Laba UUS CIMB Niaga 2017 Capai Rp 489 M, Naik 60,3%

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
26 March 2018 11:40
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatat perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp 489,7 miliar per 31 Desember 2017.
Foto: Konferensi Pers UUS CIMB Niaga/Gita
Jakarta, CNBC Indonesia - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatat perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp 489,7 miliar per 31 Desember 2017. Nilai tersebut meningkat 60,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 305,4 miliar.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara menjelaskan, peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 16,7 triliun, naik 63,5% dibandingkan posisi yang sama tahun 2016 sebesar Rp 10,2 triliun.

"Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan baik pada segmen consumer banking maupun business banking," ujar dia dalam acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di Graha Niaga, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Kualitas pembiayaan juga kian membaik dengan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) menjadi 0,9% per 31 Desember 2017 dari 1,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang konsisten diterapkan CIMB Niaga Syariah sambil terus meningkatkan portofolio pembiayaan," kata dia.

Sementara dari sisi penyaluran aset, hingga Desember 2017, CIMB Niaga Syariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 85% menjadi Rp 23,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 12,8 triliun.

"Hal ini sekaligus menempatkan CIMB Niaga Syariah sebagai UUS dengan pertumbuhan aset paling tinggi sepanjang 2017 di industri perbankan syariah nasional," papar dia.

Kenaikan ini juga turut meningkatkan pangsa aset CIMB Niaga Syariah terhadap total aset CIMB Niaga, yaitu mencapai 9,3% per 31 Desember 2017 dibandingkan posisi yang sama tahun 2016 sebesar 5,5%.

Meningkatnya aset CIMB Niaga Syariah tak lepas dari kenaikan signifikan pada penghimpunan DPK dan penyaluran pembiayaan. Total DPK yang berhasil dihimpun hingga akhir 2017 mencapai Rp 19,9 triliun atau tumbuh 87,3% dibandingkan DPK tahun sebelumnya sebesar Rp 10,6 triliun.

Spin Off

Sementara, perseroan berencana melakukan pemisahan unit usaha syariah (spin off) pada 2022 mendatang. Pada saat spin off tersebut, perusahaan menargetkan modal bisa di atas Rp 5 triliun atau berada di kelas BUKU III.

"Satu janji kepada OJK, bahwa UUS CIMB Niaga spin off akan memiliki SLA sama dengan konvensional, kalau bank induk BUKU IV, kami setidaknya BUKU III," tambah Pandji.

Untuk bisa mencapai BUKU III, tentunya perusahaan harus memiliki modal minimal Rp 5 triliun. Sedangkan saat ini, dana usaha yang dimiliki perusahaan sekitar Rp 2,4 triliun.

"Masih ada waktu 4 tahun, dengan akumuasi PBT dan komitmen induk supaya bisa terpenuhi dari sisi internal," ucap dia.

Tidak hanya hal tersebut, perusahaan juga akan menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di kisaran 16%."Setiap saat kami memberikan pembiayaan, namun CAR akan tetap dijaga di 16%," ungkap dia.

Sementara itu, mengenai kesempatan untuk menggandeng mitra strategis, menurut Pandji hal tersebut masih belum terpikirkan. "Kalau mencari mitra strategis masih cukup jauh, itu belum kebayang," terang dia.


(dru) Next Article Perbankan Syariah Masih Sulit Bersaing Dengan Konvensional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular