MARKET DATA
NEWSLETTER

Terima Kasih 2025 yang Penuh Drama, 2026 Tolong Jangan Pelit Cuan

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
30 December 2025 06:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Infografis/ Raja Bursa! Ini 10 Saham Paling Moncer 2025, Ada yang Terbang 8.000%/Aristya Rahadian
  • Pasar keuangan Tanah Air berakhir beragam pada perdagangan kemarin, IHSG menguat sementara rupiah justru melemah
  • Wall Street ambruk berjamaah tertekan saham AI
  •  Arah kebijakan suku bunga Jepang hingga sentimen jelang liburan pergantian akhir tahun bisa menjadi penggerak pasar hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI bergerak variatif pada perdagangan kemarin Senin (29/12/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat, namun berbeda dengan rupiah yang justru melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) dan pasar obligasi stabil.

Pasar keuangan Tanah Air diharapkan mampu menguat pada perdagangan kedua pekan ini sekaligus menjadi perdagangan terakhir bagi IHSG tahun ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini dapat dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada perdagangan kemarin IHSG melesat hingga 1,25% dan berakhir di level 8.644,26, sekaligus menandai penguatan solid menjelang penutupan tahun ini. Sepanjang sesi, IHSG konsisten bergerak di zona hijau dengan rentang perdagangan 8.545,72-8.652,18.

Optimisme investor tercermin dari dominasi saham yang menguat. Tercatat 464 saham naik, 213 saham turun, dan 131 saham stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp22,84 triliun, yang melibatkan 41,1 miliar saham dalam 2,75 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun turut terdongkrak naik menjadi Rp15.839,47 triliun.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp2,24 triliun.

Dari sisi sektoral, mayoritas sektor berada di zona hijau. Sektor bahan baku memimpin penguatan dengan kenaikan 3,57%, disusul konsumer nonprimer yang naik 2,45%, serta utilitas yang menguat 2,18%. Kuatnya sektor-sektor tersebut menjadi motor utama penguatan IHSG jelang penutupan tahun.

Pada jajaran penggerak indeks, PT Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi kontributor terbesar setelah sahamnya melonjak 7,26% dan menyumbang 14,47 indeks poin. Saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu juga kompak mengerek IHSG, seiring rencana aksi korporasi PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN). PT Barito Pacific (BRPT), PT Barito Renewables Energy (BREN), dan CUAN secara total memberikan kontribusi sekitar 24,1 indeks poin.

Tak hanya itu, saham-saham grup Bakrie turut mencuri perhatian. Bumi Resources Minerals (BRMS) menguat 5,53% dengan andil 7,39 indeks poin, sementara Darma Henwa (DEWA) melesat tajam 23,21% dan menyumbang 5,44 indeks poin terhadap penguatan IHSG.

Beralih ke pasar valuta asing, rupiah mencatatkan kinerja berlawanan arah dengan pasar saham. Mengutip data Refinitiv, rupiah pada perdagangan Senin (29/12/2025) melemah 0,18% ke posisi Rp16.780/US$.

Kondisi ini berbalik arah dari pembukaan perdagangan di pagi harinya, ketika rupiah sempat dibuka menguat 0,06% ke posisi Rp16.740/US$ sebelum akhirnya tertekan hingga penutupan.

Sepanjang sesi perdagangan, rupiah bergerak dalam rentang Rp16.740-Rp16.790 per dolar AS, bahkan sempat mendekati level psikologis Rp16.800/US$.

Rupiah masih gagal memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS di pasar global dan justru berakhir melemah. Padahal, dolar AS hingga awal pekan ini masih bergerak di zona koreksi, meski data produk domestik bruto (PDB) AS pada pekan lalu tercatat lebih kuat dari perkiraan pasar, tumbuh 4,3% secara tahunan.

Data tersebut sempat membuat pasar memangkas peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan FOMC berikutnya dari 20% menjadi 13%. Namun, seiring perkembangan pasar, probabilitas tersebut kembali meningkat ke kisaran 18%, mencerminkan sikap investor yang tetap berhati-hati.

