical.
Kinerja Bank Muamalat tergerus lonjakan pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF). NPF bank syariah itu sempat di atas 5%, lebih tinggi dari batas maksimal ketentuan regulator.
Data terakhir, laba bersih Bank Muamalat hanya tersisa Rp 6,57 miliar pada periode Januari-Agustus 2019. Laba bersih itu anjlok 94,07% dibandingkan dengan setahun lalu yang tercatat Rp 110,9 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan bulanan, pendapatan setelah distribusi bagi hasil Bank Muamalat tercatat Rp 415,57 miliar, turun dibandingkan setahun lalu Rp 857,27 miliar.
Bank Muamalat mencatatkan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 698,85 miliar yang didominasi oleh pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai.
Sementara itu, beban operasional lainnya mencapai Rp 1,08 triliun, yang didominasi oleh beban tenaga kerja dan beban lainnya.
(dru/dru) Next Article Wapres Ma'ruf Amin Tancap Gas, Benahi Muamalat?
IDB sendiri merupakan pemegang saham dari bank syariah tertua di Indonesia ini.
Berdasarkan agenda yang terpampang di Situs Resmi Wapres RI, pertemuan tersebut diadakan pada pukul 15.00 WIB di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat.
"Jadi pemegang saham ini (IDB) courtesy visit ya karena waktu perpisahannya sangat cepat jadi mereka datang ke Jakarta mengucapkan selamat ke Pak Kiai karena sudah 17 tahun di Muamalat," ungkap Hayunaji di Kantor Wapres, Senin (28/10/2019).
Apakah membahas soal permodalan Muamalat yang saat ini masih menjadi masalah? Sayangnya Hayunaji tidak menceritakan lebih jauh.
Ia hanya mengatakan, Ma'ruf akan terus mendukung perekonomian syariah ke depan.
"Beliau sangat mendukung ekonomi syariah Indonesia. Dan Muamalat sebagai lembaga syariah pertama di Indonesia ya harus dijaga going concern-nya," tutur Hayunaji.
Bank syariah tertua di Indonesia itu tengah dirundung masalah. Kekurangan modal.
Tercatat sejak 2015, Muamalat mengalami masalah permodalan.
Penyebabnya, pemegang saham lama enggan menyuntikkan dana segar. Puncaknya terjadi pada 2017. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) turun menjadi 11,58%. Angka itu masih dalam batas aman karena konsesi Basel III untuk CAR minimal 12% untuk menyerap risiko secara countercyclical.
Kinerja Bank Muamalat tergerus lonjakan pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF). NPF bank syariah itu sempat di atas 5%, lebih tinggi dari batas maksimal ketentuan regulator.
Data terakhir, laba bersih Bank Muamalat hanya tersisa Rp 6,57 miliar pada periode Januari-Agustus 2019. Laba bersih itu anjlok 94,07% dibandingkan dengan setahun lalu yang tercatat Rp 110,9 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan bulanan, pendapatan setelah distribusi bagi hasil Bank Muamalat tercatat Rp 415,57 miliar, turun dibandingkan setahun lalu Rp 857,27 miliar.
Bank Muamalat mencatatkan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 698,85 miliar yang didominasi oleh pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai.
Sementara itu, beban operasional lainnya mencapai Rp 1,08 triliun, yang didominasi oleh beban tenaga kerja dan beban lainnya.
(dru/dru) Next Article Wapres Ma'ruf Amin Tancap Gas, Benahi Muamalat?
Most Popular