MARKET DATA

The Fed Pangkas Suku Bunga, Bitcoin Cs Ditinggal Kabur Investor

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
11 December 2025 09:56
Ilustrasi Bitcoin. (IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: Ilustrasi Bitcoin. (IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar aset kripto mengalami tekanan koreksi yang cukup signifikan pada perdagangan Kamis (11/12/2025). Keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ternyata tidak menjadi katalis instan bagi kenaikan harga aset berisiko.

Alih-alih menyambut era likuiditas yang lebih longgar dengan reli kenaikan, pasar justru merespons dengan fenomena klasik di dunia investasi yaitu "Sell on News".

Kenaikan harga yang terjadi secara bertahap dalam sepekan terakhir tampaknya sudah mencerminkan (priced-in) ekspektasi investor terhadap pemangkasan ini. Akibatnya, ketika pengumuman resmi dirilis, momentum beli mereda dan digantikan oleh aksi realisasi keuntungan oleh para pelaku pasar.

Bitcoin Menguji Support Kunci

Mengutip data pasar terkini, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC), mencatatkan penurunan sebesar -2,56% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran level US$90.151,58.

Posisi harga ini dinilai cukup krusial oleh para analis teknikal. Level US$90.000 bukan hanya sekadar angka psikologis, tetapi juga bertindak sebagai benteng pertahanan (support) jangka pendek.

Kegagalan untuk bertahan di atas area ini dapat memicu tekanan jual lanjutan menuju level US$87.000. Namun, jika Bitcoin mampu berkonsolidasi di area ini, peluang untuk kembali ke tren positif masih terbuka lebar.

Altcoin Tertekan Lebih Dalam

Koreksi yang terjadi pada Bitcoin memberikan dampak rambatan (spillover effect) yang lebih besar pada pasar aset alternatif (Altcoin). Karena sifat volatilitasnya yang lebih tinggi, Altcoin cenderung mengalami penurunan persentase yang lebih besar ketika harga Bitcoin memburuk.

Ethereum (ETH), sebagai pemimpin Altcoin, terkoreksi -2,65% ke level $3.221,65, menghapus sebagian keuntungan yang diperoleh awal pekan ini. Penurunan yang lebih tajam terlihat pada aset-aset spekulatif lainnya.

Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE), yang sebelumnya memimpin reli, kini menjadi pemberat indeks dengan penurunan masing-masing sebesar -5,88% dan -5,42%. Solana (SOL) pun tak luput dari tekanan, terkoreksi -4,67% ke level US$131,54.

Di tengah lautan merah, Hyperliquid (HYPE) menjadi satu-satunya aset dalam daftar pantauan utama yang mencatatkan kinerja positif tipis sebesar +0,93%.

Kendati demikian, kenaikan ini perlu disikapi dengan hati-hati mengingat aset tersebut telah mengalami depresiasi mingguan yang masif hingga -20,81%. Pergerakan ini kemungkinan besar merupakan pantulan teknikal sesaat.

Mengapa Pasar Merespons Negatif?

Secara teori ekonomi makro, penurunan suku bunga seharusnya positif bagi aset berisiko seperti kripto karena menurunkan biaya pinjaman dan melemahkan Dolar AS. Namun, respons negatif pasar hari ini didorong oleh dua faktor fundamental:

  1. Faktor Teknis & Likuiditas: Pasar telah bergerak mendahului berita (front-running). "Bahan bakar" pembelian telah habis digunakan sebelum pengumuman resmi keluar. Ketika tidak ada lagi pembeli baru yang masuk saat berita dirilis, harga secara alami akan terkoreksi karena aksi jual dominan.

  2. Kewaspadaan Ekonomi: Investor institusi masih mencermati narasi di balik pemangkasan bunga ini. Apakah The Fed memangkas bunga karena inflasi sudah terkendali (skenario Soft Landing yang positif), atau karena mereka melihat tanda-tanda perlambatan ekonomi yang mengkhawatirkan (skenario Resesi)? Ketidakpastian ini membuat investor memilih mode defensif sehingga mengamankan uangnya di stablecoins dan juga US Treasury.

Untuk saat ini, pasar kripto sedang mencari keseimbangan baru. Volatilitas diprediksi masih akan tinggi hingga akhir pekan seiring pasar mencerna implikasi jangka panjang dari kebijakan moneter terbaru ini.

Terdapat potensi beranjak naik dengan QE yang mulai dilaksanakan sejak awal Desember kemarin namun 4 year cycle theory masih tetap in play pada perdagangan kripto hari ini dan berpotensi tetap turun hingga tahun 2026.

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls)



Most Popular