Dari sisi politik, pelaku pasar turut mencermati rencana Presiden Donald Trump yang akan mengumumkan kandidat Ketua The Fed baru pada awal 2026.

Sejumlah laporan media menyebut Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, sebagai kandidat terkuat dan dinilai sebagai figur yang cenderung dovish. Ekspektasi terhadap arah kebijakan yang lebih longgar ini ikut menambah tekanan pada dolar AS.

Namun demikian, sentimen global yang cenderung positif bagi aset berisiko belum sepenuhnya mampu dimanfaatkan rupiah pada kemarinkemarin, sehingga rupiah harus mengakhiri perdagangan di zona pelemahan.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun tercatat tak bergerak di level 6,120%. Pergerakan yield yang datar ini mencerminkan sikap wait and see pelaku pasar menjelang libur akhir tahun.

Sebagai catatan, penurunan imbal hasil obligasi menandakan meningkatnya minat investor untuk memburu SBN, sementara kenaikan yield mencerminkan aksi jual di pasar obligasi.



Saham-saham Wall Street melemah pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Bursa melemahh dipicu oleh tekanan di sektor teknologi, setelah indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru pada pekan lalu.

Indeks S&P 500 turun 0,35% dan ditutup di level 6.905,74, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,50% ke posisi 23.474,35. Dow Jones Industrial Average merosot 249,04 poin atau 0,51%, dan berakhir di 48.461,93.

Perdagangan saham bertema kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mendapat tekanan dalam sesi tersebut.

Saham Nvidia turun lebih dari 1%, memangkas sebagian kenaikan lebih dari 5% yang dicatatkan pada pekan lalu. Palantir Technologies dan Meta Platforms juga mengalami penurunan, begitu pula Oracle.

"Dengan kalender data ekonomi yang relatif sepi pekan ini, momentum internal pasar kemungkinan akan menjadi cerita utama," ujar Chris Larkin, Head of Trading and Investing di E-Trade dari Morgan Stanley, dikutip dari CNBC.

Dia menambahkan jika saham ingin menutup tahun ini dengan kenaikan dua digit yang kuat, sektor teknologi kemungkinan harus kembali menjadi penopang utama.

Tahun 2025 menjadi tahun yang sangat positif bagi Wall Street. Indeks acuan S&P 500 telah naik lebih dari 17% sepanjang tahun ini. Dow Jones menguat sekitar 14%, menempatkannya pada jalur kinerja tahunan terbaik sejak 2021. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatatkan kinerja paling unggul dengan kenaikan lebih dari 21% secara year-to-date.

Wall Street juga tengah memasuki periode Santa Claus rally, yakni fase yang secara historis cenderung positif bagi pasar saham.

Sejak 1950, S&P 500 rata-rata mencatatkan kenaikan lebih dari 1% pada periode lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun hingga dua hari perdagangan pertama di tahun berikutnya, menurut Stock Trader's Almanac.

Kalender data ekonomi pekan ini relatif sepi. Namun, investor masih akan mendapatkan satu petunjuk tambahan terkait arah kebijakan Federal Reserve menjelang 2026. Risalah (minutes) rapat bank sentral AS bulan Desember dijadwalkan rilis pada Selasa pukul 14.00 waktu setempat (ET).

Pasar saham Tanah Air memasuki hari terakhir perdagangan tahun 2025 pada hari ini, Selasa (30/12/2025). Meski minim rilis data ekonomi dalam negeri yang signifikan, pergerakan pasar tetap dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eksternal yang menjadi perhatian pelaku pasar.

Salah satu sentimen utama datang dari rilis risalah pertemuan bank sentral Jepang(BoJ) yang dinanti untuk membaca arah kebijakan suku bunga Jepang ke depan, menyusul keputusan bank sentral tersebut menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember.

