MARKET DATA
Newsletter

Jelang Natal, Investor Tak Tenang: Jakarta Siapkan Pengumuman Penting

mae,  CNBC Indonesia
24 December 2025 06:27
wall street
Foto: Reuters

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, kompak menguat pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Bursa menguat seiring saham-saham bertema kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kembali mengungguli pasar di tengah pekan perdagangan yang dipersingkat oleh libur.

Indeks S&P 500 naik 0,46% dan ditutup di level rekor 6.909,79. Indeks hanya terpaut tipis dari rekor tertinggi intraday sepanjang masa di 6.920,34.

Indeks Nasdaq Composite menguat 0,57% dan berakhir di posisi 23.561,84. Kenaikan saham raksasa teknologi seperti Nvidia dan Broadcom yang masing-masing melonjak sekitar 3% dan lebih dari 2% menjadi penopang utama penguatan indeks ini. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menanjak 79,73 poin atau 0,16% dan ditutup di level 48.442,41.

Pelaku pasar tetap bertaruh bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya tahun depan, meskipun data ekonomi terbaru yang dirilis jauh melampaui ekspektasi.

 Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa ekonomi Amerika Serikat tumbuh pada laju 4,3% pada kuartal ketiga, jauh lebih tinggi dibandingkan estimasi 3,2% yang diproyeksikan para ekonom dalam survei Dow Jones.

Laporan ini sempat tertunda dari jadwal rilis awal pada 30 Oktober akibat shutdown AS.

Data ini sempat mengejutkan investor karena memunculkan persepsi bahwa peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada awal 2026 menjadi lebih kecil. Saham-saham sempat dibuka melemah, namun kemudian berhasil pulih.

Meski demikian, pelaku pasar di kontrak berjangka Fed funds masih memperhitungkan dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun depan.

"Kita mungkin belum akan melihat pasar menghapus ekspektasi dua kali pemangkasan suku bunga itu dalam waktu dekat," ujar Eric Sterner, Chief Investment Officer di Apollon Wealth Management, kepada CNBC International.

 "Peluang pemangkasan suku bunga di awal tahun mungkin lebih rendah, tetapi kita akan segera mengetahui siapa nominasi Donald Trump untuk ketua The Fed yang baru, dan hampir pasti sosoknya akan lebih dovish dibandingkan Powell." Imbuhnya.

 

(mae/mae)


Most Popular
Features