
Ini Strategi BSM Tekan Pinjaman Bermasalah
Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
08 November 2018 14:27

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Syariah mengungkapkan rahasia di balik strategi perusahaannya dalam menurunkan angka non-performing finance (NPF) per September 2018 ini.
Berdasarkan laporan, NPF Gross Bank Mandiri Syariah per September 2018 menurun menjadi 3,65% dari 4,69% di periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk NPF Nett juga turun dari 3,12% menjadi 2,51%.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Syariah Toni Eko Boy Subari mengatakan salah satu faktor penyebab turunnya NPF ini adalah pemilihan sektor kredit yang lebih selektif.
"Kami tidak lagi memilih sektor yang terpengaruh dengan kurs atau harga minyak dan gas. Dalam setahun dua tahun terakhir, kami fokus di sektor lain, seperti sektor kesehatan dan pendidikan," kata Toni saat memaparkan hasil kinerja Bank Mandiri Syariah Triwulan III 2018 di Wisma Mandiri, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Ada lima sektor pilihan yang menjadi fokus Bank Mandiri Syariah saat ini di antaranya adalah infrastruktur, agribisnis, kesehatan, pendidikan, dan pemasok dari keempat sektor tadi.
Sektor pendidikan dan kesehatan di sini misalnya, pembiayaan pembangunan universitas dan infrastruktur pendidikan serta pemmbiayaan pembangunan beberapa rumah sakit Islam.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menambahkan, perusahaannya juga mulai merambah ke sektor kredit konsumer yang memiliki NPF rata-rata di bawah 1%, seperti pembiayaan kendaraan atau payroll.
Sejauh ini, Ade mengaku tingginya NPF dipengaruhi oleh kredit segmen menengah yang kerap bermasalah akibat perkembangan kondisi perekonomian makro. Akibatnya, nilai laba bersih yang didapatkan pun tak besar dan hal ini yang kerap terjadi hampir di semua perbankan syariah Indonesia, menurutnya
Lebih lanjut, Ade mengatakan melalui strategi ini Bank Mandiri Syariah menargetkan NPF Gross akhir tahun berada di bawah angka 3,5% dan NPF Nett di bawah 2,1%.
Sementara untuk laba bersih sendiri, Bank Mandiri Syariah memperkirakan akan masih tumbuh hingga mencapai Rp 550 miliar hingga akhir tahun.
(roy) Next Article Laba Bank Syariah Mandiri Turun 36% Jadi Rp 212 M
Berdasarkan laporan, NPF Gross Bank Mandiri Syariah per September 2018 menurun menjadi 3,65% dari 4,69% di periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk NPF Nett juga turun dari 3,12% menjadi 2,51%.
Ada lima sektor pilihan yang menjadi fokus Bank Mandiri Syariah saat ini di antaranya adalah infrastruktur, agribisnis, kesehatan, pendidikan, dan pemasok dari keempat sektor tadi.
Sektor pendidikan dan kesehatan di sini misalnya, pembiayaan pembangunan universitas dan infrastruktur pendidikan serta pemmbiayaan pembangunan beberapa rumah sakit Islam.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menambahkan, perusahaannya juga mulai merambah ke sektor kredit konsumer yang memiliki NPF rata-rata di bawah 1%, seperti pembiayaan kendaraan atau payroll.
Sejauh ini, Ade mengaku tingginya NPF dipengaruhi oleh kredit segmen menengah yang kerap bermasalah akibat perkembangan kondisi perekonomian makro. Akibatnya, nilai laba bersih yang didapatkan pun tak besar dan hal ini yang kerap terjadi hampir di semua perbankan syariah Indonesia, menurutnya
Lebih lanjut, Ade mengatakan melalui strategi ini Bank Mandiri Syariah menargetkan NPF Gross akhir tahun berada di bawah angka 3,5% dan NPF Nett di bawah 2,1%.
Sementara untuk laba bersih sendiri, Bank Mandiri Syariah memperkirakan akan masih tumbuh hingga mencapai Rp 550 miliar hingga akhir tahun.
(roy) Next Article Laba Bank Syariah Mandiri Turun 36% Jadi Rp 212 M
Most Popular