Langkah BOJ ini memicu kekhawatiran pasar, terutama terkait potensi pembalikan aktivitas carry trade yang selama ini mengalir ke aset berisiko global. Meningkatnya biaya pinjaman di Jepang berpotensi mendorong arus dana kembali ke negeri Sakura dan menekan pasar keuangan global.

Berikut rangkuman sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan hari ini:

Perdagangan Bursa Saham Terakhir Tahun 2025

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (30/12/2025), menjadi perdagangan terakhir sepanjang tahun 2025. Setelah penutupan hari ini, aktivitas bursa akan kembali dibuka pada Jumat (2/1/2026) untuk mengawali perdagangan di tahun baru.

Penutupan perdagangan BEI tahun 2025 akan diresmikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Seremoni penutupan dijadwalkan berlangsung di Main Hall BEI, Jakarta, pada pukul 15.00-16.30 WIB. Acara tersebut akan dihadiri oleh jajaran Dewan Komisioner OJK, pimpinan Self Regulatory Organization (SRO), serta manajemen BEI.

Sementara itu, perdagangan perdana BEI tahun 2026 dijadwalkan akan dibuka pada Jumat (2/1/2026) dan akan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Pembukaan perdagangan awal tahun tersebut juga akan digelar di Main Hall BEI, Jakarta.

Dalam agenda pembukaan tersebut, Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato arahan kepada pelaku pasar modal. Presiden akan didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, Menteri Keuangan, serta Direktur Utama BEI dalam seremoni pembukaan perdagangan tahun 2026.

Sebagai catatan, pada pembukaan perdagangan BEI tahun 2025 yang berlangsung pada Jumat (2/1/2025), Presiden Prabowo Subianto semula direncanakan hadir. Namun, berdasarkan undangan resmi BEI yang direvisi, pembukaan perdagangan kala itu diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Berdasarkan rilis data statistik harian terakhir pada Senin (29/12/2025) yang di keluarkan oleh BEI, berikut ini adalah rata-rata pergerakan harian IHSG. 

Risalah Pertemuan Bank of Japan: Sinyal Kenaikan Suku Bunga Berlanjut

Risalah pertemuan Bank of Japan (BOJ) yang dirilis hari ini menguatkan persepsi bahwa kebijakan moneter Jepang masih sangat longgar, bahkan setelah bank sentral tersebut menaikkan suku bunga acuannya ke level 0,75% pada pertemuan 18-19 Desember 2025.

Dalam risalah tersebut, sejumlah anggota dewan BOJ menilai suku bunga riil Jepang masih berada di level terendah dibandingkan negara lain, sehingga ruang pengetatan kebijakan dinilai masih terbuka.

"Suku bunga kebijakan riil Jepang sejauh ini masih yang terendah di dunia. Oleh karena itu, sudah tepat bagi bank sentral untuk menyesuaikan tingkat akomodasi moneter," ujar salah satu dari sembilan anggota dewan BOJ.

Pada pertemuan tersebut, BOJ menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam hampir 30 tahun atau sejak 1995.

Risalah ini menjadi perhatian pasar global karena memberikan petunjuk mengenai seberapa cepat BOJ akan melanjutkan kenaikan suku bunga berikutnya. Salah satu anggota menyebut penyesuaian kebijakan sebaiknya dilakukan dengan interval beberapa bulan, sejalan dengan ekspektasi rata-rata pelaku pasar.

Survei ekonom menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga berikutnya diperkirakan terjadi sekitar enam bulan ke depan, dengan tingkat suku bunga terminal siklus ini diproyeksikan berada di kisaran 1,25%. Bahkan, mantan pejabat BOJ memperkirakan suku bunga bisa naik hingga 1,50% pada awal 2027.

Risalah tersebut juga menegaskan bahwa BOJ belum mencapai level suku bunga netral. Seorang anggota menyatakan masih terdapat jarak yang cukup jauh menuju suku bunga netral, sementara anggota lain menekankan sulitnya menentukan level tersebut secara pasti.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda sebelumnya menyatakan bahwa suku bunga netral berada dalam rentang luas antara 1% hingga 2,5%, sehingga kebijakan perlu dijalankan secara fleksibel dan berbasis data.

