MARKET DATA

Sejarah Dunia! Harga Emas Tembus US$ 4.400, Lima Faktor Ini Jadi Kunci

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia
23 December 2025 06:50
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dan perak kompak mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah. Aliran dana yang terus meningkat ke aset safe haven berhasil menjadi pendorong dua logam tersebut.

Pada perdagangan  Senin (22/12/2025), harga emas dunia naik 2,48% di level US$4.445,39 per troy ons. Penutupan perdagangan ini memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara pada perdangan intraday, harga emas sempat menyentuh level US$4.448,89 per troy ons.

Pada perdagangan hari ini Selasa (23/12/2025) hingga pukul 06.30 WIB WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,29% di posisi US$4.458,53 per troy ons.

Harga emas terus melonjak karena ditopang lima faktor. Di antaranya ketegangan AS-Venezuela, melemahnya dolar AS, proyeksi pemangkasan suku bunga, pasar ETF dan pembelian bank sentral.

Harga emas melonjak lebih dari 2% ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin, didorong oleh aliran dana ke aset safe-haven seiring meningkatnya ketegangan AS-Venezuela, sementara perak juga menyentuh level tertinggi sepanjang masa.

"Dukungan dalam jangka pendek berasal dari meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Venezuela, harga emas telah berada tepat di bawah rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir, jadi ini terlihat seperti terobosan momentum sederhana ke atas setelah konsolidasi bullish baru-baru ini, di pasar liburan dengan volume yang lebih rendah," ujar seorang analis di Nemo.Money.

"Target yang jelas bagi para pendukung emas adalah US$5.000 per troy ons tahun depan." imbuhnya.

Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan blockade terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang masuk dan keluar Venezuela.

Dalam berita lain yang dianggap mendukung emas, Trump dapat menunjuk Ketua The Fed baru pada awal Januari, menggantikan Jerome Powell, yang akan pensiun pada pertengahan 2026.

Pasar mengamati dengan cermat di tengah ekspektasi bahwa ketua baru tersebut mungkin selaras dengan dorongan Trump untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Emas sebagai aset safe-haven cenderung berkembang selama periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Harga emas telah melonjak lebih dari 69% tahun ini, kenaikan tahunan terbesar sejak 1979, didorong oleh pembelian kuat bank sentral, aliran dana ke aset aman, dan suku bunga yang lebih rendah.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) jatuh tersungkur terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat logam mulia yang dihargai dolar lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri.

Pada perdagangan Senin (22/12/2025), indeks dolar AS (DXY) turun 0,33% di level 98,28. Kejatuhan ini mematahkan tren penguatan DXY selama tiga hari beruntun.

PENDORONG GEOPOLITIK DAN MAKRO

Harga logam mulia telah mencapai beberapa rekor tertinggi tahun ini, didukung oleh pemotongan suku bunga AS dan dolar yang lebih lemah. Para analis memperkirakan kenaikan lebih lanjut hingga tahun depan, dengan Goldman Sachs memperkirakan harga emas mencapai US$4.900 per troy ons pada Desember 2026.

Dolar AS telah merosot 9% pada tahun 2025, menempatkannya pada jalur untuk tahun terburuknya dalam delapan tahun terakhir. Banyak investor memperkirakan penurunan mata uang ini akan berlanjut pada tahun 2026 seiring dengan meningkatnya pertumbuhan global dan pelonggaran kebijakan The Federal Reserve lebih lanjut.

"Taruhan penurunan suku bunga telah meningkat setelah data inflasi dan tenaga kerja terbaru di AS yang membantu mendorong permintaan logam mulia," menurut Zain Vawda, analis di MarketPulse by OANDA.

Permintaan aset aman juga diperkirakan akan tetap kuat di tengah ketegangan di Timur Tengah, ketidakpastian mengenai kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina, dan baru-baru ini tindakan AS terhadap kapal tanker Venezuela.

ARUS MASUK ETF DAN PEMBELIAN BANK SENTRAL

Permintaan bank sentral terhadap emas telah meningkat selama empat tahun dan kemungkinan akan berlanjut hingga tahun 2026, seiring dengan permintaan investasi yang kuat, menurut para analis.

Bank sentral berada di jalur yang tepat untuk membeli 850 ton emas pada tahun 2025, turun dari 1.089 ton pada tahun 2024, menurut Philip Newman, direktur pelaksana di perusahaan konsultan Metals Focus. "Angka tersebut masih sangat sehat dalam hal absolut," tambahnya.

Dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas fisik berada di jalur untuk arus masuk terbesar sejak tahun 2020, menarik US$82 miliar, setara dengan 749 ton, sejauh tahun ini, menurut World Gold Council.

Permintaan perhiasan berada di bawah tekanan karena harga yang tinggi, sebagian diimbangi oleh investasi ritel yang kuat pada batangan dan koin emas. Konsumsi perhiasan di India turun 26% secara tahunan menjadi 291 ton pada Januari-September, dengan kuartal keempat juga terlihat lemah, kata Metals Focus, menambahkan bahwa pelemahan ini akan berlanjut hingga tahun 2026.

Investasi ritel dalam batangan dan koin di India naik 13% menjadi 198 ton pada periode yang sama, didorong oleh harga rekor dan ekspektasi bullish, menurut Metals Focus.

Di sisi lain, harga perak lagi-lagi menembus level tertinggi sepanjang sejarah.

Harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Senin (22/12/2025), naik 2,65% di level US$68,91 per troy ons. Pada perdagangan intraday, harga perak sempat menyentuh level tertinggi di US$69,44 per troy ons.

Sementara pada perdagangan hari ini Selasa (23/12/2025) hingga pukul 06.09 WIB, harga perak di pasar spot menguat 0,23% di level US$69,07 per troy ons.

Harga perak telah naik lebih dari 136% sepanjang tahun ini.

Faktor pendorong di balik kenaikan harga perak baru-baru ini berpusat pada defisit pasokan-permintaan yang terus-menerus dan permintaan impor yang meningkat di India selama periode perayaan, menurut para ahli strategi Macquarie, menambahkan bahwa mereka memperkirakan harga perak rata-rata US$57 per troy ons pada tahun 2026.

Sementara itu, arus masuk produk perak yang diperdagangkan di bursa (ETP) telah melampaui 4.000 ton, menurut analis Standard Chartered, Suki Cooper.

"Momentum dan fundamental mendukung kenaikan lebih lanjut, meskipun posisi yang terlalu tegang dan likuiditas akhir tahun yang rendah dapat menyebabkan volatilitas, dengan para pedagang membeli saat harga turun sementara imbal hasil riil tetap rendah dan pasokan fisik ketat," ujar analis Mitsubishi.

Menurut analis, perak secara teknis sudah mengalami overbought (harga sudah terlalu tinggi), karena sekarang hanya dibutuhkan 64 ons perak untuk membeli satu ons emas (XAU-XAG), turun dari 105 ons pada bulan April.

"Pasti akan ada orang yang memperdagangkan rasio emas-perak, tetapi selain itu, ketika suasana yang penuh gejolak ini mereda, mereka akan memisahkan diri dan perak hampir pasti akan menjadi aset yang berkinerja buruk," ujar analis StoneX, Rhona O'Connell.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]



Most Popular
Features