MARKET DATA

Bukan Asing atau Warga RI: Ini Pemilik Terbesar Surat Utang RI

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
30 December 2025 11:45
Infografis, Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa RI Loncat ke US$137 M
Foto: Infografis/ Cadangan Devisa RI/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh tiga kelompok investor mencatatkan pergerakan yang beragam.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa kepemilikan SBN oleh perbankan meningkat signifikan sepanjang 2025 dan sempat mencapai titik tertinggi pada November sebelum terkoreksi di akhir Desember 2025.

Di sisi lain, kepemilikan investor asing cenderung fluktuatif, sempat naik pada pertengahan tahun seiring membaiknya arus modal, namun kembali melemah menjelang akhir tahun. Sementara itu, kepemilikan investor ritel bergerak lebih stabil, namun mengalami penurunan bertahap pada paruh kedua 2025.

Perubahan pola kepemilikan tersebut terjadi di tengah dinamika pasar keuangan global pada 2025, termasuk penguatan dolar AS pada beberapa periode, perubahan ekspektasi kebijakan moneter, serta pergeseran strategi penempatan dana oleh pelaku pasar domestik.

Kepemilikan SBN oleh Perbankan

Sepanjang tahun ini, kepemilikan SBN oleh perbankan mengalami kenaikan yang cukup besar. Pada akhir 2024, bank memiliki SBN sekitar Rp1.051 triliun. Nilai tersebut kemudian meningkat dan sempat mencapai level tertinggi di tahun ini pada November, yakni di kisaran Rp1.458 triliun.

Meski di penghujung tahun kepemilikannya sedikit mengalami penurunan, per 24 Desember 2025 posisi kepemilikan SBN oleh perbankan masih berada di sekitar Rp1.348 triliun. Secara total dalam setahun, kepemilikan bank di SBN meningkat sekitar Rp297 triliun, atau setara dengan pertumbuhan sekitar 28,3% secara tahunan (YoY).

Adapun secara persentase, porsi kepemilikan SBN oleh perbankan juga tercatat meningkat seiring kenaikan nominalnya. Hingga data terakhir Desember 2025, persentase kepemilikan SBN oleh perbankan berada di 20,54%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi di akhir 2024, ketika porsinya tercatat sebesar 17,41%.

Kepemilikan SBN oleh Investor Asing

Sepanjang tahun ini, pergerakan kepemilikan SBN oleh investor asing cenderung fluktuatif, namun secara tahunan berada di level yang relatif mendekati posisi akhir tahun sebelumnya. Pada akhir 2024, kepemilikan asing di SBN tercatat berada di kisaran Rp876 triliun. Nilai tersebut sempat meningkat pada pertengahan 2025, sebelum kemudian kembali menurun menjelang penutupan tahun.

Hingga data terakhir per 24 Desember 2025, kepemilikan asing berada di sekitar Rp878 triliun. Dengan demikian, secara total dalam setahun, kepemilikan asing di SBN hanya mengalami kenaikan tipis sekitar Rp2 triliun, atau setara dengan pertumbuhan sekitar 0,2% secara tahunan (YoY).

Dari sisi persentase, porsi kepemilikan SBN oleh investor asing justru tercatat menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada akhir 2024, porsi kepemilikan asing berada di level 14,52%, sementara pada Desember 2025 porsinya turun menjadi 13,37%. Penurunan tersebut mencerminkan bahwa meskipun secara nominal relatif stabil, kontribusi asing terhadap total kepemilikan SBN secara keseluruhan menyusut pada 2025.

Sebagai catatan, porsi kepemilikan asing di SBN di Desember juga tercatat menjadi level terendah sejak Januari 2007 atau dalam 18 tahun terakhir. Yang mana pada kala itu, kepemilikan asing tercatat sebesar 12,94%.

Kepemilikan SBN oleh Investor Ritel

Untuk investor ritel, perubahan kepemilikan SBN sepanjang 2025 menunjukkan kecenderungan sedikit lebih rendah dibandingkan posisi akhir tahun sebelumnya. Pada akhir 2024, kepemilikan ritel berada di Rp542 triliun. Nilai tersebut sempat meningkat pada paruh pertama 2025, sebelum kemudian kembali turun menjelang akhir tahun.

Pada data per 24 Desember 2025, kepemilikan ritel tercatat berada di sekitar Rp537 triliun. Secara total dalam setahun, kepemilikan ritel di SBN mengalami penurunan sekitar Rp5 triliun, atau setara dengan koreksi sekitar -0,9% secara tahunan.

Dari sisi persentase, porsi kepemilikan ritel juga menunjukkan penurunan seiring pelemahan secara nominal. Pada akhir 2024, persentase kepemilikan ritel berada di kisaran 8,98%, sementara pada Desember 2025 posisinya turun menjadi 8,18%. Dengan demikian, secara tahunan porsi kepemilikan ritel di SBN mengalami penurunan sekitar 0,8 poin persentase.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)



Most Popular