Dari sisi fundamental, beberapa anggota dewan menilai mekanisme kenaikan upah dan harga semakin menguat, seiring meningkatnya probabilitas tercapainya proyeksi ekonomi BOJ. Selain itu, dampak tarif Amerika Serikat terhadap ekonomi global dinilai tidak lagi menjadi risiko luar biasa, berbeda dengan kekhawatiran yang sempat membuat BOJ menahan pengetatan di awal tahun.

Risalah ini juga menyinggung kekhawatiran terhadap pelemahan yen. Meski yen hanya disebut secara eksplisit satu kali, dampak pergerakan nilai tukar dibahas berulang kali dalam diskusi.

Dari sisi lain, risalah menunjukkan bahwa pemerintah Jepang tidak menentang langkah kenaikan suku bunga BOJ, meski tetap menyampaikan kehati-hatian terhadap dampaknya pada investasi dan laba korporasi. Pasar menilai biaya politik dari inflasi dan pelemahan yen menjadi faktor yang membatasi resistensi terhadap normalisasi kebijakan moneter Jepang.

Bagi pasar global, risalah ini memperkuat pandangan bahwa siklus normalisasi kebijakan BOJ masih berlanjut, yang berpotensi memengaruhi arus modal global, pergerakan yen, serta strategi carry trade di berbagai pasar keuangan, termasuk emerging markets.

Merger BUMN Karya Ditargetkan Rampung Kuartal I-2026

Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf menegaskan bahwa proses penggabungan sejumlah BUMN karya ditargetkan rampung pada kuartal I-2026. Kepastian tersebut disampaikan Aminuddin saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (29/12/2025).

Aminuddin menjelaskan bahwa penggabungan akan dilakukan secara serempak, dengan pemetaan perusahaan yang akan digabung telah ditetapkan. Namun, ia enggan membeberkan detail skema merger karena sejumlah BUMN karya yang terlibat merupakan perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Sebelumnya, BPI Danantara menyampaikan bahwa rencana penggabungan terhadap tujuh perusahaan BUMN, khususnya sektor karya, yang semula ditargetkan selesai pada 2025, diundur ke 2026. Chief Executive Officer Danantara, Dony Oskaria, menyebut proses konsolidasi tidak dapat diselesaikan tahun ini.

Menurut Dony, penundaan tersebut dipicu oleh kompleksitas permasalahan keuangan yang dihadapi BUMN karya, termasuk beban utang yang cukup besar. Oleh karena itu, proses restrukturisasi keuangan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum penggabungan dapat direalisasikan.

Selain restrukturisasi utang, Danantara juga akan melakukan evaluasi ulang terhadap nilai aset BUMN karya, termasuk penyesuaian nilai buku dan pencatatan impairment. Seluruh proses tersebut harus dijalankan secara transparan mengingat status perusahaan-perusahaan tersebut sebagai emiten publik.

Setelah restrukturisasi dan evaluasi aset rampung, pemerintah bersama Danantara akan menentukan skenario merger terbaik untuk memastikan penggabungan BUMN karya dapat berjalan secara berkelanjutan dan memperkuat kinerja perusahaan ke depan.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini: 

  • Konferensi pers Kementerian Perindustrian dengan agenda rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Bulan Desember 2025 di Ruang Nuri Lantai 2, Gedung Kemenperin, Kota Jakarta Selatan.
  • Konferensi pers "Capaian Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan Tahun 2025 (Part 5)" pada unit kerja Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari IV, Kota Jakarta Pusat.
  • Penutupan Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025 yang rencananya diresmikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Main Hall BEI, Gedung BEI, Kota Jakarta Selatan. 
  • Penjualan ritel Korea Selatan
  • Redbook Amerika Serikat
  • Indeks harga rumah AS

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

-          Rencana RUPS : POLA, COIN, LABS

-          Pembayaran dividen Interim : UNVR

-          Ex Dividen Interim : BBRI, ADRO

 

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 



Most Popular
Features