Fintech Mampu Dongkrak Aset Perbankan Syariah

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
09 January 2018 13:30
Pengamat optimistis aset perbankan syariah pada 2018 bisa bertumbuh dua digit.
Foto: Karim Consulting
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat optimistis aset perbankan syariah pada 2018 bisa bertumbuh dua digit. Adapun motor dari pertumbuhan tersebut berasal dari adanya industri teknologi informasi (financial technology/fintech) dan adanya lembaga Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

Direktur Utama Karim Consulting Adiwarman Karim mengatakan, adanya KNKS bisa membuka akses perbankan syariah dari sisi pembiayaan dan pendanaan. Dari sisi pendanaan, perbankan syariah bisa mendapatkan dana dari pasar keuangan global.

Kemudian, dengan adanya dukungan pemerintah, bank syariah bisa membentuk konsorsium dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk mengelola dana haji.

"Melalui konsorsium bank syariah dan BPD, jaringan untuk menerima setoran haji bisa bertambah," terang dia melalui keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (9/1/2018).

Sementara dari sisi pembiayaan, kehadiran KNKS bisa membuka akses bank syariah untuk pembiayaan proyek infrastruktur. Selama ini, ruang untuk proyek pemerintah tersebut banyak dilakukan oleh bank konvensional.

"Bank syariah juga bisa melakukan equity financing dalam pembiayaan infrastruktur ini, karena hanya bank syariah dan SMI yang bisa melakukannya," ungkap dia.

Selanjutnya, bank syariah juga bisa berperan dalam pembiayaan program sejuta rumah. Tidak hanya itu, bank syariah juga bisa melakukan sekuritisasi melalui kerjasama dengan PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Kemudian motor penggerak selanjutnya adalah kehadiran fintech. Menurut Adiwarman, dengan menggunakan fintech, bank syariah bisa mengakses lebih banyak segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini tidak bisa diakses melalui jaringan kantor cabang.

"Bagi bank juga bermanfaat karena bisa mengurangi biaya operasional yang digunakan untuk menjangkau segmen UMKM," kata dia.

Kehadiran fintech, menurut Adiwarman juga bisa membuat revolusi di industri pembiayaan. Dalam hal ini, fintech yang akan mengganti peran telemarketer menawarkan pembiayaan, mendiskusikan nominal dan tujuan pembiayaan, persetujuan pembiayaan, pengecekan dokumen dan prosedur lainnya.

"Prosedur menggunakan fintech ini sudah dilakukan oleh Home Credit yang bisa menyalurkan pembiayaan ke lebih dari 1 juta orang di Indonesia,"ujar dia.

Pada tahun 2018, Adiwarman menargetkan aset bank syariah di kisaran 12,87-22,47% atau mencapai Rp 462,03-501,09 triliun. Sedangkan pada 2017, realisasi aset bank syariah diprediksi bisa mencapai Rp 409,33 triliun.
(dru) Next Article Perbankan Syariah Masih Sulit Bersaing Dengan Konvensional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular