Cara Mengatur Keuangan Keluarga Secara Syariah

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
26 March 2018 11:54
Dalam Islam, mencari nafkah diniatkan untuk ibadah bukan semata-mata mengumpulkan harta.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Penting untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran dalam rumah tangga agar semua berjalan secara seimbang. Bagi keluarga muslim, penting pula mengatur keuangan secara syariah.

Praktisi keuangan syariah, Murniati Mukhlisin, menuturkan mengatur keuangan secara Islam berbeda dalam niat. Sebelum bekerja untuk mencari nafkah perlu diniatkan kalau tujuan mencari uang adalah ibadah bukan semata-mata mengumpulkan harta.

Selain itu, pentingnya pengaturan soal zakat dari keuangan yang dikeluarkan. Zakat diatur setelah membayar hutang jika ada. Ada beberapa zakat yang perlu dibayar termasuk zakat dari penghasilan Anda. Zakat haruslah dikeluarkan untuk orang yang membutuhkan.

"Jika ada yang tanya, bolehkah zakat diberikan ke orangtua? Tentu tidak boleh. Zakat harus untuk orang yang membutuhkan, kalau buat orangtua bisa sebagai tanda bukti kasih sayang ke mereka atau hadiah," papar Ani saat ditemui CNBC Indonesia di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.

Perencana keuangan yang akrab disapa Ani itu juga menegaskan untuk menyusun aturan pemasukan dan pengeluaran dengan menggunakan catatan. Tidak hanya pemasukan dan pengeluaran tapi juga rencana finansial untuk masa depan.

"Saya setiap hari menggunakan 3 buku catatan untuk pemasukan, pengeluaran, dan impian. Saya catat juga 10 tahun dari sekarang mau ngapain saja dan bagaimana cara menggaipainya, semisal mau umrah dua tahun lagi berarti saya harus buka tabungan berapa atau deposito," jelas pendiri Sakinah Finance itu.

Ani menganjurkan untuk membuat catatan di awal tahun dan memprediksi penghasilan yang didapat selama setahun. Dengan pengaturan ini akan memudahkan Anda dan pasangan ketika merencanakan impian-impian yang ingin dicapai.

"Awal tahun kita sudah prediksi dapat sekian, THR sekian, bonus sekian. Kalau defisit karena hutang harus ada rencana bagaimana cara menutupinya. Kalau sudah seperti itu baru bisa bikin rencana impian," tambahnya.

Tidak lupa untuk menyiapkan dana investasi dan tabungan anak sejak dini setelah hutang serta zakat sudah dipenuhi. Investasi untuk masa depan bisa dalam bentuk apa pun namun Ani menyarankan yang berbentuk syariah.

Ketika misalnya Anda ingin investasi rumah tapi dalam bentuk pembayaran KPR pastikan pilih mekanisme yang syariah. Jika sudah terlanjur mengambil KPR umum, Ani pun menyarankan untuk memindahkan jenis KPR ke bank syariah yang sudah sesuai aturan Islam.

Di samping menyisihkan dana untuk investasi dan tabungan anak, rektor Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia itu menegaskan untuk memiliki 'uang darurat'. "Biaya tak terduga perlu disisihkan setiap bulan kalau kita dan suami tiba-tiba nggak bisa kerja lagi jadi kita ada tabungan," kata wanita yang mengambil gelar doktornya di Universitas Glasgow, Skotlandia, Inggris itu.
(roy/roy) Next Article BI: Banyak Negara Non Muslim Terapkan Sistem Keuangan Syariah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular